Wawancara Tokoh
Profil Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, Dari Cleaning Service, Kini Jadi Ketua Dewan
Tagel Winarta merupakan pria kelahiran 31 Desember 1967 di Banjar Manca Warna, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Jari jemari lembut tersebut tampak memegang pensil, menandatangani sejumlah berkas di ruang Ketua DPRD Gianyar, Bali.
Tidak ada yang pernah membayangkan, jari tangan yang kini sibuk di meja kerja ruang utama DPRD Gianyar, Selasa 2 Maret 2021 pagi, itu pernah memegang lap kotor dan ember berisi sabun deterjen untuk membersihkan gedung kantor TVRI beberapa tahun silam.
"Untuk bisa mengenyam pendidikan di Denpasar, saya harus bekerja keras. Menjadi pembantu rumah tangga dan cleaning service di kantor TVRI," ujar Ketua DPRD Gianyar, I Wayan Tagel Winarta mengawali kisahnya sebelum sukses dalam bidang politik.
Tagel Winarta merupakan pria kelahiran 31 Desember 1967 di Banjar Manca Warna, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
Baca juga: Profil dan Perjalanan Karir Rina Gunawan, Pernah Main di Si Doel Anak Sekolahan Hingga Berbisnis WO
Baca juga: Profil Ketut Suastika Ketua DPRD Bangli Bali, Hidup Melarat Hingga Alami Kebangkrutan Usaha
Baca juga: Sosok Dan Profil Wulan Guritno, Artis Blasteran Inggris yang Pernah Menikah di Usia Belia
Hidup dalam keluarga petani penggarap, menyebabkannya merasakan kerasnya kehidupan sejak duduk di bangku SMP. Bahkan, karena impitan ekonomi, ia harus meninggalkan orangtuanya setelah lulus sekolah dasar di SDN 1 Sanding.
"Waktu SMP, saya sekolah di Dwijendra Denpasar, begitu juga SMA, hingga kuliah saya masih di Denpasar," ujar Sarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Dwijendra tersebut.
Saat mengenyam pendidikan SMP hingga kuliah di Denpasar, pria empat anak, suami dari Gusti Ayu Warsini tersebut tinggal bersama pamannya.
Biaya pendidikannya pun ditanggung oleh pamannya.
Sebagai balasan dari itu, Tagel pun menjadikan dirinya sebagai pembantu rumah tangga di rumah tersebut.
Mulai dari mencuci pakaian, membersihkan rumah, bahkan memasak pun dilakoninya.
"Gini-gini, saya juga pintar masak loh. Jangan heran," ujar Tagel lalu tersenyum.
Setelah masuk ke perguruan tinggi, Tagel yang masih tinggal di rumah pamannya tersebut juga mencari penghasilan sampingan.
Saat itu, ia bekerja sebagai petugas cleaning service di Gedung TVRI.
Tak sampai di situ, ia juga pernah menjadi marketing tukang kopi.
Membawa sepeda motor berisi dus yang di dalamnya berisi kopi.
Meskipun pekerjaan-pekerjaan berat tersebut memenuhi waktunya setiap hari, namun ia tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai pelajar.
"Belajar itu tidak mesti di kamar. Dulu, ketika masih bekerja sebagai cleaning service dan sebagainya, saya ke mana-mana bawa buku catatan pelajaran. Kalau ada waktu luang sedikit, saya buka buku catatan. Kalau ada soal ujian, saya kerjakan saat waktu luang," ujar pria yang kini bergelar Magister Ilmu Administrasi Publik, Universitas Warmadewa itu.
Hingga pada 2000, ia pun pulang kampung karena mendapatkan tawaran untuk terjun ke politik, tepatnya menjadi kader PDI Perjuangan.
Karena memiliki kepiawaian mengurus organisasi, saat itu pun, pria yang kini menjabat Wakil Ketua DPD PDIP Bali itu, langsung menduduki jabatan Ketua Ranting.
"Saya memang sejak SMP sudah terjun di dunia organisasi. Saat sekolah selalu jadi pengurus OSIS," ujarnya.
Hanya dalam kurun beberapa tahun, tepatnya tahun 2003, Tagel pun ikut bertarung dalam perebutan kursi Kepala Desa Sanding.
Karena ia memiliki citra positif di masyarakat, lantaran selalu aktif dan terlibat sebagai panitia keadatan, akhirnya mantan cleaning service itu pun menang.
"Jadi perbekel hanya satu periode, karena saya langsung ikut ke pencalonan anggota DPRD Gianyar. Saat itu langsung menang, hingga saat ini sudah tiga periode, dimana satu periode hanya menjadi anggota DPRD, dan dua periode jadi ketuanya," ujarnya.
Kata Tagel, berada di ruangan ber-AC dan memiliki ajudan, tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
"Sama sekali tidak pernah terbayangkan saya akan menjadi seperti ini. Tapi saya yakin, setiap perjuangan pasti ada hasil akhir yang bagus," tandasnya.
(I Wayan Eri Gunarta)