Setelah di Jambi, Buaya Kembali Memangsa Manusia di Belitung Timur, Dandi Sempat Timbul Tenggelam
Dengan mata kepalanya sendiri, Bani melihat bagaimana buaya besar itu menerkam bagian pinggang dan menyeret keponakannya.
TRIBUN-BALI.COM, BELITUNG TIMUR - Kejadian buaya memangsa manusia kembali terjadi.
Setelah sebelumnya buaya memangsa Sugiyanti (41) yang hendak buang air di kanal kampung, Kabupaten Tanjung Jabug Timur, Jambi pada Senin 25 Januari 2021 kini seekor buaya memangsa manusia menimpa seorang pemancing bernama Dandi.
Dandi yang merupakan warga Belitung Timur ini diterkam seekor buaya dengan panjang sekitar 6 meter saat sedang memancing di pantai, Senin 25 Januari 2021.
Saksi mengatakan bahwa Dandi tiba-tiba diterkam buaya saat sedang memancing di Teluk Merambai, Tanjunglabun, Desa Limbongan, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Paman korban melihat bagaimana keponakannya tersebut diterkam buaya ganas.
• Artis TikTok Asal Solo Viens Boys Terancam 1 Tahun Penjara Gara-gara Acara Jumpa Fans di Madiun
Kejadian tersebut disaksikan Bani saat berada sekitar 50 meter dari korban buaya ganas tersebut.
Dengan mata kepalanya sendiri, Bani melihat bagaimana buaya besar itu menerkam bagian pinggang dan menyeret keponakannya.
Dia melihat langsung keponakannya sempat timbul lalu tenggelam lagi diseret buaya buas tersebut.
"Tidak tega saya ke tempat itu lagi. Kemarin sekitar setengah empat sore, saya sempat melihat pertama saya lihat tangan kemudian buaya itu mengangkat badan (korban) menghadap saya, lalu tenggelam, timbul lagi ditengah," ucap Bani, selasa 26 Januari 2021.
Bani juga sempat berteriak ke arah buaya itu. Dia meminta agar keponakannya dilepaskan.
Menurut dia, saat itu keponakannya sudah tak berdaya.
"Lepaskan," ujar Bani menirukan teriakannya.
Turunkan Empat Dukun
Untuk mencari jasad Dandi, empat dukun pun dikerahkan untuk melakukan ritual adat untuk mencari Dandi (20).
Keempat dukun atau tokoh adat ini dilibatkan karena daerah tersebut merupakan perbatasan teritorial.
Keempat dukun ini adalah Kik Sadi (Dukun Kampong Limbongan), Dukun Air dan Dukun Buaya Desa Batu Penyu dan dukun air Kampong Batu Air.
Saat proses pencarian, dukun tampak turun ke perairan.
Menurut kepercayaan, para dukun air ini sedang berkomunikasi dan meminta petunjuk di mana keberadaan korban.
Pantauan posbelitung.co, warga pun berjejer di atas pelabuhan melihat dukun air itu beraksi.
Dia tampak mengahadap ke arah batas air dan daratan.
Dukun lainnya juga meminta pakaian yang dikenakan korban agar ditancapkan di sebatang kayu tepat di lokasi korban diterkam.
Selain itu, dukun lainnya, minta tim pencarian korban mencari ke arah muara Sembulu.
Tim SAR Gabungan turun bawa senapan serbu
Setelah mendapatkan laporan, Tim SAR gabungan turun melakukan pencarian korban serangan buaya di sekitar Teluk Merambai, Tanjunglabun, Desa Limbongan, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Satu unit senapan serbu berwarna hitam turut dibawa pada pencarian ini.
Pencarian korban serangan buaya ini pun akan dilanjutkan pada Selasa 26 Januari 2021.
Wartawan posbelitung.co Suharli melaporkan, senapan serbu itu dilengkapi dua magazine berisi peluru tajam.
"Pencarian dilanjutkan. Tim SAR gabungan mengerahkan dua rubber boat, satu perahu dolphin, dan satu perahu warga," ujar Suharli, Selasa 26 Januari 2021.
Rencananya pencarian akan menyasar muara Sungai Sembulu.
Sungai Sembulu diketahui adalah suatu kawasan di Belitung Timur yang dikenal terdapat banyak buaya.
Sungai ini diketahui tembus atau bermuara di Teluk Merambai, lokasi Dandi diserang buaya.
"Perahu karet tidak bisa masuk ke sana. Jadi pakai dolphin," ujar Suharli melaporkan.
Pencarian korban kemarin terkendala cuaca.
Pantauan Posbelitung.co kemarin, dua rubber boat dikerahkan untuk mencari korban.
Pencarian juga dibantu warga sekitar menggunakan kapal nelayan.
Tim menyisir Teluk Merambai, Tanjung Labun, Desa Limbongan, Kecamatan Gantung, Belitung Timur.
Danpos SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim menuturkan, ada saksi yang melihat buaya sepanjang 6 meter di sekitar tempat tersebut.
Sehingga tim SAR gabungan harus waspada.
Pun demikian dengan warga yang ikut dalam proses pencarian.
"Karena menurut saksi ukuran buaya panjangnya sekita 6 meter, kami harapkan Tim SAR Gabungan juga berhati-hati, bila melihat korban juga harus melihat situasi di sekitarnya, jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Saat proses pencarian, tim juga menemukan sejumlah buaya.
Tapi tak bisa dipastikan buaya mana yang telah menyerang Dandi.
"Untuk posisi korban saat ini kami belum tahu, pencarian korban akan dilanjutkan besok Selasa 26 Januari 2021," ucapnya.
Proses pencarian kemarin terkendala cuaca yang tak mendukung hingga akhirnya dihentikan.
"Kendala kami cuaca hujan deras dan banya hewan buas yang berkeliaran," ujar Danpos SAR Belitung, Rahmatullah Hasyim di lokasi kejadian.
Serangan Pertama di Pantai
Kepala BPBD Belitung Timur yang juga mejabat sebagai Sekda Beltim, Ikhwan Fahrozi ikut turun langsung ke lapangan saat pencarian korban dilakukan.
Dia menyebut, bahwa kejadian ini adalah kejadian pertama serangan buaya di pantai.
Sebelumnya, buaya menyerang warga di sungai atau muara sungai, dan bukan di pantai.
"Ini dibibir pantai di pinggir karang yang notabanenya air asin, jadi ini pertama kali. Beda dengan kejadian sebelumnya," ujar Ikhwan.
Ikhwan mengakui ada sejumlah laporan kemunculan buaya di pesisir pantai.
Namun, tak pernah ada serangan buaya sampai kemudian Dandi jadi korbannya.
"Memang beberapa waktu lalu mereka muncul di pesisir pantai namun belum ada kejadian hingga memakan korban," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di posbelitung.co dengan judul Empat Dukun Lakukan Ritual Adat untuk Mencari Korban Serangan Buaya di Teluk Merambai