Serba Serbi

Lahir Tumpek Wayang, Ini Bahaya dan Penebusnya

Seseorang yang lahir ketika wuku Wayang diharuskan melakukan bayuh sapu leger

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi umat Hindu sembahyang. Seseorang yang lahir ketika wuku Wayang diharuskan melakukan bayuh sapu leger. 

Dan tidak selamat dalam hidupnya,” imbuhnya.

Dewa Windhu Sancaya melanjutkan, orang yang terhitung lahir pada Tumpek Wayang adalah ketika lahir dari Redite hingga Saniscara Wuku Wayang.

Sebab setiap wuku, umurnya sebanyak 7 hari.

“Bantennya seperti banten otonan.

Disertai dengan menyelenggarakan pertunjukan wayang lemah.

Dan dipuput oleh seorang dalang,” jelasnya.

Orang yang dibuatkan otonan itu, lalu diperciki air suci oleh dalang wayang.

Sejatinya, kata dia, seseorang yang lahir Tumpek Wayang cukup sekali saja melakukan bayuh sapu leger.

Selain upacara sapu leger bagi yang lahir di Wuku Wayang.

Sementara itu, dalam lontar Sundarigama, ada ritual khusus pada Wuku Wayang ini.

Baca juga: Fenomena Wayang Calonarang Ngundang Leak, Prof Bandem: Intinya Memang Perang Ilmu Putih dan Hitam

Baca juga: Lahir Senin Kliwon Wayang Memiliki sikap Bakti dan Teliti, Begini Perjalanan Hidupnya

Bantennya terdiri dari sesayut agung satu buah, prayascita, dan penyeneng.

“Pada hakekatnya manusia itu adalah wujud bayangan seperti halnya wayang dari Sang Hyang Suksma.

Dan Sang Hyang Iswara sebagai dalang.

Ia adalah sebagai sosok dewata yang mengundang sekaligus diundang oleh seseorang dalang,” jelasnya.

Seperti halnya seorang dalang, dalam kehidupan nyata.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved