POTRET - Menelusuri Jalan Poppies Kuta, Meski Bak Kota Mati Toko Hingga Bar Mulai Buka

TRIBUN-BALI.COM, KUTA - Sebelum pandemi Covid-19, Poppies tak pernah sepi. Meski bak kota mati, kini artshop, bar, dan resto di kawasan ini mulai dibuka. Mereka mencoba bangkit setelah terkoyak oleh pandemi...

Kuta adalah salah satu pusat pariwisata Pulau Dewata. Segala fasilitas yang dapat memanjakan wisatawan ada di kawasan Badung selatan.

Pantai yang indah nan eksotis, mall yang menjual brand-brand ternama, sovenir khas Bali hingga pusat hiburan malam ada di sana.

Salah satu tempat favorit wisatawan domestik maupun mancanegara  adalah Jalan Poppies atau dikenal dengan Poppies Lane, Kuta.

Jalan yang menghubungkan jalan legian dan jalan pantai Kuta ini dipenuhi dengan deretan restoran, penginapan, toko sovenir, cafe hingga bar. 

Baca juga: Hanya Ditopang Wisatawan Domestik, Tingkat Hunian Hotel di Bali Baru 20 Persen

Sebelum pandemi Covid-19, kawasan Poppies tak pernah sepi, termasuk malam hari. 

Lebar jalan yang tidak terlalu besar juga sering membuat macet kawasan ini.

Lalu lalang turis yang berjalan kaki kerap berpapasan dengan pengendara motor. Bahkan tak jarang, kendaraan roda empat memaksa melalui jalanan sempit ini. 

Namun itu dulu.

Masa pandemi seperti sekarang, kawasan yang dijuluki sebagai 'Kampung Turis' itu bak kota mati.

Deretan toko, resto, cafe dan bar masih banyak yang tutup saat pandemi sudah berlangsung sekitar 9 bulan.

Seperti saat Tribun Bali menelusuri lorong-lorong Popies, hanya terlihat kawanan anjing yang mencari makan. 

Nama jalan yang pernah dijadikan judul lagu grup band Slank ini jelas sangat terdampak dan terkoyak oleh pandemi Covid-19.

Terlebih lagi, hampir 90 persen Badung selatan bertumpu pada sektor pariwisata. 

Saat pemerintah Bali menerapkan new normal, ada secercah harapan pagi para pelaku wisata.

Baca juga: Bali Disiapkan Sebagai Wisata Medis, Erick Thohir Sebut Akan Kerjasama dengan Perusahaan Jepang

Salah satu pengelola, l Gede Mertayasa mengatakan mencoba membuka kembali Bar and Resto-nya.

Ia berharap masih ada kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara di tengah pandemi seperti ini. 

"Sebetulnya kita coba buka lagi, karena juga sudah memasuki new normal. Untuk saat ini buka mulai jam 12 siang hingga 9 malam," ungkapnya, Sabtu (28/11/2020). 

Ia menuturkan, waktu operasional Bar and Resto-nya saat ini fleksibel dan melihat perkembangan situasi yang ada. 

"Jam operasional kita lihat situasi kalau ada tamu ingin stay lama, kita bisa overtime lebih lama waktunya.  Kita masalah jam operasional fleksibel," imbuhnya. 

Lain halnya dengan penjual sovenir dan cinderamata khas Bali, Kadek Lastri.

Lastri mengatakan, artshop miliknya baru dibuka kembali 2 hari yang lalu. 

"Sejak Maret tutup.  Dua hari kemarin baru buka kembali," ucapnya sembari merapikan daganganya. 

Ia menyadari kunjungan wisatawan di Bali masih terlihat sepi. Namun, ia nekat membuka lapaknya untuk tetap berjualan. 

"Di Bali kan sudah new normal tapi masih sepi kunjungan. Walaupun begitu daripada saya di rumah mending saya jualan sambil merapikan barang dagangan. Untung-untung kalau ada yang beli kan lumayan," imbuhnya. 

Ia berharap dipengunjung tahun kunjungan wisatawan ke Bali khususnya kawasan Popies kembali ramai. (*)