Melukat di Pura Tirta Suranadi Klungkung, Tirta Muncrat Satu Diantara Sumber Air Panglukatan
Melukat di Pura Tirta Suranadi Klungkung, Tirta Muncrat Satu Diantara Sumber Air Panglukatan
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
Sedangkan khusus untuk malukat, harus menggunakan kain dan selendang.
“Tujuan adanya kolam renang ini, adalah memang untuk berenang dan rekreasi wisata. Tetapi yang tidak bawa kain, tidak boleh naik ke tempat malukat,” tegasnya.
Baca juga: Cerita Pura Geger, Tempat Melukat dan Metamba untuk Memohon Kesembuhan Hingga Keturunan
Siapapun boleh berenang, karena merupakan tempat pemandian umum.
“Ya kalau misalnya setelah berenang mau melukat, bisa mandi di bawah karena kami siapkan pancoran untuk keramas sabunan dan lain sebagainya. Setelah itu baru ke tempat malukat,” sebutnya.
Sumber air panglukatan, berasal dari klebutan di dalam Pura Tirta Suranadi.
“Apabila pamedek mau sekalian sembahyang, bisa menghubungi jero mangku dan nomornya sudah ditempel di jaba pura,” jelasnya.
Ada dua mata air di dalam pura, satunya mata air Tirta Muncrat dan satu lagi mata air Tirta Suranadi.
“Kalau yang muncrat, lokasinya agak jauh dari sini. Sekitar 150 meter dan melalui jalan setapak,” katanya.
Aksesnya pun masih alami dan agak susah dilalui, karena belum diperbaiki.
Rai menjelaskan, di Desa Manduang pada umumnya memang ada banyak sekali mata air.
Terutama di sebelah timur desa, ada sekitar lebih dari 15 mata air.
“Biasanya warga dari luar Manduang, yang nunas tirta klebutan untuk dipakai melukat atau upacara lainnya, maka sekali datang ke Manduang sudah dapat banyak tirta,” sebutnya.
Adanya obyek ini, juga diharapkan bisa membantu ekonomi warga Manduang dan sekitarnya.
Saat ini, pamedek yang datang hanya dimintai donasi atau dana punia seikhlasnya.
Kotak dana punia disediakan di tangga turun dan di dekat genah tirta.