Penumpang Pesawat Lolos Setelah Bujuk KKB Papua, Tak Semua Lapangan Udara Dijaga TNI/Polri
Penumpang dan pilot pesawat korban sandera KKB Papua berhasil lolos setelah membujuk para pelaku yang berjumlah 30 orang.
TRIBUN BALI. COM, PAPUA-Penumpang pesawat korban sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua berhasil lolos setelah membujuk para pelaku yang berjumlah 30 orang dengan senjata lengkap.
30 KKB Papua menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air PK-BVY pada Jumat 12 Maret 2021.
Mereka disandera saat mendarat di sebuah lapangan terbang di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.
Cara pilot dan tiga penumpang bisa lepas dari sanderaan KKB Papua ternyata cukup sederhana. Yakni dengan cara dibujuk.
Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Biak Brigjen TNI Iwan Setiawan seperti dilansir dari Kompas.com. menyampaikan, KKB Papua membebaskan pilot dan para penumpang setelah ada bujukan dari salah satu penumpang
Pilot pun kembali dengan pesawat Susi Air ke Timika dengan selamat.
”Aksi teror ini untuk mengintimidasi para pilot pesawat (yang terbang) ke daerah-daerah pedalaman di Papua.
Padahal, masyarakat sangat membutuhkan jasa transportasi udara untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari,” ujar Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Biak Brigjen TNI Iwan Setiawan.
Penyemlnderaan ini berlaku tak lama. Saat ini TNI dan Polri tengah memburu para pelaku.
Iwan mengatakan, pesawat perintis yang dipiloti Kapten John Terrence Hellyer yang merupakan warga negara Selandia Baru ini dari Timika tiba di Distrik Wangbe pada pukul 06.20 WIT.
Lapangan terbang Wangbe berjarak 47 kilometer dari Ilaga, ibu kota Puncak, dan belum terdapat jaringan telepon serta internet di sana.
Sesudah pendaratan, sekitar 30 anggota KKB Papua yang menyatakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka atau OPM mendatangi pesawat.
Mereka pun menyandera pilot dan tiga penumpang di bawah todongan dua senjata laras panjang.
Mereka mengancam pilot agar tidak boleh mengangkut anggota TNI dan Polri.
Mereka juga menyampaikan rasa kecewa karena tidak mendapatkan dana desa dari aparat kampung setempat,” ungkap Iwan.
Aksi teror ini untuk mengintimidasi para pilot pesawat (yang terbang) ke daerah-daerah pedalaman di Papua.
Padahal, masyarakat sangat membutuhkan jasa transportasi udara untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.
TNI-Polri diinstruksikan untuk mengejar para pelaku yang sempat menyandera pilot dan para penumpang pesawat Susi Air di Distrik Wangbe.
”Anggota kami akan menggelar patroli secara rutin di lokasi-lokasi obyek vital, seperti lapangan terbang.
Tujuannya, untuk mencegah aksi kelompok tersebut yang ingin menghambat pelayanan transportasi udara di Puncak,” katanya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pilot pesawat Susi Air berhasil tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, sekitar pukul 09.00.
Pilot dalam kondisi sehat dan tidak ada barang yang dirampas KKB.
Para pelaku memanfaatkan ketiadaan pos polisi di lapangan terbang Wangbe.
Sebab, fasilitas tersebut bukan infrastruktur resmi untuk melayani angkutan penerbangan komersial.
"Lapangan terbang ini sering digunakan para misionaris,” tutur Ahmad.
Ia mengimbau para pelaku usaha jasa transportasi udara yang melayani penerbangan ke wilayah pedalaman Papua agar lebih berhati-hati. Sebab, tidak semua lapangan terbang dijaga pihak kepolisian.
Tiga kali aksi teror
Total sudah terjadi tiga kali aksi teror KKB Papua terhadap awak pesawat sejak awal tahun ini.
Sebelumnya, KKB Papua membakar pesawat perintis PK-MAX di lapangan terbang Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga, Intan Jaya, Papua, pada 6 Januari 2021.
Pilot pesawat, yakni Alex Luferchek asal Amerika Serikat, selamat meski sempat syok.
Aksi berikutnya, pada hari yang sama, KKB Papua menembaki helikopter operasional milik PT Freeport Indonesia di areal tambang PT Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura, Mimika.
Insiden ini menyebabkan kebocoran tangki bahan bakar helikopter.
Terdapat sebuah lubang kecil di bagian bawah helikopter, yang diduga lubang bekas peluru, di dekat pintu penumpang bagian kiri. Tiga awak pesawat berhasil selamat dalam insiden ini.
Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), Sebby Sambom, saat dihubungi Kompas, menyatakan, pihaknya terlibat dalam aksi penyerangan pesawat di Mimika dan Intan Jaya.
Ia menegaskan, OPM akan terus menyerang pesawat dan helikopter sipil karena dicurigai sebagai modus untuk membawa aparat TNI-Polri.
”Pesawat atau helikopter menjadi target utama ketika melintas atau mendarat di wilayah operasi kami.
Kami akan terus menyerang jika pihak pemilik pesawat tetap melanggar peringatan kami,” kata Sebby.(*)