Status Siaga, BPPTKG Laporkan Gunung Merapi Alami 46 Kali Gempa Guguran
Hal senada juga diungkapkan Kepala BPPTKG Hanik Humaida yang dikutip via Antara, bahwa pada Selasa (1/12/2020) di Yogyakarta, selain gempa guguran,
Empat barak tersebut telah dirancang sesuai dengan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
"Sudah kita siapkan, barak-barak itu juga sudah kita sekat-sekat," ungkapnya.
Menurutnya, barak-barak tersebut disiapkan jika nantinya skala ancaman erupsi status Gunung Merapi diperluas.
Barak ini nantinya untuk tempat mengungsi warga masyarakat di Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Srunen.
"Apabila skala ancaman diperluas, tapi dimungkinkan tidak, tapi kita tetap antisipasi. Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen arah mengungsi kan tidak boleh melompati sungai, harus ke bawah jadi kita siapkan barak itu," tandasnya.
Namun jika skala ancaman tidak diperluas, lanjutnya, maka barak pengungsian di Glagaharjo ditambah barak pengungsian Gayam sudah cukup.
Saat ini status Gunung Merapi ditetapkan Level III (Siaga). Ancaman bahaya berada di radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehingga saat ini yang diungsikan adalah warga Kalitengah Lor yang masuk dalam kelompok rentan.
Hanya saja, jika nantinya status dinaikan dari Siaga menjadi Awas, maka wilayah yang berada di radius bahaya harus dikosongkan dari penduduk.
Maka dengan radius bahaya yang ditetapkan saat ini 5 Km dari puncak Gunung Merapi, yang mengungsi hanya warga Dusun Kalitengah Lor.
"Kan kalau (status Awas) daerah ancaman harus bersih (tidak ada warga). Kalau ancamanya tidak diperluas, di barak pengungsian Glagaharjo dan Gayam cukup untuk warga Kalitengah Lor," tegasnya.
(Ant/Kompas.com)