Corona di Bali
Waktu Pembentukan Antibodi Beragam, Penerima Vaksin Covid-19 di Badung Diminta Tetap Patuhi Prokes
Meski sudah mengikuti vaksinasi covid-19, masyarakat di Badung di minta tetap melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan (Prokes).
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Meski sudah mengikuti vaksinasi covid-19, masyarakat di Badung di minta tetap melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan (Prokes).
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran kasus pasca vaksin.
Pembentukan antibodi sendiri pada pasca vaksin Covid-19 memerlukan waktu hingga 28 hari.
Bahkan imunisasi itu pun dilakukan setelah vaksinasi selama dua kali.
Baca juga: Bangun Kepercayaan Wisatawan, Wakil Ketua DPRD Bali Harap 70 Persen Masyarakat Bali Divaksin
Kepala Dinas Kesehatan Badung dr. I Nyoman Gunarta tak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengatakan prokes itu perlu dilakukan untuk menepis stigma di masyarakat bawah penerima Vaksin Covid-19 akan terbebas dari penularan Virus Corona.
"Jadi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan adalah memasukan virus inaktif atau virus yang dilemahkan ke dalam tubuh.
Sehingga diharapkan terbentuknya imunitas tubuh secara alami," ujarnya Senin 15 Maret 2021.
Pihaknya pun meminta jangan sampai ada anggapan habis divaksin sudah lepas masker.
Sebab yang namanya manusia respons antibodinya beda-beda, ada cepat, ada lambat apalagi pada lansia.
Mantan Dirut RSD Mangusada itu lun mengakui, pembentukan antibodi pasca divaksinasi Covid-19 memerlukan waktu hingga 28 hari.
Imunitas pun akan terbentuk setelah vaksinasi dilakukan dua kali.
"Vaksin ini adalah dari virus inaktif dilemahkan, sehingga dibutuhkan dua kali dosis. Dan antibodi terbentuk bagus biasanya 21 hari atau 28 hari setelah suntikan kedua," jelasnya.
Semua itu pun akunya sudah menjadi standar Prokes harus tetap dilakukan agar terhindar dari penyebaran Covid-19.
Baca juga: Badung Tetap Tagih Piutang Pajak Daerah, meski Kondisi Pariwisata Belum Pulih
Terutama penggunaan masker tetap menjadi sesuatu yang mutlak.
"Jangan lepas masker karena bisa saja antibodi yang terbentuk tidak sesuai harapan. Jadi pemberian vaksinasi ibarat pemberian rompi anti peluru," bebernya
"Adanya vaksin ini kita diberikan rompi anti peluru, tapi bukan berarti kita bebas dari bahaya terkena tembakan bisa saja peluru menyasar kepala, jadi tetap waspada," imbuhnya
Dokter asal Desa Sibang Gede, Abiansemal Badung ini mengimbau semua pihak agar tidak takut dan berpartisipasi aktif dalam mensukseskan program ini.
Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI ) yang serius dialami oleh masyarakat pasca mendapatkan suntikan vaksin.
"Kami mengajak semua pihak agar jangan takut mengikuti program vaksinasi Covid-19, karena terbukti vaksin ini aman.
Selain itu tetap taat akan prokes agar terhindar dari virus," pungkasnya. (*)