Corona di Indonesia
Mengenal GeNose C19, Alat Deteksi Covid-19 Bikinan Tim UGM yang Awalnya Alat Pelacak Narkoba
Tim ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses memproduksi alat pendeteksi virus Covid-19 yang diberi nama GeNose C19 (GeNose)
TRIBUN-BALI.COM - Tim ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil memproduksi alat pendeteksi virus Covid-19 yang diberi nama GeNose C19 (GeNose).
Cikal bakal alat ini, sudah dimulai sejak 6-7 tahun lalu.
Namun kala itu, alat ini dirancang untuk mendeteksi keberadaan narkoba, di pelabuhan.
Hal tersebut dikisahkan Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM kepada KONTAN.
Baca juga: Penemuan UGM, Alat Deteksi Covid-19 Hanya Lewat Embusan Napas Bernama Ge-Nose C19
Paripurna mengatakan, kala itu ada kebutuhan sebuah alat untuk mendeteksi keberadaan narkoba bagi aktivitas di pelabuhan.
UGM sejak 7 tahun lalu, sudah berhasil membuat alatnya.
Kala wabah virus corona (Covid-19) melanda di Indonesia, alat tersebut dikembangkan lagi guna mendeteksi penderita Covid-19.
Cara pengetesan adalah melalui deteksi hembusan nafas.
Alat ini membutuhkan waktu sangat cepat, yakni sekitar 2 menit guna mengidentifikasi ada tidaknya virus Covid-19 pada orang yang dites.
"Alat ini juga dapat mendeteksi virus Covid-19 pada OTG (orang tanpa gejala)," kata Paripurna, kepada KONTAN, Sabtu (26/12/2020).
GeNose C19 memiliki sensor yang dapat mengidentifikasi Covid-19 lewat bau-bauan.
Sensor pengindera tersebut untuk saat ini masih diimpor dari Jerman dan Jepang.
Sudah tentu, sensor tersebut mendapatkan sentuhan artificial intelligence (AI) atua kecerdasan buatan agar dapat menjalankan fungsinya.
"Negara-negara seperti Finlandia, Jepang, Jerman, Singapura, dan Swedia sudah memproduksi alat-alat seperti GeNose C19," tutur Paripurna.
Baca juga: Ini GeNose, Alat Pengendus Covid-19 Ciptaan Peneliti UGM, Cara Kerjanya Mudah Cukup Embuskan Napas
Untuk tingkat akurasi GeNose C19, berikut ini adalah sejumlah penjelasan dari tim ahli UGM.