Sejarah Masjid As-Syuhada Kampung Bugis Serangan Dan Jejak Kedatangan Warga Bugis di Bali
Ia sendiri mengaku merupakan keturunan ke 4 dari keluarga yang menetap di Kampung Bugis Serangan ini.
Penulis: Harun Ar Rasyid | Editor: Eviera Paramita Sandi
Selain menyelenggarakan ibadah salat Fardhu dan salat Jumat, kegiatan yang diselenggarakan di masjid ini dalam keadaaan normal sebelum pandemi adalah menyelenggarakan kegiatan hari besar Islam.
Mulai menyelenggarakan dakwah Islam/Tabliq Akbar, pengajian rutin, kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf.
Masjid yang menjadi peninggalan sejarah ini tidak terlepas dari masyarakat Bugis yang menetap di Kampung Bugis Serangan.
Pak Syukur menjelaskan bahwa sejauh yang Ia ketahui, masyarakat Bugis sudah berada di wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Serangan ini sudah dari abad ke 17.
"Yang saya tahu dari buku sejarah, masyarakat bugis sudah ada di sini dari abad ke 17," jawabnya.
Total jumlah penduduk yang tinggal Kampung Bugis Serangan ini sekitar kurang lebih 400 jiwa.
Untuk kepala keluarga yang mendiami wilayah kampung Bugis ini yang Ia tahu sekitar 90-100 Kepala Keluarga (KK).
Namun jumlah 400an penduduk yang tinggal di Kampung Bugis tersebut tidak semuanya merupakan orang Bugis, namun ia menyatakan mayoritas penduduk memang berasal dari Bugis. (*)