Infrastruktur Minim, Pemda Dinilai Tak Punya Kemauan Membangun Sumbawa

Permasalahan infrastruktur jalan menjadi salah satu penghambat kemajuan Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

zoom-inlihat foto Infrastruktur Minim, Pemda Dinilai Tak Punya Kemauan Membangun Sumbawa
Dok. Kementerian PUPR
Ilustrasi jalan

Kepala daerah, kata dia, karena hanya fokus penyerapan anggaran akhirnya berpikir melakukan kegiatan apa yang bisa habis sampai akhir tahun. "Mereka penyerapan anggarannya berapa persen hanya untuk mengerjakan itu. Enggak mampu selalu tidak sampai," katanya.

Dia juga mengakui infrastruktur yang lambat sangat menghambat laju perekonomian masyakarat. Padahal seharusnya, dana yang terbatas fokus infrastruktur yang benar-benar mampu menopang atau memberikan nilai tambah terhadap aktivitas ekonomi.

"Jelas itu kan butuh perencanaan yang matang, stepnya jelas dan multiyears. Persoalannya setiap anggaran-anggaran itu selalu potensial. Tetapi ya kembali lagi akhirnya birokrasi kita balik lagi ya fokus penyerapan anggaran," tuturnya.

Pembangunan infrastruktur dasar di Kabupaten Sumbawa saat ini melamban bahkan terkesan jalan di tempat. Infrastruktur dasar seperti jalan, instalasi air bersih bahkan infrastruktur yang menunjang kebutuhan listrik masih jauh dari harapan masyarakat. Jalan misalnya, masih banyak desa-desa terpencil yang belum menikmati jalan yang layak seperti di Kecamatan Batu Lanteh, Kecamatan Moyo Utara dan beberapa Kecamatan lainnya. Demikian juga instalasi air bersih, bahkan di dalam kota masih ada saja warga yang mengeluh tidak mendapat air bersih.

Listrik juga demikian, sekitar 44 dusun di Kabupaten Sumbawa belum menikmati aliran listrik dan hanya mengandalkan tenaga surya yang kapasitasnya sangat kecil.

Salah satu paslon peserta pilkada di wilayah ini; Jarot-Mokhlis mengamini berbagai keluhan masyarakat Sumbawa. Keduanya berkeinginan membangun infrastruktur konektivitas antara wilayah yang akan memperlancar akses masyarakat dari desa ke desa dan desa ke kota.

"Kami akan membangun infrastruktur konektiviti antara wilayah yaitu jalan-jalan penghubung dan pelabuhan. Efek domino dari sulitnya akses jalan akan menghambat pembangunan sarana dan prasarana, hal ini juga akan berdampak pada segala bidang contoh saja pendidikan, pertanian, perdagangan dan lain sebagainya," kata Jarot.

Selain jalan, Jarot-Mokhlis yang bernomor 5 ini akan membangun konektivitas atau infrastruktur pelabuhan penunjang pariwisata dan nelayan yang ada di sejumlah wilayah yang memiliki potensi besar seperti di Pulau Moyo dan spot-spot lainnya yang bisa dikembangkan. Seperti pulau Moyo, tambahnya, begitu banyak kapal pesiar yang datang tetapi tidak ada tempat untuk kapal itu menyandar atau bermalam sehingga dampak dari datangnya tamu itu tidak bisa dinikmati oleh masyarakat di sekitar. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved