Update Polisi Meninggal saat Kunjungan Jokowi di Bali: Tulang Punggung Keluarga itu Telah Pergi

Update Polisi Meninggal saat Kunjungan Jokowi di Bali: Tulang Punggung Keluarga itu Telah Pergi

KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi Polisi 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sejumlah karangan bunga dari instansi kepolisian tampak berdiri di sebuah jalan gang di Banjar Tatiapi, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali, Rabu 17 Maret 2021.

Di mana karangan bunga tersebut berisikan ucapan belasungkawa atas gugurnya  Aiptu Anak Agung Gde Putra, anggota kepolisian Polsek Ubud karena serangan jantung  dalam kegiatan pengamanan kunjungan Presiden Jokowi di Puri Agung Ubud, Selasa 16 Maret 2021.

Ya, gang tersebut merupakan jalan menuju rumah mendiang Aiptu Agung Putra. 

Pantauan Tribun Bali di lokasi, raut wajah para keluarga mendiang tengah menahan kesedihan.

Baca juga: Anggota Polisi yang Meninggal saat Kawal Jokowi di Ubud Sempat Pingsan dan Dapat Perawatan

Mereka dalam kondisi sulit. Sebab di satu sisi,mereka kehilangan sosok panutan.

Namun di sisi lain mereka harus ceria, lantaran dalam waktu dekat ini pihak keluarga akan menggelar piodalan di merajan atau upacara besar di tempat suci keluarga, yang sesuai kepercayaan harus dijalani dengan suasana keceriaan.

Anak Agung Gede Anom Suweta, adik mendiang mengatakan, pihaknya sangat kehilangan sosok yang baik.

Baca juga: Memang Miliki Riwayat Sakit Jantung, Polisi Yang Meninggal saat Kawal Presiden Jokowi di Ubud Bali

Selama ini, kata dia, meskipun yang bersangkutan disibukkan aktivitas mengabdi pda negara.

Namun beliau tidak pernah melupakan kewajibannya bermasyarakat.

"Sosok beliau itu baik. Suka bermasyarakat. Pihak keluarga sangat kehilangan," ujarnya.

Mendiang Aiptu Agung Putra meninggal dalam usia 55 tahun.

Meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Namun ia masih menjadi tulang punggung keluarga.

Dimana, kata Agung Suweta, beliau memiliki empat orang anak, tiga di antaranya masih mengenyam pendidikan.

Yakni, anak nomer dua masih kuliah, nomer tiga masih SMA dan terakhir masih SMP.

Sementara anak pertamanya sudah menikah.

"Dia tulang ounghung keluarga.
Anaknya sudah kawin satu,
Tapi beliau masih mensupport kebutuhannya.

Sementara anaknya yang lain masih kuliah, SMA dan SMP. Tanggungannya masih besar sekali," ujarnya.

Terkait upacara Pitra Yadnya untuk mendiang, kata dia,akan dilakukan di tempat kremasi.

Hal itu dikarenakan dalam waktu dekat ini pihak keluarga akan menggelar upacara piodalan di merajan. 

"Upacara kita kremasi. Langsung ngaben nyekah ngelanus langsung melinggih.

Alasannya di bulan yang sama kami akan mengadakan odalan di merajan.

Makanya mengambil tindakan tercepat. Biar semua bisa jalan," ujarnya. 

Terkait riwayat jantung yang diderita mendiang, Agung Suweta mengungkapkan hal tersebut berawal dari penyakit magh yang diderita mendiang sejak beberapa bulan lalu. 

"Magh awalnya, langsung drop dan diopname di RS Bhayangkara. Langsung diketahui penyakit jantung. Tapi beliau sudah bisa kerja seperti biasa," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved