Pesawat Sriwijaya Hilang Kontak

Selain KRI Rigel, Kapal Deteksi Bawah Laut Baruna Jaya IV Milik BPPT Dilibatkan Cari Black Box

Selain menurunkan kapal canggih TNI AL, KRI Rigel 933, terkini Kapal Baruna Jaya IV B milik Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT)

Editor: Ady Sucipto
bppt.go.id
Kapal Baruna Jaya IV milik BPPT, turut dilibatkan dalam operasi SAR pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Kapal Baruna Jaya IV diketahui memiliki sejumlah peralatan canggih deteksi bawah air. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Memasuki hari ketiga pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu, sejumlah kapal milik TNI AL turut dikerahkan.

Selain menurunkan kapal canggih TNI AL, KRI Rigel 933, terkini Kapal Baruna Jaya IV B milik Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) disebutkan turut dilibatkan dalam operasi pencarian pesawat SJ 182, Selasa (12/1/2021).

Diungkapkan Brigjen (Marinir) Rasman, Kapal Baruna Jaya IV akan diturunkan untuk membantu pencarian kotak hitam atau black box Sriwijaya Air SJ-182.

"Yang terlibat kemarin 53 kapal, hari ini jadi 54 ada perkuatan. Kalau tidak salah KR Baruna Jaya, tambahan untuk memperkuat deteksi bawah air," kata Rasman di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).

Rasman menjelaskan, operasi SAR nanti bakal dilakukan dalam enam sektor pencarian.

Menurut perwira TNI AL dengan bintang satu di pundak ini, sektor di atas diduga kuat merupakan titik area keberadaan pesawat SJ-182.

"Dari enam sektor itu kita maksimalkan khusus untuk mencari blackbox. Kita diperkuat oleh 4 unsur yang mempunyai kemampuan itu. Itu ada KRI Rigel, Baruna Jaya. Kemudian ada dari Kementerian Komunikasi dan Maritim itu KR Ara serta ada tim NTS," ujar Rasman.

Selain KRI Rigel dan keterlibatan Kapal Baruna Jaya IV, kata Rasman, bertujuan untuk memperkuat dan memaksimalkan kemampuan deteksi bawah laut.

"Apalagi didukung dengan cuaca yang cukup bersahabat, gelombang yang juga tidak begitu ekstrem. Sehingga tim kita yang ada di lapangan diharapkan bisa untuk melaksanakan tugas dengan baik. Itu kira-kira rencana operasi secara umum," tukasnya.

Mencari black box pesawat

Diwartakan sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan lokasi black box pesawat atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 telah terpantau.

Tim pencarian telah mendapatkan sinyal dan telah menandai lokasi dari black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

"Dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box tersebut terus bisa dipantau dan sekarang sudah bisa di-marking," kata Hadi di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1).

Hadi berharap dalam waktu dekat black box dapat ditemukan setelah ditemukannya sinyal tersebut.

Setelah ditemukan black box tersebut akan dianalisis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa diangkat. Sehingga menjadi bahan KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut," kata Hadi.

Namun, harapan untuk segera mengambil kotak hitam pesawat mendadak pupus.

Hujan deras disertai angin kencang serta gelombang laut yang tinggi membuat proses evakuasi dihentikan sementara.

Berdasarkan pengamatan Tribun di lokasi, awan gelap telah menyelimuti lokasi pencarian sejak siang di perairan sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Sekitar pukul 15.45 WIB, hujan lebat pun turun dengan disertai angin kencang.

Angin yang kuat membuat gelombang ombak di sekitar perairan tersebut mulai meninggi.

Tingginya ombak membuat Kapal Negara (KN) SAR Basudewa yang ditumpangi para penyelam menghentikan aktivitasnya sementara.

Tak hanya itu, dari kejauhan, kapal-kapal pencarian dari TNI pun tampak terhenti. Tidak ada aktivitas patroli pencarian pesawat Sriwijaya Air SJY-182 dengan menggunakan perahu kecil.

Tim Leader Indonesia Divers Rescue Team IDRT Bayu Wardoyo memperkirakan pihaknya akan menunda terlebih dahulu proses pencarian bangkai pesawat Sriwijaya Air SJY-182. Sebab, cuaca di sekitar lokasi yang kurang mendukung.

"Karena kalau cuacanya hujan kaya begini tentunya kan visibility dipermukaan kan nggak bisa keliatan. Jadi ini juga nggak kondusif untuk tim rescue yang turun soalnya nanti kalau ada yang naik nggak keliatan sama kapal yang dipermukaan, jadi emang sementara kita tunggu cuacanya sampai kondusif kembali," kata dia di kapal Negara (KN) SAR Basudewa.

Namun demikian, pihaknya masih menunggu terlebih dahulu keputusan dari Basarnas.

Yang jelas, pihaknya berkomitmen untuk membantu para keluarga korban untuk mencari bangkai pesawat Sriwijaya Air SJY-182.

"Kita menunggu segala sesuatunya dari keputusan dari Basarnas, mungkin juga ini berkaitan dengan cuaca begini. Kita nggak tahu tapi yang pasti biasanya operasi bawah air batasnya sampai jam 4 sampai jam 5 sore, biasanya abis itu kita nggak ada," ujarnya.

Ia menuturkan keselamatan para penyelam menjadi salah satu prioritas dari operasi ini.

"Karena gimana pun juga keselamatan rescuer kan juga yang utama ya, jadi semuanya kita tunggu sampai bener-bener suasananya kondusif," tandasnya.

Bodi Pesawat

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menyebut sejumlah serpihan pesawat sudah ditemukan tim pencari.

Adapun sejumlah potongan badan pesawat yang berukuran besar berada di kedalaman sekitar 23 meter.

Hadi mengatakan pihak TNI Polri mendukung Basarnas dalam proses pengambilan pecahan bodi pesawat.

"Alhamdulillah, berkat doa seluruh masayarakat, titik jatuhnya SJ-182 sudah kami temukan, dan saat ini seluruh prajurit TNI yang ada di lokasi, khususnya dari TNI AL, mendukung Basarnas, untuk mengambil pecahan-pecahan pesawat SJ 182," ungkapnya.

Hadi menyebut potongan badan pesawat yang kecil dapat diambil oleh para petugas.

"Namun bagian-bagian yang besar akan kita datangkan kapal yang memiliki kemampuan crane," ungkapnya.

"Mudah-mudahan berkat doa seluruh masyarakat Indonesia, rencana pengangkatan potongan-potongan pesawat di kedalaman kurang lebih 23 meter, bisa segera diangkat," ujar Hadi.

Sementara itu, Kepala Basarnas Bagus Puruhito menjelaskan, Tim SAR Gabungan hingga kemarin telah menemukan sejumlah serpihan pesawat, dan body part (bagian tubuh) manusia, yang selanjutnya akan dikumpulkan dan diserahkan kepada Tim DVI Polri dan KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.

Tim SAR Gabungan akan terus mengumpulkan potongan pesawat dan lainnya hingga proses pencarian dinyatakan selesai.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, tim dari KNKT yang menggunakan Kapal Baruna Jaya IV telah merapat ke kapal KRI Rigel yang berada di titik lokasi jatuhnya pesawat, untuk melakukan pencarian kotak hitam pesawat, dengan menggunakan unit Ping Locater Finder.

KNKT menyiapkan tiga unit Ping Locater Finder dan alat pendeteksi objek di bawah laut yang ada pada Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KR Baruna Jaya Dikerahkan, Fokus Pencarian Deteksi Bawah Laut Cari Blackbox SJ182

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved