Bisnis

Ada Surat Edaran Gubernur Bali Terkait Penggunaan Endek, Kini Jadi Berkah Bagi Industri Kain Endek

Semenjak Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan SE terkait penggunaan endek setiap hari Selasa, beberapa pegawai mulai memburu kain endek.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Rizal Fanany
Karyawan merapikan kain endek di salah satu stand IKM Bali Bangkit di Art Center, Denpasar, Senin 22 Februari 2021. Gubernur Bali I Wayan Koster, melalui surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang penggunaan Kain Tenun Endek Bali mewajibkan warga Bali memakai kain endek atau tenun tradisional khas Bali setiap hari selasa dan akan berlaku mulai 23 Februari 2021 esok. Aturan ini sebagai upaya menggeliatkan produk IKM lokal di tengah kondisi pandemi. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Banyak stan yang beroperasi di Pameran IKM Bali Bangkit yang berlokasi di Art Center. Salah satunya adalah stan penjual kain endek.

 Semenjak Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan SE terkait penggunaan endek setiap hari Selasa, beberapa pegawai mulai memburu kain endek.

Salah satu pedagang kain endek yang mengalami dampak positif dari adanya SE tersebut adalah Stand Werdhi Budaya.

 Salah satu stan yang berada di Pameran IKM Bali Bangkit Art Center ini cukup kebanjiran pembeli endek.

Baca juga: Sehari Jelang Penerapan SE Penggunaan Endek, Koster Mendadak Panggil Fraksi PDIP DPRD Bali

Ketika ditemui, Susi Yuliartini selaku penjaga stand Werdhi Budaya mengatakan beberapa masyarakat mulai membeli endek saat ini.

Sudah ada yang nyari ndek dan songket produksi di rumah Klungkung

"Lumayan penjualannya per hari ya kalau sebelum ada SE kadang dapet jualan kadang enggak.

Kalau dapat lumayan di songket. Harga songket mulai dari Rp 1,5 juta sampai paling mahal Rp 8,5 juta.

Kalau endek 375 ribu dengan potongan 2,5 meter dan kalau yang paling mahal Rp 2 juta.

Dan yang laku sekarang endek karena surat edaran jadi terbantu juga.

Rata-rata yang beli endeknya pegawai," ungkapnya pada, Senin 22 Februari 2021.

Ia juga mengakui setelah SE terkait endek tersebut beredar, pihaknya mulai mempekerjakan tukang tenun kembali.

"Sebagai IKM merasa terbantu dulu kami tidak berproduksi tapi karena adanya surat edaran ini kami jadi mempekerjakan tukang tenun kembali yang sebelumnya dirumahkan agar bekerja untuk membuat kain endek," tambahnya.

Memang semenjak memasuki pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 lalu, pihaknya tidak melakukan produksi kain endek.

Baca juga: Esok Penerapan SE Endek, Dewa Rai: Denpasar Sudah Mulai Sejak Tahun 2005

Lalu setelah melalui beberapa bulan ia mencoba untuk memproduksi lagi dan terus berinovasi hingga muncul surat edaran ini.

Hingga saat ini ia sudah memiliki 15 tukang tenun untuk membantu proses produksinya.

Sementara motif khas Klungkung merupakan rangrang tenun. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved