250 Ekor Tikus Dibakar Dalam Upacara Ngaben Bikul di Badung, Ini Maknanya Secara Niskala
Suka menjelaskan, pengabenan kali ini dilakukan secara simbolis, yakni mengaben bikul dengan jenis kelamin betina dan jantan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Eviera Paramita Sandi
Sebelum melaksanakan upacara pengabenan, sehari sebelumya atau pada Rabu (18/11/2020) dilaksanakan prosesi ngeringkes.
Upacara ngaben sendiri dilaksanakan sejak pukul. 09.00 Wita, diawali dengan mebumi sudha, ngaskara, pengabenan, nganyut dan sembahyang bersama.
"Setelah itu barulah tirta dibagikan kepada krama untuk dipercikkan ke masing-masing subak abian di Badung,"ujarnya.
Suka menjelaskan, ngaben bikul yang dilaksanakan di Sasih Kenem ini sangat istimewa.
Selain digelar di tengah pandemi Covid-19, upacara ini juga baru pertama kalinya digelar di Badung untuk subak yeh dan subak abian.
"Terakhir sempat dilaksanakan di tahun 2009 namun, hanya dilakukan oleh subak yeh. Ini baru pertama kali dilaksanakan secara gabungan," terangnya, seraya berharap agar upacara semacam ini rutin bisa dilaksanakan.
Kegiatan yang bertujuan mengusir hama dan penolak bala ini, lanjut Suka, dilaksanakan oleh krama subak.
Namun, karena situasi Covid-19, subak diminta untuk membagi diri, yang diwakili oleh masing-masing pasedahan.
Satu subak hanya diwakili oleh dua orang.
"Kegiatan ini kami laksanakan berdasarkan paruman subak," jelasnya.
Jumlah subak yang mengikuti upacara tersebut yakni, subak yeh 124, dan subak abian sebanyak 99.
(Komang Agus Aryanta)