UPDATE Gempa Sulbar: Banyak Warga Bali Mengungsi di Pura, Putu Muliati Sebut Sulit Cari Makan

UPDATE Gempa Sulbar: Banyak Warga Bali Mengungsi di Pura, Putu Muliati Sebut Sulit Cari Makan

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
HANDOVER
Kondisi terkini Kantor Gubernur Sulawesi Barat atau Sulbar di Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Mamuju, Jumat (15/1/2021), usai diguncang gempa. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB telah menyebabkan 42 orang dilaporkan meninggal dunia.

Warga Bali yang tinggal di dekat lokasi gempa kini banyak yang dikabarkan mengungsi ke pura.

Bahkan, mereka juga kesulitan mencari makanan karena warung-warung tutup. 

Hal itu diungkapkan oleh seorang warga Bali yang tinggal di Majene, Putu Muliati saat dihubungi Tribun Bali, Sabtu (16/1/2021) siang.

Muliati menuturkan dirinya tinggal di pusat Kota Majene.

Sehingga dampak yang dialami tidak terlalu serius.

“Kalau saya di Majene kota, tidak terlalu terdampak. Tidak ada bangunan sampai rusak. Tapi katanya kalau di Kecamatan Malunda katanya hancur,” kata warga asli Bangli ini.

Meski demikian, ia mengaku waswas seandainya terjadi gempa susulan yang mengakibatkan tsunami.

Terlebih lagi rumahnya berada di dekat pantai.

Baca juga: Analisis BMKG terkait Gempa Majene: Dari Gempa Kerak Dangkal hingga Sesar Naik Mamuju

Walaupun begitu, karena takut akan tsunami, banyak warga di wilayahnya yang memilih mengungsi.

“Karena banyak yang mengungsi takut tsunami, jadinya sulit nyari makan di sini. Warung-warung pada tutup dan tidak berani jualan,” aku perempuan yang tinggal di Majene sejak tahun 1998 ini.

Namun, sejak gempa terjadi dirinya mengaku tidak ikut mengungsi walaupun tetap waswas.

Ia menambahkan, sampai hari ini gempa susulan masih terjadi di sana.

“Tadi pagi sempat ada gempa susulan dengan kekuatan tiga koma sekian,” katanya.

Baca juga: Kisah Warga Bali di Majene yang Terdampak Gempa, Putu Muliati: Susah Nyari Makan, Warung Tutup

Dirinya juga sempat berkomunikasi dengan kerabatnya sesama orang Bali yang tinggal di Mamuju.

Dari kerabatnya dia memperoleh informasi jika banyak warga Bali di Mamuju yang mengungsi di pura.

“Saya sih tidak dapat ke sana, tapi katanya orang Bali di sana banyak yang mengungsi di pura saat ini,” katanya.

Muliati menceritakan, sebenarnya sejak tahun 2010 lalu ia bersama keluarganya sudah pindah ke Makassar.

Namun, ia masih punya rumah di Majene yang digunakan sebagai tempat usaha.

Dan saat ia sedang berada di Majene, gempa pun terjadi yang sempat membuat kepanikan.

Sejarah gempa bumi di Majene
Berdasarkan catatan yang dihimpun BMKG, pusat gempa atau episenter gempa bumi Majene sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu gelombang tsunami pada 23 Februari 1969, yang pada saat itu berkekuatan magnitudo 6,9 dan pusat gempa bumi adalah pada kedalaman 13 kilometer.

Dilansir dari Kompas.com, gempa bumi yang terjadi pada saat itu telah menyebabkan sedikitnya 64 orang meninggal dunia, 97 orang luka-luka, dan 1.287 rumah serta rumah ibadah mengalami kerusakan.

Selain itu, dermaga pelabuhan pecah dan timbul gelombang tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pellatorang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili.

Selanjutnya, sejarah juga mencatat rentetan peristiwa gempa bumi yang mengguncang sekitar wilayah Majene, yakni gempa bumi Polewali Mandar pada 11 April 1967 yang tercatat menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 warga meninggal dunia.

Kemudian, gempa bumi juga tercatat pernah terjadi pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 di Majene yang menyebabkan 64 orang meninggal dunia, 97 orang luka, 1.287 rumah rusak di empat desa.

Berikutnya, 8 Januari 1984, gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah Mamuju dan mengakibatkan rumah-rumah mengalami kerusakan. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Analisis dan Catatan BMKG soal Gempa Majene, Rentetan Sejarah, hingga Potensi Gempa Susulan"

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved