Berita Badung

Tiga Periode Pimpin Desa Penarungan Badung, Kerni Direstui Secara Niskala

Perbekel Wanita Pemenang Pilkel Serentak di Badung (2-Habis), Tiga Periode Pimpin Penarungan, Kerni Direstui Secara Niskala

istimewa
Ni Wayan Kerni Perbekel Desa Penarungan - Tiga Periode Pimpin Desa Penarungan Badung, Kerni Direstui Secara Niskala 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ni Wayan Kerni bisa membuat rekor sebagai wanita pertama yang menjadi perbekel tiga periode secara beruntun.

Kerni kembali dipercaya untuk ketiga kalinya memimpin Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, setelah memenangi Pemilihan Perbekel (Pilkel) Serentak 2021 di Badung, Bali.

BERSTATUS sebagai incumbent (petahana) dua periode, membuat Kerni melenggang mulus kembali menduduki kursi Kepala Desa Penarungan.

Wanita kelahiran Badung, 23 Desember 1977, ini terpilih dengan 2.899 suara.

Niat Jadi Perbekel Hanya Ngayah, Ini Biodata Lengkap Ni Wayan Kerni

Perbekel Wanita Pemenang Pilkel Serentak di Badung, Bermodal Ilmu Kesehatan Sukses Memimpin Desa

Bila Terpilih, Calon Perbekel Ida Bagus Putu Yudara Siap Sumbang Gaji ke Banjar se-Desa Gulingan

Ia mengalahkan lawannya Wayan Narayana yang memperoleh 2.286 suara.

Dengan terpilihnya kembali menjadi perbekel, dirinya pun memperpanjang jabatannya menjadi tiga periode.

Sebelumnya Kerni menjabat sejak periode 2007-2013, dan 2013-2019.

“Bagi saya ini merupakan bentuk kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Desa Penarungan,” kata Kerni saat ditemui Tribun Bali, Rabu 10 Februari 2021.

Niatnya menjadi seorang perbekel menurutnya hanya sebatas ngayah.

Bagi dia, selain restu dari masyarakat, secara niskala dirinya juga merasa tertuntun.

Kerni mengawali kariernya sebagai pengusaha jual beli emas bersama suaminya I Wayan Sudita (alm).

Ia merupakan pemilik Toko Emas Candra Dita Ubud yang berdiri tahun 1991 hingga sekarang.

“Di tengah-tengah kesibukan berbisnis, saya menyempatkan diri hadir di tengah masyarakat. Seperti aktif di PKK, dan menjadi anggota Badan Pengawas Desa (BPD) Desa,” ujarnya.

Munculnya keinginan untuk terjun menjadi perbekel bermula dari support dan semangat PKK dan para Lanjut Usia (Lansia) yang dibina dari dulu.

Puncaknya, saat keluarga Kerni melaksanakan karya ngenteg linggih di rumahnya.

Saat itulah tercetus wacana dari warga menjadikan Kerni sebagai calon perbekel.

“Sebenarnya semua ini support dari almarhum suami saya. Beliau mengatakan, tidak semua harus bisnis, namun berpartisipasi dengan ngayah juga penting dilakukan. Suami saya mencontohkan kegiatan ngenteg linggih yang dilaksanakan, banyak warga yang membantu. Sehingga almarhum berkeinginan agar kita bisa juga membantu masyarakat,” tutur Kerni, terkait dukungan dari sang suami.

Bak gayung bersambut.

Beberapa tokoh masyarakat juga memberikan dukungan untuk menjadikan dirinya seorang perbekel.

Pasalnya di Desa Penarungan seorang perempuan juga diharapkan bisa menjadi seorang pemimpin.

“Waktu itu, lagi ramai isu kesetaraan gender. Sehingga saya meyakinkan diri untuk berani terjun ke dunia pemerintahan,” bebernya.

Namun secara pribadi, sebagai seorang pengusaha yang sukses, saat itu dirinya sempat merasa takut untuk terjun di tengah masyarakat.

