Berita Denpasar

Nenek Sakit Dirubung Belatung, Bertahun-tahun Hidup Tanpa Lampu di Denpasar

Seorang nenek ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dengan baju dan celana dipenuhi belatung di Jalan Kartini No 74 Denpasar

istimewa / Damakesmas Denbar 2
Proses evakuasi nenek GSI di senuah rumah di Jalan Kartini, Denpasar, Bali, Selasa 23 Maret 2021 - Nenek Sakit Dirubung Belatung, Bertahun-tahun Hidup Tanpa Lampu di Denpasar 

Sementara saat ini, keponakan nenek tersebut telah datang ke RSUD Wangaya dan langsung menjaga nenek tersebut pada salah satu kamar rawat inap.

Bangunan ruko dua lantai dengan pintu regol berwarna coklat kusam dan penuh coretan cat pylox itu tampak tidak ada aktivitas, pada Rabu 24 Maret 2021 sore ini.

Hanya ada para penjual bunga yang menggelar lapaknya di sekitaran ruko bak bangunan tak berpenghuni di jalan satu arah itu, pasca penghuninya GSI (69) jatuh sakit dengan kondisi dipenuhi belatung, sehingga saudara yang biasa berjualan karpet di toko tersebut juga kini harus menjaga di RSUD Wangaya, tidak jauh dari lokasi.

Di samping ruko milik keluarga itu terdapat sebuah pintu masuk yang sudah dalam kondisi rusak, sehingga terlihat bagian dalam tempat dua bersaudara itu tinggal dengan kondisi bisa dikatakan tidak layak.

Dari lorong pintu masuk selebar kurang lebih 1 - 1,5 meter tersebut di dalamnya terdapat seperti blok beberapa bangunan rumah, namun tidak berpenghuni sehingga terkesan menyeramkan.

Ada tumpukan batu bata merah, dan lokasi di dalamnya seperti tidak terawat, begitu pula dari tampak depan bangunannya tampak atap plafon yang jebol dan berdebu.

Tak hanya itu, menurut penuturan penjual bunga di sekitar, keluarga ini selama bertahun-tahun hidup tanpa lampu penerangan.

"Setiap malam gelap tidak ada lampu penerangan sudah bertahun-tahun kondisinya seperti itu," terang penjual bunga di depan, Nyoman Sarji kepada Tribun Bali.

Berdasarkan data yang dihimpun, GSI hanya tinggal bersama saudara sekandungnya berinisial SA (58), keduanya belum berkeluarga, sementara orangtuanya sudah meninggal dunia dan diwariskan kepada dua bersaudara ini.

Selama ini dua bersaudara ini diberi makanan oleh sanak keluarga lain/keponakannya dengan dikirimkan.

Namun keponakan seringkali hanya menyampaikan makanan kepada sang adik di depan toko sehingga tidak mengetahui kondisi bibinya.

Nyoman Sarji menuturkan, bahwa terakhir kali melihat GSI sekitar dua bulan yang lalu.

GSI sendiri dikenal warga sekitar seperti mengidap gangguan kejiwaan.

"Saya melihat terakhir 2 bulan yang lalu, keluar jalannya berduyun-duyun, pakai tongkat, hanya duduk di depan saja, tidak ngobrol, duduk di depan sambil melihat jalan dan aktivitas penjual bunga, memang seperti ada gangguan kejiwaan," bebernya.

Toko Redjeki yang dikelola sang Adik SA biasa buka pukul 09.00 Wita sampai dengan 21.00 Wita.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved