Hashim Kecewa Edhy Prabowo Ditahan KPK Saat Gerindra Terima Anugerah Partai Politik Terbersih

Hari itu, kata Hashim, Partai Gerindra mendapat anugerah sebagai partai politik yang paling transparan dan bersih.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribunnews/Herudin
Politisi Gerindra yang juga adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo bersama anaknya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan pengacara Hotman Paris menggelar konferensi pers terkait hak jawab atas kasus ekspor benih lobster (benur), di Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020). Pada kesempatan tersebut, Saraswati Djojohadikusumo membantah keterkaitan perusahaan yang dimilikinya dengan kasus suap ekspor benur yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo. 

TRIBUN-BALI.COM - Hashim Djojohadikusumo yang merupakan wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra,  ikut geram atas kasus korupsi yang menjerat kadernya, Edhy Prabowo.

Kekecewaannya ini semakin menumpuk lantaran hari dimana Edhy tertangkap KPK, Partai Gerindra justru mendapat kabar baik.

Pada Rabu (25/11/2020) setelah Edhy Prabowo tertangkap, Partai Gerindra mendapat penghargaan dari pemerintah yang diwakili, Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Hari itu, kata Hashim, Partai Gerindra mendapat anugerah sebagai partai politik yang paling transparan dan bersih.

Baca juga: Luhut Binsar Puji Edhy Prabowo Sebut Orang Baik Seperti Seorang Kesatria

Baca juga: Pengakuan Ali Ngabalin Terkait Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo Ada Isyarat di Sini Saja

"Ini yang saya sesalkan. Hari Rabu waktu Edhy Prabowo ditahan, ditangkap, hari itu Partai Gerindra dapat penghargaan dari pemerintah yang diwakili Wakil Presiden."

"Anugerah apa? Partai politik yang paling transparan dan paling bersih."

"Bapak bisa cek dengan kantor Wapres, kita dapat penghargaan," kata Adik kandung Prabowo Subianto itu.

Namun, sayangnya euforia kebahagiaan tersebut seakan tertutupi oleh penangkapan Edhy Prabowo terkait dugaan suap ekspor benih lobster.

Hashim pun menyayangkan berita penghargaan yang diterima Partai Gerindra itu tidak tersorot oleh publik.

"Sampai sekarang tidak disebut sama sekali. Kita sudah bertahun-tahun dapat. Anda bisa cek. ICW berikan penghargaan untuk Partai Gerindra."

"Kami yang paling bersih dan paling lengkap, transparan, sudah bertahun-tahun."

"Tapi dengan satu kejadian yang sangat-sangat kita sesalkan semua, kok bisa tidak diliput oleh media?" ujar Hashim dalam konferensi pers di kawasan Cafe Jetski, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).

Hashim curiga ada motif politik di balik dugaan korupsi izin ekspor benih lobster yang menjerat Edhy Prabowo.

Pasalnya, kasus tersebut juga menyeret namanya dan nama kakaknya, Prabowo Subianto.

Padahal, menurut Hashim, keluarganya maupun Prabowo tak ada kaitan dengan izin ekspor benih lobster.

"Saya merasa ada politik tertentu, untuk jatuhkan nama keluarga kami," kata Hashim.

Hashim juga merasa sangat dirugikan oleh tindakan yang dilakukan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Ia bahkan merasa menjadi korban atas pemberitaan yang kerap mengait-ngaitkan dirinya dan keluarga atas kasus yang menjerat Edhy tersebut.

"Kami merasa dikorbankan, kami merasa dizalimi, dan saya terus terang saja saya menduga ada motivasi politik tertentu," ujarnya.

Hashim mengaku dirinya telah berbisnis sejak lama dan mengklaim tak pernah berlaku curang.

Menurutnya, bisnis yang dirinya lakukan sepenuhnya bersih, mulai dari izin hingga ekspor-impor.

"Kami sudah lama berbisnis tidak pernah kami curang, apalagi korupsi, apalagi langgar aturan yang berlaku," katanya.

Edhy Prabowo jadi tersangka kasus ekspor benih lobster

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (25/11/2020) malam.

Hal itu lantaran ia terjerat kasus korupsi ekspor benur atau benih lobster.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020) dini hari.

Kala itu ia baru tiba dari kunjungan kerja di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.

Ia ditangkap bersama istri dan beberapa pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di.

Buntut dari penetapannya sebagai tersangka, Edhy mundur dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Tidak hanya itu, ia juga mundur dari jabatan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.

OTT yang berlangsung di Jakarta, Depok, dan Bekasi itu mengamankan 17 orang.

Setelah melakukan pemeriksaan, akhirnya KPK menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus tersebut.

Selain Edhy, enam tersangka lainnya adalah staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri dan Andreau Pribadi Misata.

Kemudian pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, dan seorang pihak swasta bernama Amiril Mukminin.

(Tribunnews.com/Maliana, Reza Dani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hashim Sesalkan Edhy Ditahan KPK Bersamaan dengan Gerindra Terima Anugerah Partai Politik Terbersih

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved