Berita Bali

Jangan Sampai Masyarakat Takut, Penjagaan Gereja di Bali dan Kantor Polisi Diperketat

kepolisian Bali memperketat pengawasan di gereja-gereja jelang perayaan Paskah dan akses masuk-keluar ke markas kepolisian di wilayah Bali.

(Tribun Bali/Rizal Fanany)
Anggota kepolisian melakukan penjagaan saat umat Katolik menjalani ibadah Pekan Suci Minggu Palma di Gereja Katedral Denpasar, Minggu 28 Maret 2021. Pasca ledakan di Gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan, pihak kepolisian melakukan penjagaan ketat di areal Gereja - Jangan Sampai Masyarakat Takut, Penjagaan Gereja di Bali dan Kantor Polisi Diperketat 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasca aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan dan penembakan yang terjadi di Mabes Polri yang dilakukan terduga teroris, kepolisian Bali memperketat pengawasan di gereja-gereja jelang perayaan Paskah dan akses masuk-keluar ke markas kepolisian di wilayah Bali.

Dalam rangkaian Ibadah Masa Pekan Suci dan Paskah 2021 Gereja Katedral Denpasar diperketat.

Sekitar pukul 04.00 Wita, petugas dari satuan Brimob Polda Bali melakukan sterilisasi sebelum jalannya Misa Kamis Putih, Kamis 1 April 2021 pagi.

Misa pertama Kamis Putih dimulai pukul 06.00 Wita, dilanjutkan pukul 09.00 Wita, 12.00 Wita, 15.00 Wita, dan 18.00 Wita.

Baca juga: Pengamanan di Gilimanuk Jembrana Diperketat Pasca Peristiwa Bom Bunuh Diri di Makassar

Baca juga: FKUB Indonesia Mengutuk Aksi Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Bali Dorong Usut Tuntas

Baca juga: FKUB di Bali Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Pantauan Tribun Bali, berbeda saat Hari Minggu Palma, pekan lalu, pada Kamis Putih ini pengawasan diperketat.

Umat yang datang dicek bagasi kendaraan serta tas barang bawaan sebelum memasuki gedung gereja.

"Menyusul serangkaian aksi teror kejadian beberapa hari terakhir ini dan sesuai instruksi Kapolri untuk pengamanan tempat ibadah maka pada Hari Pekan Suci dan Paskah 2021 ini diperketat dengan pengamanan kepolisian," kata Ketua II Bidang Aksi Kemasyarakatan Dewan Pastoral Paroki (DPP) Gereja Katolik Katedral Denpasar, Vitalis Alexander kepada Tribun Bali, Kamis.

Terpisah, menjelang Paskah di Badung, personel Polres Badung ditugaskan menjaga di beberapa tempat ibadah, khusunya gereja.

Hal itu dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada umat yang ingin bersembahyang.

Tidak hanya gereja, Mapolres Badung juga diperketat, bahkan jumlah personel yang berjaga ditambah.

Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi SIK melalui Kabag Ops Kompol I Putu Ngurah Riasa, SIP menyebutkan, aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral tersebut dikhawatirkan bisa berdampak buruk terhadap situasi Kamtibmas yang selama ini sangat tenang dan kondusif di tengah pandemi Covid-19.

Kendati demikian dalam mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terulang lagi, pihaknya menurunkan personel melakukan penjagaan di gereja.

"Jangan sampai informasi yang menyesatkan terkait peristiwa tersebut menyebabkan masyarakat merasa ketakutan, terutama menjelang umat kristiani merayakan hari kematian Yesus Kristus," kata Kabag Ops Polres Badung, Kamis.

Putu Ngurah Riasa mengatakan patroli dialogis yang difokuskan di tempat-tempat ibadah akan memberi rasa aman kepada masyarakat. Pihaknya menurunkan 4 sampai 5 personel untuk menjaga setiap gereja di Badung.

"Kita sterilkan dulu sebelum acara. Sehingga personel dan panitia melakukan pemeriksaan dengan ketat kepada umat yang ingin masuk ke gereja," bebernya.

Lebih lanjut, Kabag Ops menjelaskan, patroli ini sebenarnya rutin dilakukan, namun kali ini patroli akan lebih ditingkatkan demi memberi rasa nyaman kepada masyarakat.

