Peristiwa Kudeta Militer Myanmar, Begini Kesaksian Warga Terkait Situasi Negaranya Terkini
Peristiwa kudeta militer Myanmar yang terjadi pada Senin 1 Februari 2021dini hari, mulai disadari oleh masyrakat.
TRIBUN-BALI.COM, NAYPYIDAW – Peristiwa kudeta militer Myanmar yang terjadi pada Senin 1 Februari 2021dini hari, mulai disadari oleh masyrakat.
Warga di Myanmar menyadari bahwa situasi di negara yang dahulu disebut Burma itu sudah dikuasai oleh militer ketika bersiap memulai aktivitasnya pada Senin pagi kemarin.
"Saya kira saya akan langsung men-tweet kudeta sekarang," sebut mantan jurnalis Reuters Aye Min Thant yang ia twitkan di akun Twitter pribadinya sesaat sebelum pukul 07.00 waktu setempat.
"Keadaan masih cukup sepi untuk saat ini, meskipun orang bangun dan ketakutan. Saya telah menerima panggilan sejak pukul 6 pagi dari teman dan kerabat. Internet masuk dan keluar dan kartu sim saya tidak lagi berfungsi."
Pengambilalihan kekuasaan diumumkan oleh pihak militer melalui siaran stasiun televisi milik militer Myanmar.
Komandan militer tertinggi Myanmar disebut sudah mengambil alih pemerintahan dan keadaan darurat satu tahun telah diumumkan.
Sementara Pemimpin sipil negara itu, Aung San Suu Kyi, telah ditahan, bersama dengan anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) miliknya.
Langkah itu terjadi setelah kemenangan telak partai Suu Kyi dalam pemilihan November lalu. Tapi pihak militer mengklaim pemilu dirusak oleh banyak penyimpangan.
Suu Kyi pun mendesak para pendukungnya untuk "memprotes kudeta".
Myanmar, juga dikenal sebagai Burma, diperintah oleh angkatan bersenjata hingga 2011.
Kondisinya berubah ketika reformasi demokrasi yang dipimpin oleh Suu Kyi mengakhiri kekuasaan militer.
• Update Kudeta Myanmar: Keberadaan Aung San Suu Kyi Masih Misteri, Sehari 24 Menteri Dicopot
Seorang penduduk kota utama Myanmar, Yangon, mengatakan kepada BBC bahwa dia mengatahui kondisi kudeta saat bersiap untuk jalan-jalan pagi. Dia menerima pesan dari seorang teman yang memberitahunya tentang penahanan Suu Kyi.
Pria berusia 25 tahun ini pun langsung memeriksa media sosialnya. Dia meminta namanya tidak disebutkan karena takut akan "pembalasan".
"Bangun untuk mengetahui bahwa dunia Anda telah benar-benar terbalik dalam semalam bukanlah perasaan baru, tetapi perasaan yang saya pikir telah kita tinggalkan, dan perasaan yang tidak pernah terpikir oleh kita akan dipaksa untuk kita rasakan lagi," dia berkata, merefleksikan masa kecilnya di bawah pemerintahan militer.
"Yang benar-benar mengejutkan saya adalah melihat bagaimana menteri daerah kita semua ditahan. Karena ini artinya mereka benar-benar mengambil semua orang, bukan hanya Aung San Suu Kyi," tambahnya.