Kepausan

Paus Fransiskus Harus Berhenti Makan Pasta karena Sakit Punggung Sangat Menyiksanya

Dokter menyarankan Sri Paus berhenti makan pasta dan menjalani diet demi menurunkan berat badan.

Editor: DionDBPutra
AFP Photo/Filippo Monteforte
Paus Fransiskus kini menderita sakit punggung. Dokter menyarankan Sri Paus berhenti makan pasta dan menjalani diet demi menurunkan berat badan. 

TRIBUN-BALI.COM, VATICAN CITY - Pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus kini menderita sakit punggung.

Dokter menyarankan Sri Paus berhenti makan pasta dan menjalani diet demi menurunkan berat badan.

Dokter menyarankan  Paus  Fransiskus harus diet  dapat menurunkan berat badan hingga 1,8 kilogram demi meredakan linu panggulnya.

Gara-gara sakit punggung Paus asal Argentina yang berusia 84 tahun itu dilaporkan sudah melewati sejumlah agenda di Vatikan.

Paus Fransiskus ke Irak Bulan Maret Bertemu Ulama Syiah dan Kunjungi Tempat Kelahiran Nabi Ibrahim

Vatikan Konfirmasi Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI Sudah Disuntik Vaksin Covid-19

Terbersit keraguan apakah rencana lawatannya ke Irak pada Maret bisa terlaksana atau tidak.

Pada hari Kamis 28 Januari 2021), Paus Fransiskus harus duduk saja ketika hadir dalam audiensi dengan para kardinal.

"Saya seharusnya berbicara sambil berdiri. Tetapi sakit punggung saya begitu menyiksa. Tamu yang ini luar biasa jahatnya," kata Paus dalam nada guyon.

"Jadi jika kalian bersedia memaafkan dan mengampuni saya, izinkan saya untuk tetap duduk dalam pertemuan ini," kata Paus Fransiskus.

Sumber di Vatikan mengungkapkan, Sri Paus diminta makan semangkuk nasi dan buah, sayuran, minyak zaitun, maupun ikan dalam jumlah banyak.

The Sun hari Jumat 29 Januari 2021 melaporkan, Paus Fransiskus diminta menghentikan makan pasta maupun pizza.

"Jika beliau menuruti kata dokter, saya rasa beliau bakal baik-baik saja. Tetapi sejauh ini selera beliau sehat," kata sumber Takhta Suci.

Kendati punggungnya menderita, Paus Fransiskus yang sudah menerima suntikan vaksin Covid-19 menyerukan umat Katolik mengikutinya demi tanggung jawab etis bagi orang lain.

Namun, kabar duka menghampiri Paus Fransiskus ketika dokter pribadinya, Fabrizio Soccorsi, meninggal dalam usia 78 tahun beberapa pekan lalu.

Soccorsi yang semasa hidupnya mendapatkan perawatan atas penyakit kanker meninggal akibat komplikasi virus corona.

Diwartakan Tribun Bali sebelumnya, Paus Fransiskus dijadwalkan berkunung ke Irak bulan Maret 2021 mendatang.

Paus Fransiskus Segera Disuntik Vaksin dan Mengecam Mereka yang Menolak Vaksin Covid-19

Di Irak Paus Fransiskus akan bertemu Ulama Syiah terkemuka Ayatollah Ali al-Sistani. Rencana kunjungan Sri Paus disampaikan Patriark Gereja Katolik Khaldea Irak Louis Sako kepada AFP, Kamis 28 Januari 2021.

Louis Sako mengatakan, kunjungan pemimpin Takhta suci tersebut akan menjadi “kunjungan pribadi” antara dua tokoh agama tanpa formalitas.

Louis Sako berharap, Paus Fransiskus dan Ayatollah Ali al-Sistani akan menandatangani dokumen tentang persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia.

Dokumen tersebut merupakan teks antar-agama yang mengutuk ekstremisme.

Teks tersebut sebelumnya ditandatangani Paus Fransiskus dengan cendekiawan Sunni terkemuka, Imam Besar Masjid Al-Azhar Syekh Ahmed al-Tayeb pada tahun 2019.

Pemimpin Gereja Katolik di seluruh dunia tersebut dijadwalkan mengunjungi Irak mulai tanggal 5 hingga 8 Maret 2021.

Selama lawatannya di Irak, Paus Fransiskus sedianya akan mengunjungi Baghdad, Mosul, dan Ur. Ur diyakini sebagai tempat Nabi Ibrahim atau Abraham.

Irak pernah mencatat ada lebih dari 1,5 juta populasi orang Kristen. Namun, kelompok ini menjadi terkoyak dan tercerai-berai karena konflik berkepanjangan di negeri tersebut.

Pada tahun 2003, ketika pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat menyerbu Irak, peperangan sektarian mendorong pengikut berbagai denominasi Kristen Irak untuk melarikan diri.

Setelah itu, konflik besar juga terjadi pada 2014 ketika ISIS menduduki beberapa kota di Irak sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Kamis 28 Januari 2021.

Kelompok tersebut memporakporandakan semua pihak yang berbeda pandangan dengan mereka.

Sekarang ini diperkirakan hanya tersisa 400.000 orang Kristen yang tetap berada di Irak.

Banyak yang mengungkapkan harapan bahwa kunjungan paus akan menyoroti tantangan yang dihadapi mereka.

Doa untuk korban musibah di Indonesia

Paus Fransiskus pada Minggu 17 Januari 2021 korban musibah di Indonesia.

Secara khusus Paus Fransiskus menyampaikan doa bagi korban gempa bumi yang menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya di Sulawesi Barat dan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang menewaskan 62 orang.

“Saya mendoakan mereka yang meninggal, yang luka-luka, dan juga yang kehilangan rumah atau pekerjaan mereka,” ujar Paus dalam doa Angelus mingguan.

Pembatasan sosial akibat pandemi virus corona membuat Sri Paus menyampaikan doa ini dari perpustakaan Apostolic Palace dan bukan di lokasi biasa, yaitu di jendela terbuka yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus.

“Saudara-saudari yang terkasih, saya ingin mengungkapkan kedekatan saya dengan warga Pulau Sulawesi di Indonesia yang diguncang gempa kuat."

"Saya mendoakan mereka yang meninggal dunia, mereka yang luka-luka, mereka yang kehilangan rumah dan pekerjaan."

"Semoga Tuhan mendukung upaya mereka-mereka yang sedang melakukan penyelamatan."

"Mari doakan saudara-saudara kita di Sulawesi, juga korban kecelakaan pesawat terbang yang terjadi Sabtu lalu di Indonesia,” ucap Paus Fransiskus dengan lirih.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul Alami Sakit Punggung, Paus Fransiskus Diminta Diet dan Setop Makan Pasta

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved