Jenazah Gede Seni Diangkut Pakai Mobil Pikap, Dirut RSUD Buleleng: Keluarga Tak Permasalahkan

Jenazah Gede Seni Diangkut Pakai Mobil Pikap, Dirut RSUD Buleleng: Keluarga Tak Permasalahkan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
Dok. Istimewa
VIRAL Jenazah Gede Seni Diangkut Mobil Pikap, Istri: Kami Tidak Punya Uang Sewa Mobil Ambulans 

TRIBUN-BALI.COM - Jenazah dibawa pulang dengan mobil pikap viral di sosial media Facebook.

Peristiwa itu terjadi di Buleleng, Bali.

Diketahui, identitas jenazah yang diangkut menggunakan mobil pikap itu ialah Gede Seni, warga kurang mampu asal Banjar Dinas Pasek, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Sebelumnya almarhum dirawat di RSUD Buleleng.

Baca juga: Dentuman Misterius di Bali, Wagiastra: 10 Km dari Bibir Pantai, Suaranya Jelas Sekali

Direktur Utama RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha tidak menampik jika ada jenazah yang dipulangkan dari RSUD menuju ke rumah duka, dengan menggunakan mobil pikap. 

Keputusan itu diambil oleh pihak keluarga sendiri.

dr Arya menjelaskan,  keluarga almarhum sebelumnya mengaku akan membawa pulang jenazah ke rumah duka dengan menggunakan mobil carry.

Atas keputusan tersebut, pihak rumah sakit pun mengizinkan.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Bali Senin 25 Januari 2021: Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem

Sebab pulangnya jenazah menggunakan mobil pribadi bukan kali pertama terjadi.

"Di bayangan saya, mobil carry itu tertutup, seperti bemo (angkot,red). Karena selama ini keluarga yang mau memulangkan jenazah menggunakan mobil pribadi itu banyak.

Tapi biasanya mereka menggunakan mobil APV atau angkot. Namun ternyata untuk kasus yang ini,  carry yang digunakan bak terbuka.

Pihak keluarga sih sebenarnya tidak mempermasalahkan. Tapi karena viral di sosial media, warganet merasa itu tidak pantas," ucapnya.

dr Arya pun menegaskan, pihak keluarga sejatinya bisa meminta agar jenazah dibawa pulang, degan menggunakan mobil jenazah.

Pembayarannya pun nanti akan dimasukan sebagai piutang, yang dikalkulasikan dengan biaya perawatan.

Apabila keluarga terbukti tidak mampu, maka piutang sejatinya dapat diputihkan.

"Almarhum memang tercatat sebagai pasien umum, karena tidak punya jaminan kesehatan.

Selama ini kalau sudah masuk sebagai pasien umum, bisa pakai mobil jenazah rumah sakit.

Atau bisa dibantu oleh organisasi-organisasi sosial. Atau bisa juga pakai ambulan milik PMI dan Buleleng Emergency Service (BES).

Tapi keluarga memilih menggunakan mobil itu (pikap,red) mungkin biar tidak ribet lagi, karena mungkin mobil itu yang ada, dan mereka tidak mempermasalahkan," ucapnya.

Tak Ada Pilihan Lain

Dikonfirmasi terkait peristiwa itu, istri almarhum Gede Pasek, Ketut Suryani (35) membenarkan bahwa jenazah suaminya terpaksa dipulangkan dari RSUD Buleleng menuju rumah duka dengan menggunakan mobil pikap, pada Sabtu pagi kemarin.

Tidak ada pilihan lain, sebab pihak keluarga tidak memiliki biaya untuk menyewa mobil ambulans, yang tarifnya mencapai Rp 800 ribu.

"Yang ngurus jenazah suami saya di rumah sakit hanya mertua saya. Mereka tidak tau mau minta bantuan ke siapa.

Disamping itu biaya sewa mobil ambulans di cukup mahal, Rp 800 ribu kami tidak punya uang sebanyak itu.

Akhirnya ada komunitas yang mau membantu, meminjamkan mobil pikap nya untuk mengantar jenazah suami saya ke rumah duka.

Dengan adanya bantuan itu kami sudah sangat bersyukur, jenazah suami saya bisa cepat dibawa pulang ke rumah duka," terangnya, saat ditemui di rumah duka, Minggu 24 Januari 2021.

Buka Rekening Donasi

Peristiwa ini mulanya diposting oleh akun Facebook Humas (Buleleng Sosial Community), dengan tujuan untuk membuka donasi.

Dalam postingan itu, pemilik akun mengunggah sebuah foto yang menunjukkan jenazah Gede Seni tengah tergeletak di belakang mobil pikap, ditutupi selimut bermotif garis-garis warna hitam dan putih.

Tampak pula kedua orangtua almarhum, tengah duduk di samping jenazah Gede Seni.

Foto diambil saat mobil pikap sedang berhenti di perempatan Penarukan, Singaraja.

Selain foto, pemilik akun juga menjelaskan terkait kondisi keluarganya almarhum yang kurang mampu, sehingga terpaksa memulangkan jenazah dari rumah sakit menuju ke rumah duka di Banjar Dinas Pasek, dengan menggunakan mobil pikap.

Dijelaskan pula terkait kondisi keluarga yang tidak mampu membayar biaya perawatan, yang jumlahnya mencapai belasan juta.

Selain foto, melalui postingan tersebut, akun Humas (Buleleng Sosial Community) juga menjelaskan kondisi keluarga almarhum yang kurang mampu, dan masih menunggak biaya perawatan di rumah sakit.

Sehingga mereka membuka rekening donasi, untuk membantu keluarga almarhum Gede Seni melunasi utang biaya perawatan yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved