Inflasi Tahun 2020 Terendah Selama 7 Tahun Terakhir, Ekonomi Indonesia Lesu Terdampak Covid-19
Realisasi inflasi di 2020 juga berada di bawah kisaran target inflasi yang ditetapkan pemerintah, yaitu antara 2% hingga 4%.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Laju inflasi tahunan mempertegas kelesuan ekonomi yang terjadi sepanjang 2020.
Dalam basis tahunan, inflasi di 2021 dalam catatan Badan Pusat Statistik sebesar 1,68%.
Itu adalah angka inflasi tahunan terendah Indonesia selama tujuh tahun terakhir.
Realisasi inflasi di 2020 juga berada di bawah kisaran target inflasi yang ditetapkan pemerintah, yaitu antara 2% hingga 4%.
Rendahnya inflasi di tahun 2020 ini, sejalan dengan kecenderungan penurunan permintaan dan daya beli akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Setelah 4 Bulan Berturut Alami Deflasi, Bali Alami Inflasi Sebesar 0,68 persen pada Desember 2020
Jika dirinci berdasarkan komponen, inflasi inti di tahun 2021 mencapai 1,60%.
Dari angka itu, andil komponen ini terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 1,05%.
Sedang komponen harga yang diatur pemerintah, seperti tarif listrik, mengalami kenaikan 0,25%.
Komponen ini menyumbang 0,04% terhadap inflasi secara keseluruhan.
Komponen harga bergelojak mengalami pertumbuhan 3,62% dalam basis tahunan.
Dari kenaikan sebesar itu, kontribusi komponen ini terhadap inflasi sebesar 0,59%.
Dalam basis bulanan, inflasi cenderung naik selama tiga bulan terakhir di 2020.

Baca juga: Inflasi 1,68 Persen, Jumlah Turis Asing Anjlok 73,6 Persen
Untuk Desember, BPS mencatat laju inflasi month-to-month sebesar 0,45%.
Angka itu lebih tinggi dibandingkan inflasi bulanan di November dan Oktober, yang masing-masing sebesar 0,28% dan 0,07%.
Jika dirinci dalam kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang tertinggi untuk inflasi dalam basis tahunan di 2020.
Porsi dari kelompok itu mencapai 0,91%.
Baca juga: Bulan November 2020 Bali Mengalami Inflasi
Perkiraan BI di bulan Januari

Sementara itu, Bank indonesia (BI) memperkirakan tren inflasi masih akan terus berlanjut di Januari 2021.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama Januari 2021, inflasi diperkirakan akan sebesar 0,38% secara bulanan alias month on month (mom).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2021 secara tahun kalender akan sebesar 0,38% ytd dan secara tahunan sebesar 1,68% yoy,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam laporannya seperti dilansir Kontan.
Penyumbang utama inflasi berasal dari cabai rawit yang naik 0,09% mom, cabai merah yang naik 0,05% mom, tempe dan tahu masing-masing naik 0,03% mom, emas perhiasan dan tarif angkutan antarkota masing-masing 0,02% mom.
Selain itu, ada juga peningkatan harga dari ikan kembung, daging ayam ras, udang basah, ikan tongkol, serta nasi dengan lauk yang masing-masing sebesar 0,01% mom.
Baca juga: Guru Besar Pertanian Unud: Petani Sudah Miskin, Tapi Malah Dijadikan Bemper Inflasi
Baca juga: Berhasil Jaga Tingkat Inflasi di Tengah Pandemi, TPID Badung Kembali Raih Penghargaan
Akan tetapi, ada beberapa komoditas yang mengalami penruunan harga sehingga menyumbang deflasi, yaitu komoditas telur ayam ras yang turun 0,03% mom dan bawang merah yang turun harga 0,02% mom.
Ke depan, Erwin bilang, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya pada perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
Selain itu, BI juga akan memperkokoh langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, juga menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. (*)
artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul Ekonomi Lesu Akibat Pandemi, Inflasi di 2020 Terendah Selama Tujuh Tahun Terakhir dan BI perkirakan inflasi pada Januari 2021 sekitar 0,38%.