Kapal Selam Hilang Kontak

Jika Tidak Blackuot, Oksigen KRI Nanggala-402 Bisa Tahan Sampai 5 Hari

Jika dalam kondisi black out, oksigen di dam KRI Nanggala-402 dapat bertahan selama 72 jam atau hanya bertahan hingga Sabtu 24 April 2021 dinihari tad

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: M. Firdian Sani
pixabay
Ilustrasi kapal selam - Jika Tidak Blackuot, Oksigen KRI Nanggala-402 Bisa Tahan Sampai 5 Hari 

Dengan ditemukannya sejumlah serpihan diduga kuat merupakan bagian dari KRI Nanggala-402, gambarannya adalah kapal selam itu terjadi keretakan.

"Dengan peralatan serpihan yang sudah keluar ini terjadi keretakan. Karena memang terjadi tekanan kedalaman yang sekian dalamnya 700 sampai 800 meter, tentunya ini akan terjadi keretakan terhadap kapal sel tersebut. Sehingga barang-barang ini terbukti barang-barangnya bisa keluar yang mana barang ini sebenarnya berada di dalam," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Sabtu 24 April 2021 di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai.

Apalagi ditemukannya barang serpihan berupa backbone yang ini merupakan penahan atau pelurusnya torpedo shot ini bisa keluar berarti terjadi keretakan yang sangat besar.

Titik koordinat KRI Nanggala-402 yang masuk fase sub-sunk bergeser dari tenggelamnya itu sekitar 2 mil, dan sekarang ini titik koordinat itu ditindaklanjuti oleh KRI Rigel dibantu HMAS Ballarat milik Australia.

TERKINI, Kapal Selam KRI Nanggala 402 Kemungkinan Alami Keretakan Besar, Badan Kapal Turun 800 Meter

Kasal menegaskan kembali bahwa dengan ditemukannya serpihan-serpihan dari KRI Nanggala-402 itu terjadi keretakan bukan ledakan.

"Keretakan. Bukan ledakan, kalau ledakan sudah ambyar semuanya. Karena retakan ini jadi secara bertahap dibagian tertentu saat dia mulai turun pasti ini terjadi fase-fase mulai dari kedalaman 300, 400, 500 itu ada fase-fase retakan. Kalau ledakan pasti ini akan terdengar dan di sonar pasti terdengar kalau ledakan. Jadi bukan ledakan tapi lebih kepada retakan," tegasnya.

Lalu bagaimana nanti misi evakuasinya, pada International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO), atau organisasi koordinasi internasional untuk operasi penyelamatan kapal selam terdapat cara pertama dengan imboost yaitu dengan selang dimasukkan kedalam.

Di kapal selam itu seperti pipa-pipa yang bisa ditancapkan dengan selang pembungkus, dibungkus dengan ketebalan tinggi sehingga bisa naik kapal selamnya.

BREAKING NEWS: Serpihan Kapal Selam Nanggala 402 Ditemukan, Alas Sholat hingga Pelumas Periskop

Selain itu juga bisa dengan cara diangkat, Kapal MV Swift Rescue milik Singapura memiliki kapal selam mini seperti robotic untuk memasang peralatan dan mengangkat kapal selam.

"Tentunya ada cara-cara untuk itu dan sudah masuk kedalam ISMERLO. Mudah-mudahan kapal-kapal yang dikirim ke tempat kita dari luar negeri bisa mengevakuasi ini. Tentunya dengan resiko yang tinggi karena kedalamannya sampai 850 meter ada cara-cara tertentu untuk itu," jelas Laksamana TNI Yudo Margono.

Operasi pencarian dan proses evakuasi belum akan dibatasi sampai kapan tetapi akan dicek dan dievaluasi dari temuan-temuan yang ada sampai bisa melakukan evakuasi dengan beberapa cara yang sebelumnya disampaikan.

"Tetap akan kita upayakan untuk bisa dievakuasi, jadi saya tidak bisa menentukan kapan waktunya. Nanti tentunya akan kita bicarakan dari tim kita, baik tim kita baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri," imbuhnya.

Pesawat Pemburu Kapal Selam Mengudara di Laut Bali Pukul 16.00 Wita, Semoga Ada Titik Terang

Lalu bagaimana kondisi ke-53 awak KRI Nanggala-402 tersebut jika melihat awal temuan-temuan serpihan itu? Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan belum bisa menyimpulkan apa-apa.

"Kita tidak bisa menyimpulkan bagaimana kondisi korban dengan hanya melihat dari temuan ini. Karena belum ketemu untuk salah satu korban ataupun kapalnya tetapi baru ditemukan serpihan ini. Jadi kita tidak bisa menduga-duga seberapa kondisi korban dan sebagainya," ungkap Kasal.

Harapan kita nanti dengan dievakuasi nanti baru kita bisa tentukan kondisinya, karena tidak ada bukti serpihan dari korban jadi tidak bisa kita menduga selamat berapa maupun seberapa kondisinya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved