Corona di Bali
Ubud Jadi Pilot Project Pembukaan Pariwisata, Polres Gianyar Antisipasi Klaster Covid-19 Hari Raya
Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali akan menjadi salah satu pilot project pembukaan pariwisata Provinsi Bali di tengah pandemi covid-19.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali akan menjadi salah satu pilot project pembukaan pariwisata Provinsi Bali di tengah pandemi covid-19.
Hal itu dikarenakan, Kabupaten Gianyar saat ini menyandang status zona hijau.
Namun di balik ini, Pemkab Gianyar dan Polres Gianyar memiliki pekerjaan berat, yakni memastikan usai Hari Raya Nyepi ini, tidak terjadi klaster Nyepi, dan status zona hijau ini bertahan sampai vaksinasi massal dilakukan.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Rabu 10 Maret 2021, sebagai pilot project pembukaan pariwisata di tengah pandemi dengan menyandang status zona bebas covid, Kecamatan Ubud akan digelontorkan 100 vial vaksin.
Baca juga: Sering Berinteraksi dengan Masyarakat, Anggota Polres Gianyar Laksanakan Vaksinasi Covid-19
Namun dalam hal ini, dari delapan desa/kelurahan di Ubud, Pemkab Gianyar akan memilih empat desa sebagai zona bebas covid-19.
Di antaranya, Kelurahan Ubud, Desa Petulu, Desa Kedewatan dan Desa Sayan.
Dipilihnya empat kawasan tersebut, lantaran di sana terdapat banyak hotel berbintang.
Dalam vaksinasi massal ini, yang divaksin bukan hanya warga di empat desa ini. Tetapi juga para pekerja pariwisata di hotel, restoran dan sebagainnya ini juga akan divaksin oleh pemerintah, meskipun mereka bukan warga Gianyar.
Per Maret ini, Pemkab Gianyar masih melakukan pendataan jumlah pekerja yang akan divaksin.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra menegaskan, dalam mewujudkan Ubud Zona Bebas Covid-19 sampai pariwisata dibuka, pihaknya membutuhkan dukungan semua elemen.
"Sangat dibutuhkan kerjasama, apalagi dalam momen Nyepi. Mari lakukan apa yang diputuskan dalam rapat kemarin, sebab kita tak ingin, usai Nyepi jumlah kasus kembali membeludak, sehingga rencana kita dalam memulihkan ekonomi jadi berantakan," ujar Mahayastra.
Mahayastra menegaskan, meskipun pilot project zona bebas covid-19 hanya dilakukan di Kecamatan Ubud, dan fokus pada empat desa.
Namun, ia meminta semua desa dan kecamatan lainnya tidak mengendurkan semangatnya dalam memerangi covid-19.
Sebab, jika Ubud sukses bebas covid-19 dan pariwisata bisa dibuka, maka kebaikan akan merambat ke daerah sekelilingnya.
Baca juga: Ekonomi Terpuruk, Bupati Gianyar Manfaatkan Kemitraan Dengan Swasta Untuk Bantu Warga
"Mari bersatu, jangan saling menyalahkan. Saat ini pendataan vaksinasi massal di Ubud sudah dilakukan.
Mudah-mudahan secepatnya bisa selesai. Kita sudah berbulan-bulan puasa pendapatan, sudah berbulan-bulan masyararakat hidup tidak menentu.
Maka dari itu, situasi yang sudah mengarah ke hal baik, harus terus kita pertahankan dan tingkatkan," tandasnya.
Kabag Ops Polres Gianyar, Kompol I Wayan Latra mengatakan, saat ini pihaknya memberikan perhatian penuh terhadap perayaan Hari Raya Nyepi. Sebab pihaknya tidak ingin, usai Nyepi, jumlah kasus positif covid-19 kembali bertambah.
"Supaya program pemerintah membuka Ubud bisa segera berjalan. Jangan sampai habis Nyepi, muncul lagi klaster baru. Maka rencana kita memulihkan ekonomi akan sulit," tandasnya.
Seperti diketahui, dalam upacara melasti, pelaksanaannya dilakukan secara ketat. Secara umum masyarakat diminta untuk ngubeng.
Jika desa adat tersebut dekat pantai, maka diperbolehkan ke pantai, dengan catatan prosesi hanya dilakukan prajuru dan pemangku.
Sementara saat Pengerupukan, dilarang mengarak ogoh-ogoh.
Sementara usai Nyepi atau Ngembak Gni, masyararakat diharapkan tidak ke pantai dalam menyucikan diri.
"Kami tidak bisa sendiri, dibutuhkan peran serta masyarakat. Hindari kerumunan dulu. Apalagi saat ini covid sudah agak terkendali.
Kita harus berpikir orang di depan kiri kanan itu positif covid-19, sehingga kita takut ke keramaian. Kecuali ada yang penting, kalau hanya kongko-kongko, kami minta jangan (ke pantai)," tandasnya. (*)