Populer di Tribun Bali
POPULER BALI: Perselingkuhan Pria & Oknum Wanita Pegawai RS di Bangli | Aturan Terbaru Masuk Bali
Tiga berita Bali populer: mulai dari Perselingkuhan Pria & Oknum Wanita Pegawai RS di Bangli | Aturan Terbaru Masuk Bali
Total vaksin Covid-19 yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Bali saat ini berjumlah 51.000 vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan krama Bali yang akan mendapatkan vaksin ditargetkan 3 juta penduduk.
Adapun jumlah penduduk Bali 4,22 juta.
"Jadi 70 persen dari jumlah penduduk sasarannya. Dalam 15 bulan kedepan ini paling lambat semuanya harus sudah dapat vaksin. Dikarenakan makin cepat makin baik, dan hal tersebut juga tergantung pada ketersediaan vaksin,” kata Suarjaya kepada Tribun Bali, kemarin.
Vaksinasi tahap pertama akan dilakukan terhadap tenaga kesehatan (nakes).
"Jumlah nakes yang menerima vaksin tetap 30.320. Ada dua kali pemberian untuk nakes. Tahap pertama di bulan Januari dan tahap kedua di bulan Februari. Menyusul kembali kedatangan berikutnya untuk sasaran berikutnya," ungkapnya.
Untuk saat ini Dinkes Bali masih menunggu emergency use authorized dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pusat untuk memberikan izin edarnya.
“Begitu keluar emergency use authorized dari BPOM, vaksin akan langsung didistribusikan ke seluruh kabupaten atau kota yang ada di Bali,“ lanjutnya.
Suarjaya juga menjelaskan, untuk pengiriman vaksin tahap ketiga masih menunggu, tergantung pada pusat dan dropping vaksin dari luar negeri.
Adapun untuk pengiriman vaksin kemarin dikirim melalui transportasi udara menggunakan pesawat komersial Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-438 registrasi pesawat PK-GFQ dari Jakarta tujuan Bali.
Pesawat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pukul 09.48 Wita.
Pesawat lalu parkir di Baseops Lanud I Gusti Ngurah Rai dengan mendapatkan pengawalan ketat baik dari TNI khususnya TNI AU maupun Polri.
"Pagi hari ini Lanud I Gusti Ngurah Rai kedatangan vaksin seberat 11 koli atau 402 kilogram, dengan jumlah vaksin sebanyak 20 ribu pieces," ujar Kadis Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Letkol Adm Enos Pasodung mewakili Danlanud.
Hadir dalam penerimaan tahap kedua vaksin ini Dansat Brimobda Bali Kombes Pol Ardiansyah Daulay dan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan.
Vaksin tersebut langsung dibawa menuju Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bali di Jl. Melati No.20, Dangin Puri Kangin, Denpasar, dengan pengawalan ketat dari kepolisian.
Setelah menerima vaksin tahap kedua, Dinkes Bali mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPRD Bali, Kamis (7/1/2021) kemarin.
Rapat yang digelar di ruangan Komisi IV itu membahas kesiapan pendistribusian vaksin Covid-19 di Bali.
Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta, mengatakan anggota dewan ingin memastikan sejauh mana kesiapan proses vaksinasi.
Terlebih vaksin telah berdatangan ke Bali.
Apalagi, pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir setahun ini telah berdampak ke segala sektor kehidupan.
“Kebetulan sudah ada vaksin yang sesegera mungkin didistribusikan ke masyarakat. Itu yang menjadi prioritas pembahasan,” jelasnya.
Politikus PDIP itu juga berharap bahwa proses distribusi vial vaksin dapat menjangkau seluruh masyarakat Bali.
“Sehingga masyarakat segera terbebas dari Covid-19,” ucapnya.
Di sisi lain, Kadiskes dr. Ketut Suarjaya mengatakan, bahwa pihaknya telah membentuk Komite Daerah (Komda) yang akan memantau KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi).
KIPI ini bertugas untuk mengobservasi apabila ada kejadian ikutan pasca vaksinasi.
Nantinya, Komda ini bertugas berdasarkan surat keputusan atau SK Gubernur dan diisi oleh dokter-dokter spesialis yang ahli di bidang vaksin.
“Sesuai SK Gubernur ada Komite Daerah atau Komda. Di dalamnya ada dokter-dokter spesialis yang ahli di bidang vaksin. Di sana yang bisa memantau kejadian ikutan daripada vaksinasi atau KIPI,” jelasnya.
Ia menyebut sampai saat ini belum ada informasi terkait kejadian ikutan pasca vaksinasi.
Kalaupun ada masih jarang terjadi.
Namun, mengingat vaksin ini baru, monitoring terhadap kejadian atau gejala ikutan pasca vaksinasi mesti tetap dilakukan.
“Makanya setelah vaksinasi disediakan tempat untuk diobservasi yang disiapkan faskes (fasilitas kesehatan). Habis vaksin dia akan diobservasi paling tidak 15 menit. Apakah ada reaksi, gejala-gejala, atau gatal-gatal. Itu sedang disiapkan,” jelasnya lagi.
Kalaupun kejadian atau gejala ikutan muncul setelah peserta vaksinasi berada di rumah, menurutnya bisa dilaporkan ke faskes atau puskesmas.
“Ini berlaku secara nasional,” imbuhnya.