Tiga Ekor Bayi Ular Putih Menetas di Denpasar Bali, Seperti Ini Penampakannya
Hal ini juga menjadi edukasi masyarakat yang masih awam, bahwa ular tersrebut tidak ada keterkaitannya dengan siluman
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
Bayi ular putih yang tampak menggemaskan itu diberi makanan berupa anak tikus.
“Anak tikus yang baru lahir warna merah, jadi makanannya anak tikus itu," kata dia.
Oka menambahkan, di dalam perawatan sangat ular putih ia sangat detail, sebab suhu kandang ular harus tetap stabil.
“Mungkin dari suhunya, ditempatkan pada suhu ruangan karena ukurannya masih bayi, masih rentan, jadi suhunya lebih dijaga," ucapnya.
Lebih jauh, Oka menceritakan minatnya pada ular berawal dari orang tuanya yang juga suka memelihara ular, sehingga ia lebih mendalami pengetahuan tentang hewan jenis reptil ini.
“Saya lebih suka ular tidak berbisa, contohnya ular python atau reticulatus, orang bilang bisa sanca batik atau sanca kembang," ungkapnya.
Untuk sampai tahap mengawinkan ular atau breeding, ia mengaku bereksperimen dari ular sanca yang dimiliki.
“Sebenarnya coba-coba, jadi dicoba dikawinkan satu pasang dan ternyata berhasil, karena penasaran ingin mengawinkan," beber dia.
Dari perkawinan tersebut menghasilkan 40 butir telur, namun yang menetas sempurna hanya 10 ekor, hal tersebut disebabkan faktor cuaca dan indukan betina yang stres.
“Dari 10 ekor itu keluar warna putih ini 3 ekor dan sisanya seperti induknya," beber dia.
Bayi ular putih tersebut apabila tumbuh dan berkembang dengan sehat bakal terus ia pelihara dan ia membuka kesempatan adopsi bagi komunitas pecinta reptil lainnya yang ingin memelihara.
“Hasil anakan ini saya pelihara, sebagian antar komunitas saling sharing kalau ada yang minat saya akan adopsi," pungkas Oka. (*)