Berita Denpasar
Setahun Nganggur Akibat Pandemi, 600 Siswa Antre untuk Mendapat Layanan Bus Sekolah di Denpasar
Meskipun bus tersebut menganggur, akan tetapi antrean siswa yang mendaftar untuk mendapat layanahn bus ini mencapai 600 siswa.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dikarenakan pandemi Covid-19, 14 bus sekolah milik Pemkot Denpasar pun nganggur.
Pasalnya, selama setahun ini tak ada lagi pembelajaran tatap muka di sekolah.
Meskipun bus tersebut menganggur, akan tetapi antrean siswa yang mendaftar untuk mendapat layanan bus ini mencapai 600 siswa.
Kepala UPT Transportasi Darat, Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Dewa Ketut Adi Pradnyana mengatakan, 600 siswa yang melakukan pendaftaran tersebut belum diverifikasi.
“Masih tetap membludak walaupun saat ini masih belum mulai sekolah tatap muka,” kata Dewa Adi, Senin 8 Maret 2021.
Pihaknya mengaku belum melakukan verifikasi dikarenakan belum ada informasi terkait pelaksanaan sekolah tatap muka dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar.
Baca juga: Serahkan Bus Sekolah, Agung Toyota Mendukung Program Pendidikan di Bali
Baca juga: Denpasar Terima 1 Bus Sekolah Bantuan CSR, Masih Kurang 15 Bus untuk Layani Semua Trayek
Baca juga: Dishub Denpasar Miliki 13 Bus, 400 Siswa Antre untuk Mendaftar Jasa Bus Sekolah saat Pandemi
Pihaknya menambahkan baru bisa menerima pendaftaran kembali setelah ada kejelasan untuk dilakukan sekolah tatap muka.
Menurutnya, Dinas Perhubungan Kota Denpasar sempat punya rencana untuk melayani outhing saat masa pandemi ini untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
Tetapi, kondisi masih belum memungkinkan untuk kegiatan tersebut.
“Ada rencana outhing tetapi kami kembali melakukan kajian jangan sampai ada kluster sekolah. Sehingga kami tunda dulu sebab guru-guru yang mendampingi juga wajib harus sudah di vaksinasi. Kalau belum, kami tidak akan membuka kegiatan apapun termasuk antar jemput siswa,” katanya.
Ia mengatakan, siswa yang sudah terdaftar sebagai pengguna layanan bus sekolah sebanyak 800 orang.
Namun setelah dilakukan verifikasi, sebanyak 200 orang sudah tamat sehingga tersisa 600 siswa.
Dewa Adi menambahkan, 14 bus sekolah yang ada tersebut melayani Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Utara, dan sebagian Kecamatan Denpasar Barat.
Selama masa pandemi ini petugas hanya bisa melakukan perawatan terhadap bus tersebut tanpa digunakan untuk kegiatan apapun.
“Sudah satu tahun hanya pemeliharaan saja, soalnya kan tidak ada sekolah yang buka. Sempat diminta untuk digunakan menjemput orang tanpa gejala (OTG) tetapi kami tidak berikan karena takutnya stigma orang tua karena sempat jemput OTG jadi mereka takut untuk naik bus,” katanya. (*)