"Jadi personil yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan (PAM) untuk tempat ibadah berjumlah 205 personil. Berbeda dari sebelum ada kejadian berjumlah 140 personil. Sehingga sekarang ada peningkatan 65 personil," katanya.

Di Buleleng, pengamanan di seluruh gereja juga diperketat serangkaian hari Paskah.

Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol AA Wiranata Kusuma, mengatakan, ada sekitar 500 personel yang dikerahkan untuk mengamankan serangkaian hari Paskah.

Pengamanan itu dilakukan di 53 gereja yang ada di Buleleng, bersinergi dengan anggota TNI serta Pecalang.

Pengamanan bahkan sudah dimulai pada Kamis sore, mengingat umat kristiani mulai melakukan ibadah Misa Kamis Putih.

Mantan Kapolsek Kota Singaraja ini menyebut, pengamanan di masing-masing gereja akan dibagi menjadi tiga ring.

Ring pertama, berada di dalam gereja. Ring dua, berada di sekitar halaman gereja. Ring tiga, di areal parkir gereja.

“Jadi untuk gereja yang kecil seperti rumah ibadah itu jumlah personelnya 4 orang, dibantu TNI dan Pecalang. Sementara di gereja-gereja besar, pengamananya dilakukan 10 personel juga dibantu oleh TNI dan Pecalang. Bahkan personel dari Dalmas juga akan bergerak,” terangnya.

Dalam menyambut hari Paskah ini, Kompol Wiranata juga menyarankan kepada umat kristiani agar tidak membawa tas saat masuk ke dalam gereja.

“Kalau bawa tas kan pasti diperiksa. Barang-barang yang ada di dalam tasnya dicek satu per satu. Kalau tidak bawa tas kan akan jauh lebih enak, umat juga tidak akan merasa terganggu, karena petugas hanya cukup melakukan pemeriksaan badan. Jadi kami imbau umat hanya cukup membawa Alkitab saja,” jelasnya.

Sementara disinggung terkait pengamanan di Mapolres Buleleng pasca terjadinya penyerangan di Mabes Polri, Kompol Wiranata mengaku hanya dilakukan sesuai SOP.

“Pengamanannya tidak terlalu khusus. Kami tidak ingin mempertegang suasana,” ujarnya.

Di Bangli, Kapolres Bangli, AKBP Agung Dhana Aryawan menyebutkan, pihaknya meningkatkan kegiatan patroli di tempat-tempat vital, khususnya di tempat ibadah, mulai dari gereja, masjid, termasuk juga pura yang ada pratima-nya.

"Selain itu besok dalam pengamanan Paskah akan dilakukan penebalan personel. Dari yang awalnya 9 orang di satu gereja, kini kita tingkatkan menjadi 15 personel untuk satu gereja. Dengan situasi seperti ini kan ada peningkatan intensitas situasi. Jadi kita tebalkan untuk personelnya," ucap Kapolres.

Dikatakannya, untuk pengamanan serangkaian dengan hari Paskah, personel yang bertugas akan dibagi menjadi tiga lapis.

Mulai dari pengawasan pengguna jalan yang akan masuk, pemeriksaan barang bawaan dengan metal detector, serta pengamananan di tempat ibadah.

Disinggung potensi tingkat kerawanan di Bangli terhadap aksi teror, mantan Kapolres Mappi, Papua itu mengatakan pada perinsipnya semua daerah berpotensi.

Oleh sebab itu Kapolres mengajak agar masyarakat tetap tenang, tidak perlu takut, dan tetap waspada.

"Salah satu kewaspadaan kita adalah memberdayakan wajib lapor kepada desa atau desa adat, ketika ada warga asing dari luar desa yang masuk. Pasca kejadian di Makassar kita juga sudah melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk Bangli," tandasnya.

Selain itu, pintu masuk Polres Bangli kini hanya difungsikan satu titik saja.

Para pengunjung pun wajib dicek barang bawaannya oleh petugas, sebelum diizinkan masuk ke areal Polres Bangli.

Pagar pintu masuk sebelah timur polres Bangli atau bagian Satuan Lalu Lintas telah ditutup dan digembok.

Pada pagar tersebut juga dipasangi arahan untuk melewati pintu depan atau pintu masuk sebelah selatan.

