Kepausan

Paus Fransiskus Bertemu Ayatollah Ali Sistani di Rumahnya yang Sederhana di Kota Suci Najaf

Ini merupakan penting dan bersejarah. Kedua tokoh terhormat tersebut bertemu di rumah sederhana Sistani di kota suci Najaf Sabtu pagi 6 Maret 2021.

Editor: DionDBPutra
STRINGER/MEDIA VATIKAN/AFP
Foto yang disediakan kantor media Vatikan menunjukkan Paus Fransiskus bertemu dengan ulama terkemuka Syiah Ayatollah Ali al-Sistani, di kota suci Irak Najaf, 6 Maret 2021. 

Sementara Sistani memiliki pengikut sebagian besar dari 200 juta Syiah di dunia.

Kelompok ini termasuk minoritas di antara Muslim dunia, tetapi mayoritas di Irak. Dia merupakan tokoh nasional bagi warga Irak.

"Ali Sistani adalah pemimpin agama dengan otoritas moral yang tinggi," kata Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, kepala Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dan spesialis studi Islam.

Sistani memulai studi agamanya pada usia lima tahun, naik dari jajaran ulama Syiah ke Ayatollah Agung pada 1990-an.

Ketika Saddam Hussein berkuasa, dia mendekam dalam tahanan rumah selama bertahun-tahun.
Akan tetapi ulama ini muncul setelah invasi pimpinan AS menggulingkan rezim represif pada 2003. Dia memainkan peran publik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tahun 2019, dia berdiri bersama pengunjuk rasa Irak yang menuntut layanan publik yang lebih baik dan menolak campur tangan eksternal dalam urusan dalam negeri Irak.

Pada Jumat 5 Maret 2021 di Baghdad, Paus Fransiskus membuat permohonan serupa.

"Semoga kepentingan partisan berhenti, kepentingan di luar yang tidak memperhitungkan penduduk lokal," kata Paus asal Argentina tersebut.

Sistani memiliki relasi yang rumit dengan tempat kelahirannya di Iran, di mana kursi utama otoritas keagamaan Syiah terletak di Kota Qom.

Najaf menegaskan pemisahan agama dan politik. Sementara mayarakat Qom percaya ulama tertinggi, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, juga harus memerintah.

Penanganan Covid-19

Ulama Irak dan pemimpin Kristen mengatakan kunjungan itu dapat memperkuat posisi kota suci Najaf dibandingkan dengan Qom.

"Sekolah Najaf memiliki prestise yang tinggi dan lebih sekuler daripada sekolah Qom yang lebih religius," kata Kardinal Ayuso.

"Najaf lebih menekankan pada urusan sosial," tambahnya.

Di Abu Dhabi pada tahun 2019, Paus Fransiskus bertemu dengan Sheikh Ahmed al-Tayeb, imam masjid Al-Azhar di Kairo dan otoritas utama Muslim Sunni.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved