Layanan Kantor Imigrasi Ngurah Rai Bali Tutup Sementara Setelah Sejumlah Petugas Positif Covid-19
Penutupan layanan di Kantor tersebut dilakukan mulai 26 Januari 2021 pukul 12.00 Wita hingga tanggal 29 Januari 2021 mendatang.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Adanya sejumlah petugas di Kantor membuat pelayanan di kantor tersebut tutup sementara.
Penutupan layanan di Kantor tersebut dilakukan mulai 26 Januari 2021 pukul 12.00 Wita hingga tanggal 29 Januari 2021 mendatang.
Penutupan sementara tersebut diumumkan melalui akun sosial media Instagram @imngurahrai pada 3 hari lalu.
• Berada di Bawah Pemerintahan Darurat Akibat Covid-19, Malaysia Perluas Wilayah Lockdown
• Setelah Kritik Anies Baswedan Ali Lubis Dapat Peringatan dari Gerindra, PDIP Siap Tampung
Dalam caption unggahan infografis pengumuman tersebut ditulis :
"Informasi terbaru mengenai pelayanan keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai."
Sementara pada infografis itu tertulis :
PENGUMUMAN
Sebagai antisipasi terhadap penyebaran Covid-19, diberitahukan kepada seluruh pemohon jasa keimigrasian bahwa Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai TUTUP SEMENTARA.
Mulai 26 Januari 2021 Pukul 12.00 Wita - 29 Januari 2021. Pelayanan akan dibuka kembali pada hari Senin, 1 Februari 2021.
Bagi WNA pemegang izin tinggal yang masa berlaku izin tinggalnya berakhir pada tanggal 26 - 31 Januari 2021, dapat menghubungi +6281236956667 (Whatsapp Chat, pada pukul 08.00-16.00 Wita) paling lambat 1 hari sebelum masa izin tinggal berakhir. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
Kakanwil Kemenkumham Provinsi Bali, Jamaruli Manihuruk membenarkan perihal tutup sementaranya operasional layanan Kanim Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai tersebut.
"Iya benar tutup sementara sampai hari Jumat 29 Januari 2021 karena sejumlah petugas terkonfirmasi positif Covid-19. Sebagai langkah antisipasi pencegahan penyebaran operasional ditutup sementara," ujarnya didampingi Humas Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali Surya Dharma, Selasa 26 Januari 2021.
Jamaruli Manihuruk menambahkan, bahwa petugas di Kanwil Kemenkumham Bali termasuk petugas di Kantor Imigrasi yang ada di Bali secara rutin menjalani tes cepat Covid-19, hal ini sebagai langkah antisipasi pencegahan dan penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja.
Seperti di Kanim Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai pada hari Senin 25 Januari dilakukan Rapid Antigen kepada seluruh petugas tidak ada pengecualian wajib menjalani tes.
Demi kenyamanan dan keamanan petugas dan masyarakat, protokol kesehatan ketat pun diterapkan di Kanwil Kemenkumham Bali termasuk Kantor Imigrasi yang ada di Bali.
Protokol kesehatan tak lain guna menekan penyebaran dan pencegahan Covid-19 semakin luas yang mana sekarang kasusnya terus meningkat khususnya Bali serta secara Nasional pada umumnya.
Travel Bubble Terancam Batal
ntuk menggeliatkan pariwisata Internasional di Bali khususnya Badung, pemerintah pusat berencana akan melaksanakan Travel bubble.
Kendati demikian Travel Bubble yang rencana akan dilakukan terancam batal, pasalnya kasus covid-19 semakin mejingkat.
Selain itu juga dilaksanakan PPKM di wilayah Bali dan Jawa.
Ketua PHRI Badung, IGN Rai Suryawijaya saat dikonfirmasi tak menampik hal tersebut
Pihaknya mengatakan Travel Bubble menjadi salah satu skema yang ditempuh pemerintah dalam membuka kembali pariwisata Bali untuk internasional.
Adapun 5 negara yang dijajaki adalah negara Australi, Cina, Korea, Jepang dan Timur Tengah.
"Semula rencana pembukaan pariwisata internasional dengan skema tersebut diwacanakan pada triwulan pertama awal tahun 2021. Namun nampaknya hal itu belum bisa dilaksanakan adanya, karena kasus meningkat," katanya Selasa 26 Januari 2021.
Menurut Surya Wijaya, rencana travel bubble merupakan tindaklanjut dari pertemuan tim Pokli (Kelompok Ahli) Gubernur Bali dengan Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno beberapa waktu lalu.
Hal itu dilakukan untuk memulihkan pariwisata yang ada di Bali.
"Pada dasarnya, Menparekraf Sandiaga Uno sangat komit memberikan support untuk Bali.
Karena itulah tim sedang memfinalisasi usulan program untuk membangkitkan pariwisata Bali," katanya.
Pihaknya mengatakan travel bubble memang menjadi salah satu jalan yang rencananya ditempuh dalam menggeliatkan kembali sektor pariwisata Bali.
Namun karena kasus Covid-19 kembali meningkat di Bali yang mencapai 3 digit, tentu menjadikan opsi itu kembali dikaji.
"Selain kasus covid-19 kita tinggi, negara lain seperti Australia juga berpotensi tidak membuka penuh perbatasan internasional hingga 2022.
Begitu pula dengan Cina yang belum membuka border-nya dan sepertinya akan memberlakukan kebijakan itu sampai September 2021," paparnya.
Pihaknya mengatakan, meski memaksa harus membuka pariwisata Internasional, namun pihaknya mengatakan tidak akan ada wisatawan yang datang.
Sebenarnya kata Suryawijaya yang paling besar wiasatawannya itu Australia dan Cina.
"Kita sadari situasi pariwisata Bali saat ini memang sangat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19.
Sebab sudah hampir 10 bulan kondisi pariwisata Bali seperti ini," jelasnya.
Kondisi keterpurukan pariwisata pun membuat dana cadangan habis, income sangat kecil.
Namun disisi lain biaya perawatan akomodasi yang tinggi dan beban operasional yang cukup tinggi.
"Sebenarnya pemerintah diakuinya sudah berupaya maksimal untuk berupaya membangkitkan kondisi tersebut dan sangat gencar untuk mengendalikan agar angka kasus tersebut bisa menurun," akunya.
Kendati demikian, pihaknya pun berharap pencegahan penyebaran virus untuk pemulihan pariwisata perlu dukungan dari semua pihak, terutama masyarakat.
"Kalau hanya pemerintah saja yang berupaya, tentu tidak akan bisa cepat berlalu dampak pandemi tersebut.
Untuk itu kita mengajak semua elemen masyarakat saling bantu membantu dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 ini," tukasnya. (*)