Corona di Bali
Dewan Denpasar Kritisi Penanganan Covid-19,Agus Wirajaya Sebut PPKM & PKM Terkesan Sangat Formalitas
Namun dua minggu penerapan PPKM dan seminggu penerapan PKM tingkat banjar/dusun, kasus positif masih tinggi.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Tentu hal ini menjadi ketidakkonsistenan pola pemerintah dengan tetap membuka pasar tradisional yang sangat berpotensi menjadi tempat berkerumun masyarakat,” katanya.
• Vaksinasi Covid-19 Kedua di Denpasar Digelar Jumat 29 Januari 2021, Dipusatkan di RSUD Wangaya
Ia juga menganggap pembatasan waktu tersebut bertolak belakang dengan pola pencegahan yang utama, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
“Berkaitan dengan menjaga jarak ini jangan diartikan tidak boleh berkumpul, namun lebih pada berkumpul dengan menjaga jarak tentunya,” tegasnya.
Dirinya pun menganggap pelaksanaan PKM maupun PPKM terkesan sangat formalitas.
“Banyak petugas PKM lebih berdiam diri di banjarnya masing-masing, tidak bergerak seoptimal mungkin,” katanya.
Menurutnya, seharusnya Pemkot Denpasar menyiapkan petugas yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang penanganan Covid-19.
“Melakukan sosialisasi, secara berkesinambungan kepada masyarakat, dengan mengunjungi tempat usaha, bahkan dari rumah ke rumah untuk menjelaskan pentingnya pola pencegahan dan serta ciri-ciri terjangkit Covid-19,” sarannya.
Selain itu, Satgas juga melakukan razia penggunaan masker dan cuci tangan secara berkala terutama di waktu-waktu aktivitas kerja masyarakat.
“Yang terpenting, memberikan ruang kegiatan seperti biasa tanpa adanya pembatasan sepanjang menerapkan prokes dengan baik,” katanya.
Wirajaya pun memberikan catatan, bahwa Covid-19 dapat diatasi dengan imunitas tubuh yang baik dan imunitas tubuh sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis seperti beban pikiran dan stress.
“Oleh karena itu, saya berharap dengan pola yang diterapkan pemerintah adalah pola yang tidak menebarkan ketakutan masyarakat. Ketakutan akan menimbulkan keresahan, dan akan semakin sulit untuk mengatur masyarakat yang dikuasai ketakutan dan keresahan,” katanya.
• Denpasar Terapkan Dobel Strategi, Dewan: Pejabat Jangan Berikan Contoh Tidak Baik Pada Masyarakat
Ia pun meminta, sebaiknya berhenti menyebarkan informasi data Covid yang dapat menambah rasa takut masyarakat.
Menurutnya, yang tepat disebarluaskan adalah data jumlah yang sembuh, distribusi vaksin, yang sudah divaksin sehingga timbul optimisme di pikiran masyarakat bahwa wabah ini bisa kita kalahkan.
“Jadikan data Covid sebagai data internal untuk memformulasikan pola pencegahan yang harus dilakukan.
Masyarakat hanya perlu hal yang nyata, pola yang jelas dan tegas, bukan seperti data meningkatnya OTG, ODP, PDP yang menyebabkan pesimisme masyarakat dalam menghadapi wabah ini,” katanya.