Ayah Teduga Teroris Kaget

Orangtua ZA, mengaku tak mengetahui aktivitas anaknya saat berada di luar rumah.

Termasuk soal aktivitasnya, aktif dalam kegiatan dan menggunakan airgun.

Hal ini diungkap Ketua RT 08/RW 06 Gang Taqwa Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Tioria saat bertanya langsung kepada orangtua ZA, Ali. ZA selama ini tinggal bersama orangtuanya di Gang Taqwa tersebut.

Tioria mengungkap, Ali dan pihak keluarga baru tahu ZA aktif dalam kegiatan menembak setelah kejadian penyerangan di Mabes Polri.

Saat itu, keluarga tahu dari akun media sosial ZA yang menampilkan foto-foto menembak.

"Baru tau almarhum (aktif main Airgun, Red) di Instagram. Itu juga setelah kejadian," tambahnya.

Sementara, Ali menduga kalau ada yang menjemput dan menjerumuskan anaknya hingga nekat melakukan aksi teror itu.

"Ada yang jemput dia, enggak mungkin dia kaya gitu. Ada yang nuntun dia. Itu pasti ada yang ngasih, enggak mungkin main tembak-tembakan," ucap Tioria menirukan jawaban Ali saat ditanya terkait kepemilikan Airgun.

Kepolisian masih terus mendalami kasus penyerangan Mabes Polri yang dilakukan oleh ZA. Aksi ZA menyerang Mabes Polri merupakan inisiatif dirinya sendiri atau istilah lainnya Lone Wolf.

"Iya ZA. Tidak ada (pelaku lain), walaupun sekali lagi Densus mendalami proses tersebut," kata Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 1 April 2021.

Rusdi juga menjelaskan bagaimana ZA mendapatkan senjata api dalam melakukan aksinya, pada Rabu 31 Maret 2021 sore.

"Mereka mendapat itu semua, sekarang ini kan internet luar biasa. Apa pun dari internet dari media sosial semua bisa dia dapatkan," katanya.

ZA diketahui sempat lolos dari pemeriksaan kepolisian yang berjaga di pos jaga hingga masuk ke area Mabes Polri dengan membawa senjata api jenis pistol.

Menurut Rusdi, kemungkinan senjata api tersebut ditaruh di bagian tubuh ZA ketika mendatangi Mabes Polri.

"Ya itu yang masih kita dalami karena tersangkanya kan ZA meninggal dunia dia. Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah di pinggang atau di mana ya dan itu kenyataan memang lolos dari penjagaan," katanya.

Rusdi juga memastikan, akan meneliti soal alasan ZA di-dropout dari kampusnya.

AZ merupakan mantan mahasiswi yang dropout pada semester lima.

"Kita meneliti lagi, mendalami penyebabnya ketika semester V harus meninggalkan kampus," katanya.

"Berdasarkan profiling maka yang bersangkutan adalah tersangka lone wolf yang berideologi radikal ISIS yang dibuktikan postingan di sosial media. Mantan mahasiswi di salah satu kampus dan DO semester 5," kata Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu 31 Maret 2021.

Selain itu dalam penyelidikan, petugas juga kata Listyo menemukan surat wasiat yang dibuat pelaku sebelum beraksi.

Selain itu juga ditemukan pesan dalam grup WhassApp keluarga pelaku yang isinya akan pamit.

"Ditemukan juga surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit," katanya.

Mantan narapidana teroris, Nasir Abbas menilai, rangkaian aksi teror itu memiliki kesamaan, yakni pelaku melakukan pengkafiran kepada Muslim yang lain.

Mantan Ketua Mantiqi II kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI) ini mengatakan, kesamaan tersebut terlihat dari surat wasiat yang ditulis para pelaku.

"Akhirnya terungkaplah identitas dia (pelaku) dan kemudian ditemukan surat wasiat. Saya sempat membaca, dari situ bisa dilihat bagaimana kuatnya indoktrinasi yang tertanam dalam diri pelaku," kata Nasir, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV.

Nasir menemukan ada kesamaan atau satu pemahaman dari para pelaku untuk melakukan aksinya.

Para terduga teroris itu, lanjut Nasir, memiliki kesamaan mengkafirkan muslim lainnya. Juga menganggap pemerintah adalah musuh mereka.

(tribun network/yud/den/kompastv)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved