Kabar Duka

Menparekraf Sandiaga Uno: Almarhum Gede Ardika Punya Sumbangsih Besar Terhadap Pariwisata Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan mendiang Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2000-2004, I Gede

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
istimewa kiriman Biro Komunikasi Kemenparekraf.
Upacara penghormatan terhadap almarhum Gede Ardika di DOM Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, BANDUNG - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan mendiang Menteri Kebudayaan dan Pariwisata periode 2000-2004, I Gede Ardika selama hidupnya memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan pariwisata tanah air bahkan Asia Tenggara.

I Gede Ardika meninggal dunia pada Sabtu 20 Februari 2021 lalu.

Setelah disemayamkan di Rumah Duka Santo Borromeus, Bandung, hari ini Senin 22 Februari 2021 dilakukan upacara penghormatan terhadap almarhum di DOM Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Jawa Barat.

Upacara penghormatan dimulai pada pukul 08.08 WIB, sesaat setelah mobil ambulans yang membawa mendiang I Gede Ardika tiba.

Baca juga: Ardika Terakhir Pulang Kampung Tahun Lalu, Sandiaga: Terima Kasih Atas Segala Jasa untuk Bangsa Ini

Suasana haru sekaligus khidmat begitu terasa, terlebih ketika peti jenazah diselimuti bendera merah putih.

Menparekraf Sandiaga Uno yang bertindak sebagai inspektur upacara, mengungkapkan, almarhum berkontribusi besar dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan bertanggung jawab di Indonesia.

"Kita melihat juga keberpihakan beliau terhadap penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata," ujar Sandiaga Uno.

Sandiaga menuturkan, ada beberapa pencapaian dan hasil kerja keras I Gede Ardika yang dicetuskan selama masa hidupnya untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.

Diantaranya Undang Undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sektor pariwisata yang ditetapkan pada 2004.

"Beliau juga mencetuskan gagasan mengenai pariwisata berbasis desa dan desa wisata yang banyak berkembang.

Itu merupakan warisan yang beliau juga presentasikan pada sidang umum UNWTO (United Nations of World Tourism Organization) di Santiago, Chile pada 1999.

Desa wisata ini juga menjadi program unggulan kita pada saat ini," jelas Menparekraf.

I Gede Ardika, kata Sandiaga, juga menetapkan dasar yang kuat dalam pembangunan kepariwisataan nasional yang lekat dengan khazanah budaya dan kekayaan alam.

Pria kelahiran Singaraja, Bali, 15 Februari 1945 itu memiliki pandangan yang luas tentang kepariwisataan berkelanjutan dalam praktik pembangunan nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkualitas.

Baca juga: Jenazah Gede Ardika Tak Dibawa ke Bali, Pernah Titipkan Pesan Ini untuk Keluarga di Buleleng

Hal tersebut ia tuangkan dalam buku berjudul “Pariwisata Berkelanjutan, Rintis Jalan Lewat Komunitas” yang diluncurkan pada tahun 2008.

"Dalam buku yang menjadi pegangan kita semua ini, beliau menyampaikan gagasannya tentang dunia pariwisata ke depan.

Beliau mengupas bagaimana pembangunan pariwisata di Indonesia yang semestinya bertumpu pada konsep prinsip-prinsip serta cita-cita sebagai bagian dari pembangunan nasional," jelas Sandiaga.

Selain itu, almarhum I Gede Ardika juga berjasa besar dalam mengharumkan nama pariwisata dan kebudayaan Indonesia di kancah Internasional.

Hal ini terbukti dengan diakuinya Keris sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada 25 November 2005 silam.

"Almarhum Bapak I Gede Ardika juga ikut andil dalam menetapkan Tourism Occupational Skill Standard (TOSS) di tingkat APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) pada tahun 2000.

Selain itu, SKKNI Pariwisata juga ditetapkan sebagai common competency standard di tingkat ASEAN pada tahun 2012," tutur Sandiaga.

Hingga akhir hayatnya, I Gede Ardika masih tercatat sebagai anggota World Committee on Tourism Ethics yang mewakili kawasan Asia Pasifik di UNWTO sejak tahun 2007 hingga saat ini.

Sehingga, Sandiaga mewakili seluruh jajaran pejabat di Kemenparekraf/Baparekraf mengungkapkan rasa terima kasih setinggi-tingginya kepada Mendiang I Gede Ardika.

"Diakhir masa hidup almarhum, sungguh amat lengkap capaian yang patut kita teladani bersama.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Begini Pesan Mantan Menbudpar I Gede Ardika kepada Keluarganya di Buleleng Bali

Karya yang nyata, prestasi yang unggul, puncak karier dan intelektualitas juga kedalaman spiritualitas yang menginspirasi," ucap Sandiaga.

Selain Sandiaga, acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo; Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani; Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam; Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani, serta sejumlah pejabat lain dari jajaran Kemenparekraf.

Selain itu, turut hadir pula mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, Sapta Nirwandar, Mantan Menteri Pariwisata periode 2014-2019, Arief Yahya; dan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, Mari Elka Pangestu, juga hadir secara daring dalam acara ini.

Dalam kesempatan yang sama, adik dari mendiang I Gede Ardika, I Gede Ardita, menuturkan sang kakak wafat pada Sabtu 20 Februari 2021 sekitar pukul 07.46 WIB akibat penyakit leukimia yang dideritanya sejak 2019.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung almarhum semasa hidupnya," ucap I Gede Ardita.

Setelah upacara penghormatan, selanjutnya akan dilanjutkan dengan prosesi kremasi di TPU Cikadut, Cicaheum, Kota Bandung.

Setelah proses kremasi, dilanjutkan dengan pendem abu di Gunung Bohong, Cimahi.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved