Berita Bangli

SDN 5 Kawan Terapkan PBM Daring Pola Ganjil Genap, Budiani Akui Lebih Efektif

pelaksanaan PTM di SDN 5 Kawan disepakati dengan pola ganjil-genap, sesuai nomor urut masing-masing siswa. 

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Siswa SDN 5 Kawan ketika mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM), Kamis (7/1/2021) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Proses pembelajaran tatap muka (PTM) di Bangli di tengah pandemi Covid-19 mulai diterapkan awal tahun 2021, tepatnya 4 Januari lalu. Penerapan PTM selama empat hari ini, diakui lebih meningkatkan antusias belajar siswa, ketimbang pembelajaran daring. 

Hal tersebut diakui Guru Kelas SD 5 Kawan, Bangli Ni Nyoman Budiani, Kamis (7/1/2021).

Berdasarkan hasil evaluasinya kepada anak-anak, diakui PTM lebih efektif dan lebih baik.

Sebab, materi yang diberikan guru akan lebih jelas dipahami dan dimengerti oleh siswa.

"Selain itu kita juga tahu secara percis, bagaimana tingkat perkembangan anak itu sendiri," jelasnya. 

Budiani tak menampik pada pembelajaran daring, hasil akademik siswa tergolong baik.

Terbukti dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai 100.

Kendati demikian, pembelajaran daring tetap memiliki kekurangan, sebab guru tidak tau kompetensi keterampilan anak.

"Pembelajaran di Kurikulum 2013 (K-13) itu tidak hanya akademik atau kompetensi pengetahuan saja, tapi juga harus keterampilan. Harus sebanding antara pengetahuan dengan keterampilan. Maka lebih efektiflah pembelajaran tatap muka," sebutnya. 

Budiani mengaku dalam empat hari terakhir tidak ada kendala berarti dalam pembelajaran tatap muka.

Sebab pihaknya sudah kerap kali memberikan edukasi tentang protokol kesehatan (prokes), serta beradaptasi dengan new normal.

"Mau tidak mau kan kita harus jalani. Anak-anak tadi juga ditanya oleh Satgas Covid-19 Kelurahan Kawan, dan mereka mengaku lebih suka dengan pembelajaran tatap muka. Pun saat dipancing kembali ke pembelajaran daring, anak-anak mengaku tidak mau," ungkapnya. 

Sedangkan disinggung apabila kedepan proses belajar mengajar (PBM) di SDN 5 Kawan harus ke pembelajaran daring, akibat ditemukan kasus positif covid di sekitar lingkungan sekolah, Budiani menegaskan pihak dia siap jika memang situasi dan kondisi mengharuskan demikian.

Kendati diakui pihaknya lebih efektif pembelajaran tatap muka.

"Saya harus siap juga antara daring dan PTM. Karena keduanya merupakan pilihan. Kalau bisa dilakukan PTM bagus, tapi kalau ada kendala ya kita lakukan juga daring," ujar guru kelas IV ini. 

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 5 Kawan, I Ketut Gunarasa menjelaskan pelaksanaan PTM baik di SDN 5 Kawan maupun di Kabupaten Bangli mengacu pada SKB empat Menteri, Edaran Gubernur, Edaran Bupati, serta Edaran Kadisdikpora Bangli.

Pihak dia selanjutnya mengadakan rapat bersama guru-guru dan berkoordinasi dengan komite, hingga disepakati pelaksanaan PTM dengan pola ganjil-genap, sesuai nomor urut masing-masing siswa. 

Gunarasa menjelaskan, untuk siswa dengan nomor urut ganjil, dijadwalkan mengikuti PBM dengam sistem PTM pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Sementara siswa dengan nomor urut genap, mengikuti pembelajaran daring yang dilaksanakan setelah pembelajaran tatap muka. 

"Artinya pembelajaran tatap muka dilaksanakan pukul 07.30 wita sampai jam 09.30 wita, untuk siswa nomor urut ganjil. Setelah itu jam 10.00 wita, memberikan pembelajaran daring untuk siswa nomor urut genap. Begitupun sebaliknya, untuk siswa nomor urut genap mengikuti tatap muka pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Dengan demikian, masing-masing siswa mendapatkan jadwal tatap muka tiga kali, dan pembelajaran daring tiga kali," jelasnya. 

Lebih lanjut Gunarasa menjelaskan sebelum mengkuti PTM, masing-masing siswa harus menyiapkan diri dirumah dengan memastikan diri sehat, dengan sarapan dirumah.

Sampai di sekolah, siswa wajib dicek suhu tubuhnya dengan jarak satu meter, mecuci tangan, menggunakan hand sanitizer, dan selanjutnya diperbolehkan masuk ke kelas.

"Di ruangan pun juga sudah lengkap protokol kesehatan, dan diatur jarak tempat duduknya," ucap dia. 

Selain itu untuk mengantisipasi kerumunan saat jam pulang sekolah, pihaknya juga telah mengatur waktu kepulangan sesuai tingkat kelas.

Diantaranya untuk kelas rendah atau kelas I, II, dan III pulang pukul 09.30 wita. Sementara kelas tinggi, yakni IV, V, dan VI, pulang sekolah pukul 10.00 wita. "Jadi ada jeda 30 menit agar tidak terjadi kerumunan siswa ataupun orang tua yang menjemput," tuturnya. 

Gunarasa yang merupakan kepala sekolah devinitif di SDN 1 Bebalang itu mengakui, penerapan PTM ini memaksa pihaknya menggunakan ruang guru, untuk disulap menjadi ruang belajar.

Sebab pada hari normal, pemanfaatan kelas dalam PBM di SDN 5 Kawan, dilakukan dengan sistem shift khususnya pada kelas I dan II.

"Ruang guru kami nol-kan. Kami utamakan anak-anak agar bisa belajar," ungkapnya. 

Sementara disinggung perbandingan antara PTM dan pembelajaran daring, Gunarasa mengatakan berdasarkan wawancaranya dengan guru dan siswa, lebih disukai proses PTM.

Sebab guru secara langsung bisa menyampaikan materi dan tujuan yang ingin dicapai. 

"Yang kedua anak-anak bisa bertemu dengan teman-temannya, itu juga kebanggaan walaupun diatur jaraknya. Bahkan hasrat belajar anak-anak lebih antusias daripada belajar online. Karenanya saya sedih jika ada sekolah yang akhirnya harus kembali menjalani PBM daring walaupun sementara, karena kondisi emergency. Sebab pembelajaran daring sendiri, kendalanya banyak. Mulai dari telepon selular, paket data, jaringan internet," ungkapnya.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved