Serba serbi
Alasan di Balik Tenung atau Ramalan Tidak Pernah Pasti, Berikut Kisahnya
Ida Pedanda Gede Buruan, dari Gria Sanding Pejeng Gianyar, menyebutkan bahwa tenung atau ramalan memang bersifat tidak pasti.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ida Pedanda Gede Buruan, dari Gria Sanding Pejeng Gianyar, menyebutkan bahwa tenung atau ramalan memang bersifat tidak pasti.
Dugaan atau tafsir.
“Tenung itu banyak, ada tenung kehilangan, tenung mimpi, tenung jodoh, tenung roh, dan lain sebagainya,” jelas ida, kepada Tribun Bali beberapa waktu lalu.
Pensiunan dosen di Fakultas Ilmu Budaya, Unud ini, merumuskan tenung dari berbagai lontar dan literatur kuno.
Kemudian beliau ketika welaka melahirkan buku berjudul ‘Wariga Tenung Jodoh Praktis’.
Kini buku tersebut dipilah-pilah menjadi bagian kecil.
Sehingga semua tentang tenung, memang berdasarkan sastra yang beliau baca selama ini.
Walau bersifat tidak pasti, namun tenung atau ramalan memberi gambaran tentang sesuatu.
Jika hasilnya baik, maka harus ditingkatkan dan dicapai.
Namun jika hasilnya buruk, maka tetap harus berusaha melakukan yang terbaik.
“Tetapi ada tiga hal yang tidak dapat diramal, yaitu kelahiran, kematian, dan jodoh,” sebut ida.
Sejauh ini, ramalan atau tenung memang tidak bisa sepenuhnya dipercayai masyarakat.
Banyak ramalan dari para paranormal, tentang keadaan ke depan, bencana, dan lain sebagainya.
Ada yang sesuai dengan ramalan, dan ada yang meleset. Sehingga tidak ada yang tahu pasti, kondisi ke depan akan seperti apa.