Bagaimana Pendapatmu Tentang Sifat Burung Merak dalam Dongeng Ini? Jawaban TVRI Kelas 1-3 SD

Bagaimana pendapatmu tentang sifat burung merak dalam dongeng berjudul "Tidak Boleh Malas" ini? Jawaban TVRI Kelas 1-3 SD hari ini.

Editor: Widyartha Suryawan
Tribunnews
Belajar dari Rumah TVRI - 

TRIBUN-BALI.COM - Bagaimana pendapatmu tentang sifat burung merak dalam dongeng berjudul "Tidak Boleh Malas" ini?

Pertanyaan di atas adalah salah satu soal yang harus dijawab oleh siswa kelas 1-3 SD hari ini.

Rabu 25 November 2020, Belajar dari Rumah TVRI kembali hadir dengan sejumlah tayangan edukasi  untuk menemani para siswa selama di rumah.

Hari ini, siswa kelas 1-3 SD akan belajar melalui tayangan Cerita Ibu Diva.

Setelah menyaksikan tayangan tersebut, siswa diharapkan mampu (1) Menyimak informasi dalam teks lisan sederhana, (2) Mengekspresikan pandangan dan opini, (3) Menggunakan konteks kosa kata yang familiar terkait dengan pengalaman sehari-hari.

Nah, sekarang kita akan membahas soal dan jawaban dari tayangan tersebut.

Soal 1
Bagaimana pendapatmu tentang sifat burung merak dalam dongeng berjudul "Tidak Boleh Malas" ini?

Jawaban:
Pendapat saya tentang sifat burung merak dalam dongeng berjudul "Tidak Boleh Malas" ini tidak boleh dituruti.

Karena sifat buruk burung merak memanfaatkan hewan lain untuk kepentingannya sendiri.

Karena tidak ingin mendapatkan makanan tanpa kelelahan dan kepanasan serta bulunya rusak, merak malah memanfaatkan kerbau dan kura-kura.

Seperti ketika melihat kerbau dan kura-kura makan bersama, merak berpura-pura jatuh agar dapat ditolong dan dijaga kedua temannya itu.

Sehingga kerbau dan kura-kura mau saja mencarikan makanan untuk Merak. Merak semakin menjadi-jadi memanfaatkan kerbau dan kura-kura. Namun ketika kebohongan merak terbongkar oleh kura-kura dan kerbau saat ia malah bisa terbang seperti biasa.

Hingga kemudian merak tanpa sengaja tertimpa pohon sungguhan sehingga sayapnya patah dan saat ia meminta pertolongan Kerbau dan kura-kura tak lagi mempercayainya.

Kini merak harus mandiri dan tidak boleh memanfaatkan orang lain. Kini dengan sayap yang hanya berfungsi satu, merak harus bersusah payah mencari makan sendiri.

Soal 2
Mengapa kita tidak boleh menjadi orang yang suka membual atau omong kosong?

Jawaban:

Kita tidak boleh menjadi orang yang suka membual atau omong kosong karena orang yang suka membual atau banyak omong kosong maka ia suka berbicara bohong. 

Banyak membual juga menjadikan orang sombong.  Jika sudah begitu maka kita sulit untuk dipercaya orang lain.

Soal 3
Berilah contoh perbuatan serakah dalam kehidupan sehari-hari yang tidak boleh dilakukan!

Jawaban:

Contoh perbuatan serakah dalam kehidupan sehari-hari yang tidak boleh dilakukan diantaranya:

*Di sekolah
- Tidak suka menolong teman atau orang lain
- Mementingkan diri sendiri
- Tidak membagikan makanan dan minuman ketika orang lain tidak membawa makanan ataupun minuman

*Di masyarakat
- Serakah dalam berpendapat dalam musyawarah
- Serakah dalam sumbangan yang diberikan

*Di rumah
- Menghabiskan makanan sendirian di rumah
-Tidak berbagi makanan dengan kakak dan adik

*Disclaimer: Kunci jawaban soal ini hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.

Demikianlah pembahasan soal dan jawaban materi kelas 1-3 SD hari ini.

Selain tayangan tersebut, TVRI juga menghadirkan berbagai tayangan edukasi untuk jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA.

Berikut adalah jadwal lengkap program Belajar dari Rumah TVRI edisi Rabu 25 November 2020:

- 08.00 - 08.30 WIB: PAUD & Sederajat: Cita-cita

- 08.30 - 09.00 WIB: SD Kelas 1-3: Cerita Ibu Diva

- 09.00 - 09.30 WIB: SD Kelas 4-6: Teks Non Fiksi

- 09.30 - 10.00 WIB: SMP sederajat: Guru Qolbu

- 10.00 - 10.05 WIB: Bahasa Inggris: Tidak Bisa Dipercaya!

- 10.05 - 10.30 WIB: SMA sederajat: Amerikuy! Robinson Sinurat

- 10.30 - 11.00 WIB: Keluarga Indonesia Parenting: Memakai Barang di Rumah untuk Belajar

- 21.30 - 23.30 WIB: Pekan Kebudayaan Nasional: Toba Tari Ritual Patung Kayu

Sekilas Belajar dari Rumah
Seperti diketahui, program Belajar dari Rumah diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah di masa pandemik Covid-19.
Program ini mulai diterapkan pada 13 April 2020.

Program ini dibuat untuk memastikan bahwa dalam kondisi darurat seperti sekarang ini masyarakat masih bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan pembelajaran di rumah, salah satunya melalui media televisi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengajak seluruh insan pendidikan di tanah air mengambil hikmah dan pembelajaran dari krisis Covid-19.

Hal itu dia sampaikan dalam pidatonya yang disiarkan secara daring pada 2 Mei 2020.

"Timbulnya empati, timbulnya solidaritas ditengah masyarakat kita pada saat pandemi Covid – 19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan hanya di masa krisis ini, tetapi juga disaat krisis ini telah berlalu," kata Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya.

"Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan dan bangsa yang lebih baik di masa depan," lanjutnya.

Dilansir dari laman Kemdikbud RI, pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.

Selain itu, tujuan lain program ini adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved