Setelah Tutup Selama 8 Bulan, GWK Cultural Park Kembali Dibuka, Kunjungan Hari Pertama Lebihi Target

Setelah hampir 8 bulan tutup karena pandemi Covid-19, ikon pariwisata Bali GWK Cultural Park akhirnya dibuka kembali untuk wisatawan.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Suasana di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Ungasan, Badung, Jumat (4/12/2020). GWK dibuka kembali setelah sempat ditutup sejak Maret 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Setelah hampir 8 bulan tutup karena pandemi Covid-19, ikon pariwisata Bali GWK Cultural Park akhirnya dibuka kembali untuk wisatawan mulai Jumat (4/12/2020).

Bahkan, kunjungan cukup membludak pada hari pertama dibuka.

Tercatat, dari pukul 10.00 sampai 16.00 Wita sudah 700 lebih pengunjung yang datang ke GWK

Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung, pengelola GWK Cultural Park menerapkan protokol kesehatan (CHSE) dalam masa adaptasi kebiasaan baru. 

Pelaksanaan protokol kesehatan mengacu pada sertifikasi Tata Kelola DTW di masa Pandemi Covd-19 yang telah diterima GWK Cultural Park pada Juli 2020 yang lalu.

"Setiap wisatawan yang berkunjung ke GWK Cultural Park diwajibkan mengenakan masker selama di dalam kawasan. Selain itu dilakukan pula pemindaian suhu tubuh, dengan diberikan stiker penanda bagi wisatawan yang suhu tubuhnya tidak melebihi ambang batas yang ditetapkan," jelas GM Marketing Communications & Event, Andre R Prawiradisastra.

Demikian juga dengan karyawan yang bertugas, diwajibkan melalui screening Rapid Test dan pengecekan suhu tubuh secara rutin setiap hari. 

Pengelola kawasan menyediakan 20 titik hand sanitizer, wastafel cuci tangan, pengaturan jarak di loket tiket serta rambu himbauan untuk penerapan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan) telah disebar di kawasan GWK Cultural Park

Pada beberapa lokasi yang tertutup diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung khususnya Pedestal Patung GWK.

Baca juga: Pelaku Pariwisata di Bali Kecewa Cuti Bersama Dipangkas, Kunjungan Wisatawan Berpeluang Terdampak

"Kita batasi yang masuk ke dalam pedestal patung GWK hanya 100 orang disaat yang bersamaan, dari kapasitas maksimal 500 orang. Kalau di kawasan karena kawasan kita luas jadi kita tidak lakukan pembatasan tetapi kita ada petugas yang mengawasi protokol kesehatan," imbuh Andre.

Memanfaatkan potensi kunjungan wisatawan domestik meningkat saat periode libur Natal dan libur akhir tahun menjadi alasan manajemen membuka kembali operasionalnya setelah kurang lebih 8 bulan tutup.

"Momen pas libur Natal dan Akhir Tahun, jadi kita ambil momen ini tapi tidak meninggalkan protokol kesehatan yang ketat di GWK. Respon pengunjung sangat luar biasa sejak kami buka pukul 10.00 sampai tadi pukul 16.00 WITA tercatat sudah 700 lebih pengunjung datang ke GWK," ungkapnya.

Suasana di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Ungasan, Badung, Jumat (4/12/2020). GWK dibuka kembali setelah sempat ditutup sejak Maret 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Suasana di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Ungasan, Badung, Jumat (4/12/2020). GWK dibuka kembali setelah sempat ditutup sejak Maret 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Sebelumnya, ia hanya menargetkan dan memprediksi kunjungan di hari pertama hanya 500 orang, melihat data yang masuk kunjungan mencapai 700 lebih itu diluar ekspektasi awal.

Menurutnya, hari Sabtu dan Minggu jumlah kunjungan diprediksi akan jauh meningkat, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi kunjungan di hari kerja rata-rata per hari mencapai 2 ribu orang.

Sedangkan di weekend rata-rata kunjungan bisa mencapai 4 ribu hingga 5 ribu orang, karena ada pertunjukan tari kecak yang jadi daya tarik wisatawan.

Hal ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh GWK Cultural Park untuk mengantisipasi kerumunan dalam satu lokasi. 

