Kisah Duka Saat Kremasi Frits Frederik, Dewi Soekarno Antar Menantunya ke Peristirahatan Terakhir

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jenazah menantu Presiden Pertama RI Ir Soekarno, Frits Frederik Seegers, dikremasi di Krematorium Kertha Semadi, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Senin 8 Februari 2021.

Sebelumnya jenazah disemayamkan di RSUD Bali Mandara, Denpasar.

Karina Kartika Sari Dewi, istri almarhum Frits Frederik, bersama ibunya Ratna Sari Dewi Soekarno tiba di RSUD Bali Mandara pada Senin 8 Februari 2021 pukul 12.30.

Keduanya tampak anggun dengan mengenakan pakaian berwarna hitam. Kartika yang sudah lama menetap di Bali memakai kamen dan kebaya. 

• Koster Sambut Dewi Soekarno, Saling Beri Salam Saat Penjemputan Jenazah Frits di RS Bali Mandara

Anak semata wayang dari almarhum atau cucu Soekarno, Frederik Kiran Soekarno Seegers, juga ikut dalam rombongan keluarga Bung Karno ini.

Ia mengenakan kemeja berwarna biru muda dan bawahan putih.

Kedatangan mereka untuk menjemput jenazah Frits Frederik di RSUD Bali Mandara, kemudian dibawa ke Krematorium Kertha Semadi untuk dikremasi.

Kedatangan Dewi Soekarno disambut oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, bersama istrinya, Putri Koster, serta Plt. Direktur Rumah Sakit Bali Mandara yang juga selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, di depan lobi RSUD Bali Mandara.

Dewi Soekarno memberikan salam kepada beberapa pejabat dengan menyakupkan kedua tangannya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Kartika Sari Dewi.

Suasana duka terlihat menyelimuti penjemputan jenazah almarhum Frits. Kartika dan anaknya tak kuasa menahan kesedihan ditinggal orang yang dicintainya.

Frits meninggal di Bali pada Rabu 3 Februari 2021. Ia menghembuskan napas terakhirnya karena insulin shock dan cardiac arrest alias serangan penyakit jantung.

Dikutip dari Grid, semasa hidup Frits bergelut di dunia perbankan. Meneer Belanda ini pernah menjabat sebagai Presiden Citibank Eropa.

Frits Frederik menikah dengan Karina Kartika Soekarno pada 2 Desember 2005. Adapun Karina Kartika Soekarno merupakan putri Soekarno hasil pernikahan dengan wanita asal Jepang, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi.

Dari pernikahan dengan Frits Frederik, Karina Kartika Soekarno dikarunia seorang anak laki-laki bernama Frederik Kiran Soekarno Seegers.

Protokol Ketat

Jenazah almarhum Frits tiba di Krematorium Kertha Semadi sekira pukul 13.00 Wita. Gubernur Koster dan tamu undangan lainnya juga turut mengiringi keluarga Soekarno.

• UPDATE: Suasana Duka Menyelimuti Proses Kremasi Menantu Dewi Soekarno, Frits Frederik

Di lokasi krematorium, terlihat karangan bunga duka cita dikirim beberapa pejabat seperti Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Jenderal TNI (Purn.) A.M. Hendropriyono, pejabat daerah seperti Wali Kota Denpasar, Bupati Badung, Bupati dan Wakil Bupati Tabanan.

Prosesi kremasi menerapkan protokol kesehatan yang ketat, bahkan awak media tidak diperkenankan meliput langsung di lokasi oleh pihak protokol Pemprov Bali.

Sebelum dimulainya kremasi, digelar misa terlebih dahulu yang dipimpin seorang pastor, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari pihak perwakilan keluarga almarhum Frits Frederik.

"Terima kasih banyak kami sampaikan karena acara ini dapat berjalan lancar. Terima kasih juga kepada Ibu Dewi yang hadir untuk mewakili keluarga besar Soekarno. Terutama pada masa sulit seperti sekarang sehingga kami bisa berdoa bersama untuk mengantarkan Frits Frederik ke peristirahatan terakhir," kata perwakilan dari keluarga Frits Frederik saat memberikan sambutan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan tabur bunga dimulai oleh Karina Kartika Sari bersama anaknya dan Dewi Soekarno, kemudian keluarga almarhum Frits Frederik, dan kerabat lainnya.

Suasana duka yang haru makin terlihat saat jenazah almarhum Frits Frederik dimasukkan ke dalam ruang C pengapian Krematorium Kertha Semadi.

Sang istri Karina Kartika Sari bersama anaknya Frederik Kiran tampak melihat proses kremasi tersebut secara singkat.

Setelah kremasi selesai, abu dari jenazah almarhum Frits Frederik langsung disemayamkan di komplek Krematorium Kertha Semadi. (luh putu wahyuni sri utami/zaenal nur arifin)