Pasalnya sebagai perempuan ia jarang terlibat langsung dalam adat dan istiadat maupun paruman banjar yang secara formal.

“Saat itu tokoh masyarakat yang banyak memberi tahu saya, bagaimana caranya menghadapi anak muda, orang tua maupun masyarakat banyak. Termasuk saya diajarkan tutur bahasa untuk menjadi seorang pemimpin,” akunya.

Pada awalnya, sebelum dirinya menjadi kepala desa, Kenir bahkan sempat kepikiran agar tidak terpilih.

Lantaran belum siap untuk menjadi seorang perbekel.

Namun karena menolak secara batin, dirinya pun sempat mengalami mimpi bertemu dengan seorang pendeta yang terkenal di Bali.

“Saat itu saya mimpi, pendeta itu memegang bahu saya dan menyarankan untuk berjalan. Selang beberapa hari saya langsung menemui pendeta itu, dan saya ceritakan mimpi saya tersebut. Setelah saya cerita, pendeta itu langsung menanyakan ada pemilihan apa? Dan pendeta itu pun menyebutkan, bahwa dipilihnya saya sebagai calon perbekel sudah direstui secara niskala yakni dari leluhur saya,” tuturnya.

“Dari sana saya kembali percaya diri, namun saya diingatkan untuk tetap menanam karma baik kepada masyarakat. Semua itu saya jalani hingga saya akhirnya dipilih menjadi perbekel di Penarungan,” imbuhnya.

Sebagai seorang pebisnis, dirinya mengaku terus belajar terkait tugas pokok seorang perbekel.

Dengan dukungan masyarakat setempat dirinya pun berhasil memimpin Desa Penarungan selama dua periode.

Bahkan terpilih kembali untuk ketiga kalinya.

Namun Kerni sempat terpukul saat baru dua tahun menjabat sebagai perbekel pada periode pertama.

Dirinya harus ditinggalkan suami tercintanya pada tahun 2009.

“Saat itu, saya sempat ingin fokus di usaha saya dan ingin tidak melanjutkan sebagai perbekel. Namun kembali lagi sang suamilah yang menginginkan saya untuk tetap ngayah selama masih bisa dilaksanakan. Makanya saya terus memohon bimbingan kepada beliau selama saya masih menjadi kepala desa,” jelasnya.

Sampai saat ini dirinya pun masih bersyukur, masih diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin di Desa Penarungan.

Ia pun siap menjalankan program yang sudah dirancang, salah satunya smart village.

“Kita sudah rancang di APBDes. Kita ingin mewujudkan itu untuk pendidikan di tengah pandemi ini, terutama merancang jaringan wifi agar bisa masuk ke rumah-rumah warga. Nantinya jaringan wifi yang sudah diberikan pemerintah Badung, akan disebar luas dan bisa dimanfaatkan masyarakat dengan login menggunakan NIK,” ucapnya.

Data Diri

Nama: Ni Wayan Kerni, SH

Lahir: Badung, 23 Desember 1977

Pekerjaan: Wiraswasta

Jenis Kelamin: Perempuan

Alamat: Banjar Guming, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung

Nama Suami

I Wayan Sudita (alm)

Nama Anak

Ni Putu Candra Dita Revita Sudita

Ni Kadek Candra Dita Revansa Sudita

Riwayat Pendidikan

1. SD 4 Penarungan tahun 1983 – 1989

2. SMP N 1 Abiansemal 1989 - 1992

3. SMA PGRI Badung tahun 1992 - 1995

4. S1 Hukum Universitas Mahendradata, 2006

Riwayat Pekerjaan

1. Pengusaha Toko Emas Candra Dita Ubud 1991 – sekarang

2. Usaha Aksesoris Wisatawan 2007 - sekarang

3. Kepala Desa Penarungan 2007 - 2013

4. Kepala Desa Penarungan 2013 - 2019

(Komang Agus Aryanta)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved