Kelompok MIT Ali Kalora Kerap Turun ke Kampung Minta Makan, Dikejar Satgas Tinombala Lari ke Hutan
Beberapa penuturan dari yang tertangkap menyampaikan, kadang-kadang Satgas Tinombala lewat, jarak 10 meter, 20 meter
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Polri mengungkapkan, kondisi geografis menjadi salah satu kendala dalam pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Bahkan, dari keterangan anggota kelompok MIT yang tertangkap, hutan yang lebat membuat mereka mudah bersembunyi dari kejaran Satgas Tinombala.
Maka dari itu, aparat harus menyusuri berbagai jalan tikus di hutan.
"Beberapa penuturan dari yang tertangkap menyampaikan, kadang-kadang Satgas Tinombala lewat, jarak 10 meter, 20 meter, mereka tiarap sudah enggak ketahuan karena memang hutan lebat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Polisi Sebut Asal Usul Dana Jaringan Teroris JI, Satu di Antaranya Berasal dari Kotak Amal
Baca juga: Polri Ungkap Sumber Dana Organisasi Teroris Jamaah Islamiyah, Diantaranya dari Kotak Amal
Adapun baru-baru ini, kelompok MIT diduga menjadi pelaku pembunuhan sadis terhadap satu keluarga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020)..
Satgas Tinombala, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, anggota Brimob, serta prajurit TNI pun masih memburu anggota kelompok MIT yang tersisa 11 orang.
Polisi mengungkapkan, Ali Kalora dkk kerap turun ke kampung-kampung untuk meminta makanan agar dapat bertahan hidup.
Saat ini, kata Awi, kelompok itu sudah dalam kondisi terdesak karena kehabisan bekal.
Baca juga: Teroris Penerus Doktor Azhari Bangun Bunker Senjata di Lampung, Kedalaman Dua Meter
Baca juga: Panglima Kirim Pasukan Khusus TNI Buru Teroris MIT dan 100 Orang Pasukan Kejar Kelompok Ali Kalora
Maka dari itu, anggota kelompok MIT meneror masyarakat, meminta makanan, mencuri, atau merampok dengan kekerasan hingga pembunuhan.
"Selama ini beberapa hasil penyelidikan yang dikasih dalam artian dalam tekanan mereka (MIT) kasih (makanan), tidak dianiaya. Namun kemarin (di Sigi), karena ada perlawanan tidak diberi sehingga yang terjadi demikian," ucap Awi.
Polri pun telah merilis foto 11 anggota kelompok MIT yang masih diburu aparat.
Awi meminta masyarakat ikut memberi informasi untuk mempermudah pencarian.
"Berikan informasi sebanyak-banyaknya sehingga bisa mempersempit pergerakan karena ini luas wilayahnya di dalam hutan," tutur dia.
Baca juga: Petrus Golose Disebut Masuk Calon Kuat Kepala BNN, Rekam Jejaknya Pernah Tumpas Teroris Dr Azahari
Baca juga: Korban Terorisme Bom Bali I dan II Direncanakan Terima Kompensasi pada Desember Mendatang

Diberitakan sebelumnya, terjadi pembunuhan terhadap empat orang warga di Dusun Lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 10.30 Wita.
Menurut polisi, ditemukan empat jenazah yang tewas mengenaskan di tempat kejadian. Selain itu, ada tujuh rumah yang dibakar.