Berikut Peringatan Dini Cuaca dari BMKG Selama 2 Hari Kedepan Untuk Wilayah Bali

Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah Bali

Pexels
Ilustrasi hujan deras - Berikut Peringatan Dini Cuaca dari BMKG Selama 2 Hari Kedepan Untuk Wilayah Bali 

Menurut Indira, pihaknya kemudian mendapatkan informasi dari warga adanya laporan mengenai peristiwa meteor jatuh dan lain sebagainya, namun dari pihak BMKG yang berwenang terkait kegempaan mengkonfirmasi bahwa suara ledakan atau dentuman di Buleleng bukan merupakan akibat gempa bumi.

"Setelah kami cek pada kira-kira pukul 10.27 Wita memang ada anomali sinyal di sensor Singaraja milik BMKG namun bukan merupakan sinyal seismik gempabumi," tegasnya.

3.      Bisa dikoordinasikan ke Lapan

Konfirmasi lebih lanjut, kata Indira, dibutuhkan dengan lembaga-lembaga lain, kalau kesaksian warga menyaksikan meteor atau benda langit. Dalam hal ini tentu bisa mengkoordinasikan dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

4.      Rekaman sensor 20 detik

Menurutnya untuk alat sensor itu sensitif terhadap banyak hal, bisa karena gempabumi, gunung api, nuklir semua itu bisa tercatat sebenarnya tapi ada klasifikasinya menentukan ini itu sinyal seismik gempabumi atau sinyal yang lain.

"Dari pola di seismogramnya ini kita bisa lihat, kenapa kita bisa bilang ini bukan gempabumi karena beberapa sensor yang terdekat dari sensor Singaraja ini tidak mencatat rekaman tersebut juga. Jadi hanya satu sensor saja yang merekam getaran yaitu Singaraja," paparnya.

Ia menambahkan durasi getaran yang tercatat pada sensor itu kurang lebih 20 detik dan kalau disetarakan dengan magnitudo setara dengan 1,1 magnitudo.

5. Lapan belum bisa memastikan

Melansir Kompas.com, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, Lapan belum bisa memastikan apakah suara dentuman tersebut disebabkan oleh meteor jatuh.

Dia mengatakan, Lapan tidak memiliki alat pendeteksi meteor yang berada di dekat Pulau Bali.

"Kalau benar ada saksi yang melihat bola api yang meluncur disertai ledakan, mungkin itu meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer yang menyebabkan ledakan akibat gelombang kejut asteroid," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Minggu 24 Januari 2021.

Saat ini Lapan belum berencana untuk melakukan penelusuran lebih lanjut terkait fenomena itu.

Akan tetapi, jika kemudian ada temuan bukti yang perlu diidentifikasi, maka pihaknya akan mengirim tim ke lokasi.

"Belum ada rencana (penelusuran). Kalau ada bukti yang perlu diidentifikasi, kami akan kirim tim ke lokasi," ujar Thomas. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved