Berita Karangasem
Sekitar 200 Unit Rumah di Karangasem Bali Berpotensi Terkena Bencana Alam
Sekitar 150 - 200 unit rumah permanen di Kabupaten Karangasem, Bali, berpotensi terkena bencana alam
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Sekitar 150 - 200 unit rumah permanen di Kabupaten Karangasem, Bali, berpotensi terkena bencana alam.
Diantaranya bencana tanah longsor, air pasang, serta erupsi gunung berapi.
Rumah yang terancam kena bencana tersebar di delapan Kecamatan.
Seperti Kubu, Rendang, dan Abang.
• 24 Ton Bantuan Dari Masyarakat Bali Dikirimkan Kepada Saudara Terdampak Bencana Alam Kalsel
• Disurvei Tim Penanggulangan Bencana, Tebing Jebol di Jalan Pantai Mengening Badung Segera Diperbaiki
• Perusahaan Urban Company dari Bali Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Kalsel dan Sulbar
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa mengungkapkan, rumah warga terancam kena bencana karena berdekatan dengan rawan bencana.
Seperti bebukitan, air laut, dan gunung berapi.
Rumah warga yang terancam jaraknya sekitar 5 hingga 10 meter dengan tebing dan bukit.
"Rumah yang berpotensi terkena bencana sekitar ratusan unit. Tiap tahun pasti ada penambahan. Banyak warga yang bangun rumah dekat tebing, beserta bebukitan. Cuma BPBD belum melakukan pendataan jumlah detail,"ungkap Kepala Pelaksana BPBD, IB Ketut Arimbawa, Senin 1 Februari 2021.
Ditambahkan, hampir semua Kecamatan di Karangasem ditemukan rumah berpotensi terkena bencana sesuai pemetaan BPBD.
Di Kecamatan Karangasem ada beberapa rumah berpotensi kena longsor.
Seperti di sekitar Shang Hyang Ambu Bugbug, Seraya Barat, Seraya, dan Seraya Timur.
Kecamatan Sidemen, beberapa rumah berpotensi kena tanah longsor.
Kecamatan Rendang, Selat, Kubu, dan Bebandem, berpotensi terkena tanah longsor serta erupsi gunung api.
Sedangkan Kecamatan Manggis dan Abang, beberapa unit rumah berpotensi terkena longsor dan air pasang.
Rumah warga yang berpotensi terkena bencana sebagian besar rumah baru.
Mereka membangun rumah berdekatan dengan bebukitan atau tempat treking lantaran tak ada pilihan.
Biasanya tanah bebukitan diratakan dan pohon ditebang untuk membangun rumah.
Seperti di Kecamatan Sidemen dan Rendang.
"BPBD Karangasem menyarankan agar rumah berpotensi terkena bencana untuk pindah. BPBD bisa mengajukan bantuan ke Provinsi. Tetapi pemilik rumah tidak memiliki pilihan karena tidak ada lahan, dan terpaksa tetap tinggal,"jelas IB Ketut Arimbawa, mantan Kabid Damkar Kabupaten Karangasem.
BPBD Karangasem tetap mempertegas dengan memperkuat kapasitas masyarakat yang tinggal dekat dengan bencana longsor.
Minimal warga pindah sementara di saat musim hujan lebat.
Pihaknya tetap berkoordinasi dengan desa dan kecamatan,agar warga tetap waspada saat musim hujan.
"Akhir-akhir ini banyak rumah warga yang terkena bencana, terutama longsor. Rumah yang kena bencana hampir semuanya berdekatan tebing, bebukitan, dan pegunungan,"akui IB Arimbawa.
Arimbawa berkata, masyarakat harus tetap siaga beserta waspada.
Menjauhi tebing dan pegunungan.(*).