Tersangka Kasus Korupsi Edhy Prabowo Keberatan Terus Dibully, Prestasi Saya Tak Dihormati
Tersangka Kasus Korupsi Edhy Prabowo Keberatan Terus Dibully, Prestasi Saya Tak Dihormati
TRIBUN-BALI.COM - Edhy Prabowo, eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) keberatan menjadi sasaran bully terkait statusnya sebagai tersangka korupsi.
Ia pun meminta masyarakat tidak lagi menyudutkan dan merundung dirinya.
Edhy juga mengklaim tidak mencuri uang negara atas dugaan suap izin ekspor benih bening lobster (BBL), meski telah menyandang status tersangka.
Baca juga: Didakwa Minta Uang Rp 5 Miliar, Edhy Prabowo: Jangankan Dihukum Mati, Lebih dari Itupun Saya Siap!
"Saya seolah-olah orang yang di-bully, orang yang paling menyusahkan negara."
"Saya tidak mencuri uang negara, saya tidak sedikitpun mencuri uang negara," ujar Edhy, di pelataran Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (22/2/2021).
Edhy menginginkan, kasus yang menjeratnya ini tidak seharusnya menghapus prestasi yang telah diukirnya.
Seperti mengenai jasanya dalam memajukan cabang olahraga pencak silat.
Baca juga: Wamenkumham: Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Layak Dituntut Hukuman Mati
Sebagai Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), Edhy berperan membawa 14 medali emas dari cabang pencak silat dalam perhelatan Asian Games 2018 lalu.
Ia pun menyesalkan masyarakat seakan tidak menghormati jasanya yang ikut mengharumkan nama Indonesia.
"Tapi kenapa tidak berbicara dari kebenaran yang saya buat juga?" kata Edhy.
"Saya jadi menteri bukan karena tiba-tiba. Saya juga bawa atlet kita (meraih, red) emas."
"14 emas untuk Asian Games kemarin. Kenapa itu tidak dihormati," tambahnya.
Kendati demikian, Edhy mengakui kesalahannya atas kasus dugaan suap izin ekspor benur.
Ia juga mengaku akan bertanggung jawab dan tidak akan lari dari proses hukum tersebut.
Bahkan, Edhy juga mengaku siap dihukum berat bila terbukti melakukan korupsi.