Gunung Semeru Semburkan Awan Panas, Sempat Terdengar Suara Gemuruh, Warga Diminta Mengungsi
Selasa dini hari (1/12/2020) tadi, Gunung Semeru mengeluarkan letusan awan panas. Suara gemuruh juga terdengar sebelum magma itu keluar.
Keduanya adalah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Baca juga: Gunung Ili Lewotolok NTT Meletus Pagi Tadi, Penjelasan PVMBG hingga Kepercayaan Warga tentang Erupsi
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, seluruh warga dari dua kecamatan itu akan dievakusi di Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.
"Kami jadikan satu biar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.
Sementara itu karena dikhawatirkan Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas, pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Tentang Gunung Semeru
Puncak Gunung Semeru, Mahameru, memiliki ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Hal ini membuatnya menyandang predikat puncak tertinggi di Pulau Jawa, sekaligus gunung berapi tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci (3805 mdpl) dan Rinjani (3726 mdpl).
Meski begitu, pendakian Gunung Semeru dari basecamp Ranu Pani tergolong ramah bagi pendaki hingga pos Kalimati.
Medan tidak begitu terjal, meskipun jarak yang ditempuh sejauh 18 kilometer.
Di Mahameru pula, aktivis Soe Hok Gie wafat akibat menghirup gas beracun, sehari jelang hari ulang tahunnya yang ke-27.
Selain itu, Gunung Semeru punya makna yang dalam bagi umat Hindu. Diyakini sebagai persemayaman para dewa, Semeru dipuja sebagaimana Gunung Agung di Bali.
Ini pula yang membuat sejumlah pohon dililiti kain putih-kuning dan pendaki dilarang mendirikan tenda di sana.
Menurut keyakinan Hindu, Semeru dibopong oleh Dewa Wisnu yang menjelma kura-kura raksasa dan Dewa Brahma yang menjelma ular raksasa guna membelit penggalan tersebut dari Jambudwipa (daratan sekitar India) guna menyeimbangkan Pulau Jawa yang terombang-ambing di lautan.
Namun, Pulau Jawa masih belum seimbang ketika Semeru telah menancap di sisi timur.
Sehingga, puncak Semeru dipotong lagi dan diletakkan pada sisi baratnya menjadi gunung yang dikenal sebagai Gunung Penanggungan.
Di Ranu Kumbolo juga terdapat sebongkah prasasti yang kerap tersampir kain putih dan kuning serta sesajian di depannya.