Densus 88 Bongkar Pusat Latihan Militer Anggota Jamaah Islamiyah di Bandungan Semarang, Ungkap Ini

Dari pengembangan kasus penangkapan terduga teroris di Lampung, Densus 88 Antiteror membongkar pusat latihan militer jaringan teroris Jamaah Islamiyah

Editor: Ady Sucipto
Divisi Humas Polri
Densus 88 Anti Teror Polri berhasil membongkar sasana atau pusat latihan Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah (JI) di sejumlah lokasi di Jawa Tengah. Salah satunya terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Polri mengungkap sejumlah fakta baru terkait terduga anggota teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Provinsi Lampung. 

Dari pengembangan kasus penangkapan terduga teroris di Lampung, Densus 88 Antiteror membongkar pusat latihan militer jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) di wilayah Jawa Tengah

Satu di antaranya adalah di kawasan Desa Gintungan, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

Dari informasi Polri, anggota JI memilih menyewa sebuah villa dua lantai yang terlihat asri dengan pohon cemara di sekitar area dan cukup sepi lokasinya.

Dari letaknya, bangunan tersebut seperti villa yang juga digunakan sebagai tempat istirahat para anggotanya.

Dari rumah itulah para anggota muda dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.

Baca juga: Tak Disangka, Vila Sepi ini Jadi Pusat Latihan Teroris, Ada Beberapa Anak Sekolah yang Beraktivitas

Baca juga: Polri Sebut Ada 6.000 Jaringan Organisasi Teroris Jamaah Islamiyah Masih Aktif

Baca juga: Polisi Sebut Asal Usul Dana Jaringan Teroris JI, Satu di Antaranya Berasal dari Kotak Amal

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan pusat latihan tersebut sudah disiapkan beberapa pelatih untuk membentuk para anggotanya terampil dalam membela diri, menggunakan pedang dan samurai sampai penyergapan dan perakitan bom.

Satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto.

Karso ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana dengan masa hukuman lebih dari 3 tahun penjara.

“Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI),” kata Irjen Pol Argo Yuwono dalam keterangannya, Minggu (27/12/2020).

Para kader baru JI yang umumnya anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren tersebut direkrut secara professional.

Target jaringan tersebut mendapatkan anak cerdas dengan ranking 1-10 di Ponpesnya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.

“Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih," katanya.

Santri-santri muda tersebut dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang.

"Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan dilatih menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” kata Argo Yuwono.

Total sudah 7 angkatan sebanyak 96 anggota muda yang dilatih di sejumlah Sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah.

“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” ujarnya.

Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan tersebut.

Lokasi Selama Ini Sepi

Ketua RW setempat mengaku, selama ini vila tersebut dalam kondisi sepi.

Warga tidak pernah mengetahui adanya aktivitas mencurigakan di vila tersebut.

Adanya kabar pusat latihan jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI) di salah satu vila yang berada di wilayah Gintungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, mengagetkan warga sekitar.

Baca juga: Begini Pengakuan Pentolan Anggota Jamaah Islamiyah Zulkarnaen Soal Tim Qosh, Tim Khusus Teroris JI

Baca juga: Warga Lampung Tengah Pernah Lihat Terduga Teroris di Poster DPO, Dikira Hanya Mirip Wajah Saja

Baca juga: Panglima Kirim Pasukan Khusus TNI Buru Teroris MIT dan 100 Orang Pasukan Kejar Kelompok Ali Kalora

Ketua RW 5 Gintungan, Rukiman mengatakan, villa yang disebut sebagai tempat latihan tersebut selama ini terlihat sepi.

"Kita tidak tahu kalau ada aktivitas teroris, terus terang menjadi kaget dengan adanya kabar tersebut," katanya saat dihubungi, Minggu (27/12/2020). 

Dia mengungkapkan, vila yang diduga sebagai pusat latihan tersebut terhitung sepi dan jarang disewa.

"Setahu saya memang sepi. Tapi beberapa kali ada aktivitas anak sekolah yang menyewa. Juga ada anak punk atau komunitas anak jalanan yang memanfaatkan untuk bakti sosial," kata Rukiman.

Dia juga mengungkapkan, selama pandemi vila-vila di kawasan Gintungan terhitung sepi penyewa.

"Sepinya penyewa dimanfaatkan untuk renovasi bagian-bagian yang rusak," jelasnya.

Rukiman mengungkapkan selama menjabat sebagai ketua RW, baru sekali dimintai izin terkait aktivitas di vila.

"Izinnya ya waktu anak-anak jalanan bikin acara santunan itu, selebihnya tidak pernah. Warga juga kurang tahu mengenai aktivitas di vila," kata dia.

Disinggung mengenai penjaga vila tersebut, Rukiman mengungkapkan sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

"Istrinya penjaga villa tersebut saya juga tidak tahu," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Latih Pasukan Khusus dengan Keahlian Tempur di Bandungan Semarang

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved