Pura di Bali
Cerita Pengunjung yang Malukat di Pura Tirta Sudamala Bangli, Rasakan Panas Padahal Airnya Dingin
Pemangku Pura Puseh ini mengisahkan, beberapa pamedek yang datang merasakan berbagai hal di area malukat.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Sebab sumber mata airnya berbeda. Pemangku menjelaskan, air Tirta Sudamala, sesuai namanya memiliki arti tersendiri.
Tirta, adalah air yang sudah disucikan. Sudamala yang secara garis besar adalah pembersihan kotoran. Sehingga Tirta Sudamala, adalah air suci yang membersihkan kotoran dalam diri manusia baik sekala maupun niskala.
Khususnya membersihkan diri dari energi negatif. Banyak yang datang kemudian memohon agar mendapatkan pembersihan diri, agar sehat lahir batin.
Walau demikian, semuanya kembali kepada kepercayaan masing-masing pamedek.
Tata cara malukat terpampang jelas di sebuah papan di area pura. Pamedek yang datang malukat di Beji Pura Tirta Sudamala, diwajibkan menggunakan pakaian adat madya dan membawa pejati dua tanding.
Pejati pertama dihaturkan di ajeng (depan) palinggih Padmasana. Setelah pemangku ngastawayang dan matur piuning banten pejati tersebut.
Maka pamedek sembahyang menghadap ke arah pancoran atau Padmasana. Memohon apa yang diinginkan di sana.
Setelah itu baru malukat, dimulai dari masuk ke dalam sungai. Dan mencari pancoran di sebelah barat. Tidak lupa menghaturkan canang asebit sari.
Kemudian dilanjutkan ke pancoran yang di sebelah barat, didahului juga dengan menghaturkan canang asebit sari.
“Karena arus sungai cukup kuat, jadi jika airnya besar pamedek tidak perlu masuk ke sungai,” jelas jero mangku. Namun jika airnya biasa saja, pamedek boleh malukat dimulai dari sungai.
Rentetannya dilanjutkan ke area klebutan sebelah timur, dan ke pancoran sebelah timur. “Ada pancoran di timur, dan ada dicekungan.
Baru ke panglukatan utama yakni 9 pancoran, ditambah 2 lagi menjadi 11 pancoran,” sebutnya.
Lalu meminta tirta panglukatan, setelah itu berganti pakaian dan naik ke atas ke area pura.
“Nah pejati kedua dihaturkan ke pura ini, menghaturkan terimakasih kepada beliau,” jelasnya.
Baru diberikan tirta wangsuhpada dengan benang tridatu. (*)