Baca juga: Hanya Ditopang Wisatawan Domestik, Tingkat Hunian Hotel di Bali Baru 20 Persen

Siapkan Promo
Dengan sederet persiapan, sosialiasi serta simulasi protokol CHSE yang telah dijalankan, GWK Cultural Park, ikon pariwisata termegah di Bali ini siap untuk menggeliatkan lagi laju industri pariwasata tanah air. 

GWK Cultural Park berharap agar semua pihak, para pemangku kepentingan khususnya dalam dunia pariwisata Indonesia memiliki optimisme yang sama bahwa pariwisata Indonesia akan bangkit dan berjaya #kemBali. 

Strategi promosi pihak manajemen untuk menarik minat wisatawan dengan memberikan promo tiket masuk.

"Harga normal Rp 125 ribu tapi untuk awal pembukaan kembali kita patok di Rp 85 ribu. Tapi khusus untuk KTP Bali kita beri promo Rp 60 ribu, jika berempat dengan keluarga hanya membayar Rp 200 ribu saja," imbuh Andre.

Ia berharap dengan program promo tiket masuk pengunjung tertarik datang ke GWK. Selain itu, di dalam kawasan juga masih ada promo menarik lainnya.

Seperti promo tiket masuk ke dalam pedestal patung GWK dari Rp 150 ribu per orang, kini hanya Rp 50 ribu.

Promo ini berlangsung hanya sampai tanggal 31 Desember 2020 mendatang.

Untuk pengawasan penerapan protokol kesehatan di GWK Cultural Park Bali, manajemen Alam Sutera Tbk selaku pengelola membuat komite Covid-19.

"Kita punya satgas khusus jadi karyawan kita merangkap juga jadi komite itu. Di lapangan yang paling rentan itu dalam penggunaan masker oleh pengunjung, menurunkan maskernya. Satgas kita akan mengingatkan kepada pengunjung untuk tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.

Seorang wisatawan lokal dari Denpasar yakni Ana Damayanti mengaku ingin jalan-jalan ke GWK karena sudah jenuh tinggal dirumah.

Namun ia bersama keluarganya tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada di kawasan, dan menurutnya penerapan protokol disini sudah cukup bagus.

"Penerapan protokol kesehatan sangat bagus, tadi kita sebelum masuk dicek suhu tubuhnya, lalu cuci tangan di wastafel, kita juga diwajibkan memakai masker, banyak disediakan titik-titik hand sanitizer. Untuk penerapan protokol kesehatannya sudah baik dan bagus ya," ujar Ana Damayanti.

Sekarang ini ia dan keluarga masih merasa takut untuk bepergian keluar rumah namun jika penerapan protokol kesehatan dari pengelola wisata mengikuti aturan jadi tidak terlalu khawatir.

"Kalau protokol kesehatannya itu sempurna dan mengikuti aturan kita sih oke-oke saja. Tapi tetap saya dan keluarga menghindari kerumunan," tambahnya.

Alam Sutera Proyeksikan GWK Cultural Park sebagai Tempat Multi Event Berskala Internasional
GWK Cultural Park (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Tahap Trial
Andre menuturkan dibuka kembali operasional GWK Cultural Park Bali diawal bulan Desember ini juga merupakan trial atau percobaan untuk kedepannya.

"Kita masih trial atau percobaan apakah dibuka mulai sekarang berhasil atau tidak dan trial protokol yang kita terapkan. Kalau misalnya berhasil menarik minat kunjungan wisatawan dan respon kunjungan tinggi dan banyak datang kita akan tetap buka hingga akhir tahun," ungkapnya.

Event-event atau kegiatan yang direncanakan digelar pada tahun 2020 ini pun harus ditiadakan atau pun ditunda oleh pihak manajemen, seperti Pagelaran Ogoh-Ogoh Kolosal Bhakti Tejaning Pertiwi, yakni pertunjukkan budaya rakyat oleh 1.000 orang seniman.

Semula event tersebut direncanakan akan diadakan pada bulan April lalu, namun karena adanya pandemi Covid-19 ditiadakan.

Lalu pesta kembang api yang akan digelar pada malam pergantian tahun 2020 ditiadakan kali ini.

Namun untuk di penghujung akhir tahun ini, GWK Cultural Park Bali akan mengadakan event pada periode libur Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021.

"Penghujung tahun kita akan adakan event drive in di Festival Park. Event drive in-nya seperti apa dan bagaimana? Nanti kita informasikan lebih lanjut," tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved