Berita Politik

Setia pada Kepemimpinan AHY, Demokrat Bali Pastikan Tak Ada Pengurus Tandingan

Made Mudarta menegaskan bahwa pihaknya telah menginstruksikan seluruh kader, utamanya yang duduk di eksekutif dan legislatif untuk menaati dan solid

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Bendera Partai Demokrat. Setia pada Kepemimpinan AHY, Demokrat Bali Pastikan Tak Ada Pengurus Tandingan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta menegaskan bahwa pihaknya telah menginstruksikan seluruh kader, utamanya yang duduk di eksekutif dan legislatif untuk menaati dan solid terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum DPP Demokrat yang sah.

Ia juga meminta seluruh anggota DPRD Provinsi Bali dari Fraksi Partai Demokrat, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, tetap bekerja seperti biasa dan tidak terpengaruh dengan isu dualisme kepemimpinan.

Bahkan, ia menyebutkan bahwa pihaknya memastikan kembali tidak ada kader dari Bali yang ikut ke Kongres Luar Biasa (KLB) beberapa hari yang lalu di Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Sudah kita instruksikan, semua solid dan kompak bersama AHY," ucapnya, Minggu 7 Maret 2021.

Termasuk Ketua Demokrat Bali Mudarta, Ketum AHY Panggil Ketua DPD se-Indonesia, Ini yang Dibicarakan

Mudarta juga mengaku pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melacak 8 orang yang mengaku menjadi utusan Bali di KLB Deli Serdang tersebut.

Tetapi, ia menyebut bahwa tim khusus tersebut masih belum bisa mengidentifikasi kedelapan orang 'utusan' Bali itu.

"Kami sudah bentuk tim khusus. Belum ketahuan, sedang dilacak oleh tim khusus," akunya.

Pun begitu, ia juga memastikan tidak akan ada dualisme kepengurusan partai di tingkat daerah setelah pelaksanaan kongres luar biasa (KLB) di Sumatra Utara.

Pihaknya juga menganggap KLB di Sumut inkonstitusional.

Seluruh jajaran kepengurusan partai di Bali mulai dari tingkat ranting, DPC, hingga DPD akan tetap loyal dan patuh terhadap ketua umum partai yang sah, yakni Agus Harimurti Yudhoyono.

Mudarta juga memastikan, seluruh jajaran kepengurusan partai akan solid menghadang jika ada pihak-pihak tertentu yang ingin membentuk kepengurusan tandingan berdasarkan hasil KLB.

"Prinsipnya kami menunggu instruksi dari DPP.

Kita lihat dulu apakah mereka (kubu Moeldoko) akan diberikan SK oleh Kemenkumham atau tidak.

Tetapi, yang jelas tidak ada dualisme di Bali dan semua tegak lurus kepada Ketum AHY," tegas dia.

Baca juga: Bali Pastikan Tak Ada Kader ke KLB | Moeldoko Ketum Demokrat Versi KLB, AHY: Saya Ketum yang Sah

Ketua DPD Demokrat se-Indonesia Dipanggil AHY

Sebelumnya diberitakan Tribun Bali, Ketua Umum (Ketum) DPP Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memanggil 34 ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-Indonesia ke Jakarta, Minggu 7 Maret 2021.

Mereka dipanggil  guna melakukan konsolidasi terkait adanya kudeta melalui Kongres Luar Biasa (KLB) dan menjadikan Moeldoko sebagai ketua umum Demokrat yang dilakukan  oleh  Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD) .

Hal ini sendiri seperti diungkapkan oleh Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta.

Saat dikonfirmasi Tribun Bali, ia mengaku pihaknya sedang berada di Jakarta untuk melakukan konsolidasi tersebut.

"Saya masih meeting di Jakarta," katanya saat dihubungi.

Hanya saja, ia tidak mau membeberkan lebih lanjut mengenai isi meeting bersama AHY dan 33 ketua DPD lainnya.

Ia mengakui bahwa keterangan pers akan diberikan oleh AHY.

"Nanti biar mas AHY aja," ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Umum DPP Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono membenarkan pihaknya menggelar konsolidasi dengan jajaran DPD se-Indonesia.

"Saya juga akan melakukan rapat dengan jajaran dan ketua DPD yang merepresentasi 34 provinsi di Indonesia," ucap AHY dalam Rapat Pimpinan di Gedung Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat, Jakarta Pusat, Minggu 7 Maret 2021.

Baca juga: Sebut KLB Tidak Sah, SBY: Partai Demokrat Berkabung, Keadilan dan Demokrasi Sedang Diuji

Bahkan, ia mengaku pihaknya juga bakal melakukan  melakukan apel siaga bersama ketua 514 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) kabupaten dan kota, Minggu malam.

AHY menyebut persoalan ini bukan hanya persoalan dirinya saja, melainkan juga persoalan seluruh anggota Demokrat dan masyarakat Indonesia.

"Kami tentu punya hak dan kewajiban moral melawan GPK-PD yg tidak sah itu.

Kalau kami diam, artinya sama saja Partai Demokrat juga membunuh demokrasi di negeri kita," katanya.

AHY menilai GPK-PD harus dilawan karena merupakan komplotan orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan.

Putra sulung Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menegaskan bahwa sampai saat ini Partai Demokrat di bawah kepemimpinannya masih kuat dan didukung oleh banyak pihak.

Beberapa di antaranya adalah Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Joko Wijiyanto, Ketua Mahkamah Partai Demokrat Nachrowi Ramli, hingga Wakil Ketua Umum yang juga pendiri partai berlambang mercy itu, Febri Rumangkang.

"Jadi kalau ada yang mengatasnamakan pendiri Partai Demokrat, di sini juga ada pendiri dan banyak pendiri lain yang bersama kita. Don't worry, be happy!" ucapnya.

Seperti diberitakan,  Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat dari kubu kontra AHY telah menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum yang baru.

Selain menetapkan Moeldoko, KLB juga memutuskan akan menghapus posisi dan jabatan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang selama ini dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Memutuskan, pertama AD/ART Partai Demokrat kembali pada AD/ART Kongres Bali tahun 2005 dengan penyesuaian UU Partai Politik. Tiga perubahan atas penyesuaian di atas dilaksanakan sesuai kebutuhan partai, antara lain adanya mahkamah partai, dewan kehormatan partai, dewan pakar, menghilangkan majelis tinggi. Setuju?," tanya Pimpinan Sidang KLB Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun di The Hill Hotel and Resort, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 5 Maret 2021.

Di sisi lain, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut dirinya masih menjadi orang nomor satu di partai berlambang mercy.

Menurutnya, KLB di Sumatera Utara adalah ilegal.

"Kami secara khusus mengundang rekan-rekan wartawan untuk hadir dalam konferensi pers yang saya sampaikan langsung dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang sah," tegas AHY saat jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat.

AHY juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly untuk tidak mengesahkan kepengurusan dari KLB di Sumut tersebut.

Tak hanya itu, AHY menegaskan sudah siap menempuh jalur hukum dan melaporkan semua pihak yang terlibat dalam KLB tersebut.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved