Populer di Tribun Bali
POPULER BALI: Sisi Gelap Pelaku Pembunuhan Teller Bank | Bentrok Antarwarga di Pedungan
Inilah berita Bali populer di Tribun Bali. Sisi gelap pelaku pembunuhan teller bank; bentrok antarwarga saat malam pergantian tahun baru di Sesetan.
TRIBUN-BALI.COM - Inilah berita Bali populer di Tribun Bali, Sabtu (2/1/2021).
Tiga berita Bali populer ini barangkali belum sempat Anda simak sehingga menjadi terlewatkan.
Mulai dari sisi gelap pelaku pembunuhan teller bank; bentrok antarwarga saat malam pergantian tahun baru di Sesetan, Denpasar; hingga sampah menumpuk di Pantai Kuta.
Berikut rangkumannya:
1. Sisi Gelap Pelaku Pembunuhan Teller Bank

Adalah remaja berinisial PAH (14) yang ternyata menjadi tersangka pembunuhan Ni Putu Widiastuti (24), yang berasal dari Sukawati, Gianyar, Bali.
Ia ditemukan meninggal dunia di rumahnya Jalan Kertanegara, Gang Widura, Ubung Kaja, Denpasar, Senin (28/12/2020) pukul 08.30 Wita.
PAH kemudian berhasil ditangkap di kos-kosan yang ada di sekitar Terminal Penarukan, Buleleng, oleh Sat Reskrim Polres Buleleng, Kamis (31/12/2020) dini hari.
Awalnya ia sempat mengelak, namun akhirnya ia mengakui setelah polisi menemukan bukti luka bekas pisau di tangannya.
"Dari penyelidikan, Polda dan Polresta mengantongi ciri-ciri tersangka, yang ternyata warga asal Buleleng. Setelah itu kami lakukan penyelidikan, dan berhasil menemukan tersangka sedang bersembunyi di kos-kosan yang ada di wilayah Terminal Penarukan," terang Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Vicky Tri Haryanto, Kamis (31/12/2020) pagi.
Selain menangkap PAH, polisi juga berhasil menemukan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Honda Scoopy DK 3114 KAR milik korban.
"Motornya sempat digadaikan oleh pelaku di Buleleng," terang AKP Vicky .
Meski masih tergolong bocah, namun sosok PAH sudah cukup terkenal dengan aksi kriminalnya di kalangan warga Kelurahan Banyuning Timur, yang menjadi daerah tempat tinggalnya.
PAH diketahui kerap mencuri.
Bahkan PAH diketahui sebagai residivis kasus pencurian kotak sesari.
Ia mencuri kotak sesari di dua pura di Buleleng beberapa waktu lalu.
Kepala Lingkungan Banyuning Timur, Putu Suardika, mengatakan sejak kecil PAH menjadi korban broken home.
Ayah dan ibunya sudah lama bercerai.
Sejak perceraian orangtuanya itu, PAH tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.
Namun nomaden alias berpindah-pindah tempat tinggal.
Mulai dari di Banyuning Selatan, di Lingkungan Kalibaru, dan terakhir ngekos di Banyuning Timur.
"Berapa bulan dia ngekos di Banyuning Timur, ditinggallah sama bapak dan ibu tirinya ke Denpasar. Jadi anak ini tidak ada yang menghiraukan. Sepengetahuan saya bapaknya ini tidak punya pekerjaan tetap," ucap Suardika.
Sejak kecil, Suardika menyebut PAH memang kerap mencuri uang hingga ponsel.
"Setiap dia mencuri saya yang menangani. Kasihan sebenarnya, masih kecil sudah berani melakukan hal seperti itu. Orangtuanya juga kurang memberi perhatian," terangnya.
Kondisi ini pun diakui sendiri oleh PAH di hadapan awak media pada Juli lalu, saat polisi merilis aksi pencurian kotak sesari.
PAH mengaku nekat mencuri lantaran tidak pernah diberi uang jajan oleh orangtuanya.
Sementara itu, pihak keluarga pelaku mengaku tidak menyangka PAH melakukan perbuatan keji dengan mencuri disertai kekerasan hingga mengakibatkan korban Putu Widiastuti kehilangan nyawa.
Ternyata pelaku selama ini tinggal bersama ibu tirinya bernama Handayani di kosan-kosan di Ubung Kaja, yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari rumah korban.
Menurut keterangan Handayani, pelaku pergi dari kos tanpa pamit, sehari sebelum penemuan mayat korban yang bersimbah darah dan penuh luka tusukan.
"Saat itu jam 5 sudah keluar, kemudian tidak kembali lagi, bapaknya keluar mencari dia, karena tidak pulang, bapaknya sampai ke Singaraja nyari tapi tidak ketemu," tutur Handayani di tempat tinggalnya, Kamis (31/12/2020).
Handayani baru menyadari anak tirinya melakukan pembunuhan setelah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian yang mendatangi tempat tinggalnya pada Rabu (30/12/2020).
"Kami tahu setelah polisi datang dan kemudian bersama bapaknya mencari anaknya," jelas Handayani.
Sementara itu, ayah pelaku sangat syok hingga tak kuasa membendung air mata ketika mendapati informasi dari pihak kepolisin bahwa anaknya menjadi pelaku pembunuhan.
"Dari kemarin bapaknya nangis terus, kami tidak menyangka kalau dia senekat itu," tuturnya.
Pihak keluarga pun kini turut menerima dampak dari perbuatan anaknya.
Mereka diminta untuk keluar dari tempat kosnya dan mencari tempat tinggal baru, sebelum akhirnya memilih akan pulang ke kampung halaman di Singaraja, Bali.
Handayani sehari-harinya menjadi ibu rumah tangga sekaligus sebagai tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai tukang cuci di sebuah laundry di wilayah Ubung tidak jauh dari kosnya dengan gaji Rp. 1,5 juta.
Sementara suaminya atau ayah pelaku tidak bekerja atau pengangguran.
Handayani menuturkan, PAH sudah sejak baru lahir tidak lagi bersama ibu kandungnya, dan selama di Singaraja tinggal bersama neneknya yang kini sudah meninggal.
Kemudian PAH yang belum lama ini pindah ke Denpasar bekerja sebagai buruh bangunan di sebuah pembangunan rumah.
PAH tidak memiliki motor dan berjalan kaki saat pergi bekerja.
Adapun menurut keterangan polisi, motif pembunuhan yang dilakukan PAH adalah mencuri.
Awalnya ia ingin mencuri motor dan barang-barang lainnya, namun ketahuan dan mendapat perlawanan dari korban.
Putu Widiastuti meninggal dunia dengan 32 tusukan di kamarnya.
Sedang pelaku PAH mengalami luka di tangan.
Di sisi lain, pelaku PAH diduga penyuka sesama jenis.
Polisi menyebut saat ini ia menjalin hubungan dengan seorang waria (wanita pria).
Seperti disampaikan oleh Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan saat jumpa pers di hadapan awak media dengan menghadirkan pelaku di Mapolresta Denpasar, Kamis (31/12/2020) siang.
"Kita duga pelaku ini memiliki selingkuh (hubungan, red) sesama, dia pada saat itu ketemu temannya yang bencong, kita duga teman dekatnya bencong. Ini sedang pendalaman. Hanya pada saat itu teman yang bencong, lagi santai," ungkap Kapolresta.
Sementara berdasarkan hasil visum dan olah TKP, polisi tidak menemukan jejak pemerkosaan atau pelecehan seksual dalam kronologis pencurian disertai kekerasan yang dilakukan oleh pelaku PAH.
Meskipun saat ditemukan korban dalam posisi terlentang di atas kasur hanya menggunakan BH dan celana pendek berwarna coklat.
"Soal bertelanjang dada itu, kami mendapat keterangan dari pacar bahwa itu adalah kebiasaan korban ketika di rumah," ungkap Jansen.
Sekarang PAH harus mempertanggungjawabkan tindakan kejinya.
Setelah sempat dibui karena mencuri kotak sesari, ia terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.
2. Bentrokan Antarwarga di Pedungan, Warga Bunyikan Kulkul Bulus

Bentrokan antarwarga terjadi saat malam pergantian tahun 2021, Jumat (1/1/2021) dini hari.
Sejumlah warga saling pukul di Jalan Batas Dukuh Sari, Gang I, Pedungan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Akibat kejadian itu, sejumlah warga mengalami luka-luka.
"Informasi bentrokan sekitar pukul 00.30 Wita. Kejadian saat sekelompok orang diminta bubar karena tidak boleh ada kerumunan," ujar sumber kepolisian, Jumat (1/1/2021).
Sebelumnya, sejumlah warga tersebut berkerumun di malam pergantian tahun.
Namun saat dibubarkan petugas, mereka tidak terima.
Pembubaran dilakukan karena adanya intruksi dari Pemerintah yang melarang kerumunan di malam tahun baru.
Namun bukannya menerima imbauan yang disampaikan petugas, sekelompok orang yang berjumlah 20 orang tersebut justru malah melawan petugas.
Akibatnya terjadi perang mulut dan petugas dilempari batu oleh sekelompok orang tersebut.
Situasi bahkan semakin memanas tatkala keributan yang semula terjadi di salah satu kos, meluas sampai ke jalan raya.
