Jokowi: Segera Bangun Jembatan yang Putus dan Pulihkan Jaringan Komunikasi di NTB dan NTT
Jokowi: Segera Bangun Jembatan yang Putus dan Pulihkan Jaringan Komunikasi di NTB dan NTT
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA- Presiden Jokowi merespon banyak infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir bandang dan angin kencang di NTT.
Jokowi memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk diketahui berdasarkan data awal BNPB, siklon tropis Seroja yang menyebabkan banjir Bandang di NTT telah menyebabkan 5 jembatan terputus. Selain itu sejumlah ruas jalan yang menjadi akses warga juga rusak.
Baca juga: UPDATE Banjir Bandang di NTT: Kapitan Corebima Hilang Misterius Setelah Selamatkan Warga
"Ini pak menteri (PUPR) lagi, untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak saya melihat ada beberapa jembatan yang roboh akses jalan juga," kata Jokowi dalam rapat terbatas penanganan bencana di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (6/4/2021).
Presiden mengatakan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan tersebut akan mempercepat penyaluran logistik ke lokasi bencana yang hingga Senin kemarin terhambat karena sulitnya akses.
"Distribusi logistik dan BBM sehingga ini bantuan dapat segera tersalurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana," katanya.
Baca juga: Penanganan Bencana Banjir di NTT dan NTB, Ribuan Personel TNI dan Kapal Adri Dikerahkan
Tidak hanya infrastruktur Jalan dan Jembatan, presiden juga meminta jajarannya untuk memulihkan jaringan listrik dan internet yang putus di wilayah terdampak bencana.
Sebelumnya Banjir bandang yang melanda Flores Timur (Flotim) pada Minggu Dini hari, (4/4/2021) telah menyebabkan lima jembatan putus. Tidak hanya jembatan, banjir juga menyebabkan rumah warga rusak tertimbun lumpur.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, siklon tropis Seroja ini berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota di NTT.
Ada pun wilayah yang terdampak antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.
Raditya juga menyebutkan, bahwa ada total 128 warga yang meninggal dunia akibat bencana tersebut.
"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12," kata Raditya dalam keterangan pers resmi BNPB, Selasa (6/4/2021).
Selain itu, ia juga mengupdate data terkait total korban hilang yang mencapai mencapai 72 orang.
Yakni, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 unit rusak berat, 1 rusak ringan dan 84 unit lain terdampak. Rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut.