Human Interest Story
Tiga Bersaudara Yatim Piatu di Karangasem Disebut Sudah Dapat Bantuan Pemerintah, Tapi Tak Mencukupi
Kondisi tiga bersaudara asal Banjar Muntigunung, Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali sangat menyedihkan.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Kondisi tiga bersaudara asal Banjar Muntigunung, Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali sangat menyedihkan.
Perbekel Desa Tianyar Barat, Agung Pasrisak Juliawan, mengatakan kehidupan tiga bocah asal Muntigunung Tengah memang memprihatinkan. Serba kekurangan.
Kondisi ketiga bocah tersebut memprihatinkan setelah ditinggal kedua orang tuanya.
Saat itu orang tuanya, ayah dan ibu, menderita sakit yang tidak kunjung sembuh.
Baca juga: Kisah Pilu Tiga Bersaudara Yatim Piatu Asal Karangasem, Biasa Hanya Makan Nasi Putih Tanpa Lauk Pauk
Ditambah lagi kepergian kakak tertua yang menderita epilepsi dan gangguan pencernaan (lambung).
Beban serta tanggung jawab setiap harinya dipikul ketiga anak tersebut.
"Tiga bocah yang ditinggal oleh dua orang tuanya serta kakaknya termasuk keluarga yang tak mampu (miskin).
Tiap harinya dia mengandalkan dari pemberian keluarga dan tetangganya," ungkap Agung Pasrisak Jualiawan, Rabu 7 April 2021.
Pihaknya mengatakan, tiga bersaudara ini sudah mendapat bantuan dari pemerintah.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Pemuda Pancasila ini mengungkapkan, bantuan yang didapat yakni program keluarga harapan, bantuan pangan non tunai (BPNT) setiap bulan, BPJS Kesehatan, dan bantuan lainnya.
Bantuan ini diberikaan beberapa tahun lalu, sebelum orang tuanya meninggal. Hingga kini juga masih didapat.
"Seandainya ada program baru dari pemerintah pusat dan daerah pasti akan kita usulkan. Ketiga bocah ini merupakan warga yang tidak mampu.
Makanya menjadi prioritas jika ada bantuan pemerintah. Warga Tianyar Barat jumlahnya sekitar 5.000 KK. Yang dinyatakan KK miskin perkiraan 500 KK," imbuh APJ, sapaan Pasrisak.
Ditambahkan, tiga anak ini juga sudah mendapat bantuan dari beberapa donatur dan komunitas. Seperti memberi sembako, memperbaiki rumah, serta rencana menanggung biaya pendidikannya.
"Kemarin dari komunitas sempat memperbaiki atap serta dinding rumahnya. Dan memberikan bantuan sembako," akui Pasrisak.
Baca juga: Sekitar 4 Ribu Kepala Keluarga di Karangasem Bali Belum Miliki Rumah
Sebelumnya, sepupu ketiga bocah tersebut, I Gede Andi mengutarakan hal sama.
Ni Komang Desi, Ketut Pait, serta adiknya Wayan Dika sudah dapat bantuan dari pemerintah.
Tetapi bantuan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan setiap harinya didapatkan dari pemberian keluarga dan tetangga.
"Tiga bocah ini hidup serba kekurangan. Kebutuhan hidup tiap hari serba pas-pasan. Beras kadang tidak ada sama sekali. Apalagi lauk pauk. Biasanya mereka mengandalkan dari pemberian keluarga dan orang lain. Kadang kakaknya terpaksa berjualan masker dan tissue di perempatan jalan di Denpasar bersama bibinya,"jelas Andi.
Kata Gede Andi, Ni Komang Desi berjualan masker serta tissue setelah di tinggal orang tuanya.
Mereka tak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kecuali dengan berdagang di Denpasar.
Biasanya Ni Komang Desi berangkat ke Denpasar bersama bibinnya yang juga kerja sebagai dagang.
Kadang naik angkutan sendirian.(*)
Artikel lainnya di Berita Karangasem