Berita Denpasar
Dokter Sekaligus Maestro Legong AA Ayu Bulan Trisna Berpulang, Meninggal Karena Kanker Pankreas
Dr dr Anak Agung Ayu Bulan Trisna Jelantik merupakan maestro tari Legong dan memiliki andil dalam perkembangan tari Bali di Jakarta dan Bandung.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Di Jakarta, Bulan Trisna juga mendirikan bengkel tari Bali yang telah memiliki empat cabang.
Bengkel tersebut bernama Sanggar Seni Tari Bulan Trisna dan mengajar kursus tari Bali.
“Beliau berperan besar dalam menyebarkan tari Bali di luar Bali, terutama Bandung dan Jakarta dan beliau juga sempat tinggal di San Fransisco. Kami merasa sangat kehilangan teman dekat yang juga maestro tari Bali yang sangat giat,” katanya.
Selain sebagai penari, almarhum juga merupakan seorang dokter sama dengan sang ayahnya, Dr dr Anak Agung Made Jelantik.
Tak hanya dengan Bulan, Bandem juga akrab dengan ayah Bulan.
Saat Bandem menjadi Ketua Akademi Seni Tari Indonesia (STSI) Denpasar, Anak Agung Made Jelantik merupakan salah satu dosen di kampus tersebut.
"Ayah Bulan Trisna bagi saya adalah My God Father (ayah angkat saya) dan Bulan Trisna saya anggap sebagai adik sendiri. Hubungan kami sebagai kakak adik," kata Bandem.
Sehari sebelum Bulan Trisna meninggal, Bandem sempat mengirim pesan via WhatsApp (WA) ke teman dekatnya itu, Selasa 23 Februari 2021 sore.
Namun, pesan tersebut tak bisa dijawab oleh Bulan Trisna.
Ia mengirim WA karena ada firasat kurang baik dan berharap Bulan Trisna tetap sehat.
Karena menurut Bandem, almarhum sudah menderita kanker pankreas sejak lama dan sempat berobat ke Jepang, Singapura, dan terakhir di RS Siloam Jakarta.
Komunikasi terakhir Bandem dengan almarhum yang sangat intens yakni pada 6 September 2020 lalu.
Mereka berdua sedang merampungkan buku tari legong keraton yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
“Kami terus komunikasi, setiap minggu maupun bulan. Karen kami juga sedang menulis buku legong keraton bersama. Dan komunikasi agak panjang terjadi 6 September 2020. Saya menyelesaikan tugas dari beliau yakni menulis gambelan tentang tari legong keraton di Bali,” kata Bandem.
Ia menambahkan, buku tentang legong keraton ini sudah dicetak dua tahun lalu oleh Pemkot Denpasar.