"Dari kejadian itu, satu orang anggota Linmas terluka akibat kena pukulan salah seorang penghuni kos," tambahnya.
Warga setempat tidak terima dengan ulah para penghuni kos tersebut, hingga warga membunyikan kulkul bulus di banjar.
Tak lama berselang, warga setempat langsung berhamburan keluar rumah dan mendatangi TKP.
Mereka ramai-ramai membantu petugas menyerang balik para penghuni kos.
Anggota kepolisian dan TNI langsung mengamankan penghuni kos lainnya serta berusaha menenangkan massa yang terlanjur emosi.
"Akibat bentrokan ini, ada empat orang alami luka. Itu dari penghuni kos. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit," terangnya.
Kanit Reskrim Polsek Denpasar Selatan, AKP Hadimastika, menyatakan polisi sudah mengamankan sejumlah penghuni kos yang terlibat bentrok.
Hanya saja kasus bentrokan tersebut masih belum bisa diproses karena belum ada laporan warga ke pihak kepolisian.
"Sudah ada yang diamankan, tapi laporan belum ada yang buat," ujar AKP Hadimastika, Jumat (1/1/2021) siang.
3. Sampah Menumpuk di Pantai Kuta

Gubernur Bali, Wayan Koster memantau pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 di destinasi wisata yang ada di Kabupaten Badung, Jumat (1/1/2021).
Pemantauan tersebut dilakukan mulai dari Pantai Kuta, Pantai Petitenget dan Pantai Batu Bolong bersama Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra.
Dalam pemantauannya di Pantai Kuta, Koster yang juga didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Rai Dharmadi melihat tidak banyak ada wisatawan atau masyarakat yang berkerumun.
Namun sebagian pengunjung yang menikmati mengeluh terkait menumpuknya berbagai jenis sampah di sepanjang pesisir Pantai Kuta, seperti sampah plastik, kayu, hingga sampah dari styrofoam.
Atas kondisi itu, Koster berharap kebersihan pesisir Pantai Kuta agar mendapat perhatian serius dan segera dibersihkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung.
"Pemda Badung harus memiliki sistem penanganan sampah di Pantai Kuta yang dilengkapi posko dengan sarana dan prasarananya serta tenaga yang memadai, sehingga bisa bertindak cepat dalam hitungan jam untuk membersihkan sampah kiriman yang datang secara tiba-tiba," kata Koster.
"Apalagi di dalam kondisi darurat seperti sekarang ini, yakni di musim hujan dan banyak wisatawan yang berkunjung, maka sistem pengelolaan sampah harus berfungsi dalam 24 jam penuh, sehingga tidak perlu menunggu hari besok."
"Untuk itu penanganan sampah ini harus cepat, cepat, dan cepat dikerjakan," tegasnya.
Menurut Koster, pada setiap musim hujan selalu terjadi adanya sampah kiriman di Pantai Kuta.
Oleh karena itu, kejadian yang sudah berulang setiap tahun ini sudah seharusnya dibuatkan sistem penanganan khusus yang melibatkan desa adat.
Seusai melakukan kunjungan ke Pantai Kuta, Koster bersama Jayan Danu Putra mengunjungi Pantai Petitenget dan disambut oleh Camat Kuta Utara, I Putu Eka Parmana.
Di sana Koster tidak melihat adanya pengunjung yang melanggar protokol kesehatan, termasuk tidak melihat adanya tumpukan sampah di sepanjang pesisir pantai yang berlokasi di Desa Kerobokan tersebut.
Sedangkan di lokasi terakhir, yakni di Pantai Batu Bolong, Desa Canggu, Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini diterima langsung oleh Perbekel Desa Canggu, I Nengah Lana dan Bendesa Adat Canggu, Nyoman Sujapa.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini meminta kepada Perbekel dan Bendesa Adat Canggu, termasuk pihak kepolisian agar selalu memperhatikan aktivitas masyarakat yang berada di pantai.
Baginya, penerapan protokol kesehatan wajib dilakukan oleh wisatawan domestik, maupun wisatawan asing yang menetap di Desa Canggu.
"Orang yang berenang di Pantai Batu Bolong ini sangat banyak. Saya minta petugas terkait untuk siap siaga melakukan pengaman pantai 'lifeguard'," ujarnya.
Mengenai sampah yang ada di dekat pintu masuk Pantai Batu Bolong, Koster dengan tegas meminta agar segera dibersihkan, supaya citra positif tentang pesona pantai ini selalu terjaga di mata wisatawan.
"Kita harus rawat dengan baik kebersihan pesisir pantai ini, karena ini adalah sumber pendapatan masyarakat sekitar maupun pemerintah," pungkasnya. (*)